Bagian 18

19.6K 990 6
                                    

Cece terbangun dari tidurnya dengan perasaan kaget, yatuhan ia ketiduran. Tapi.. tunggu, bukannya ia tidur dilantai? Kenapa bisa diranjang. Apa... apa atasannya yang memindahkannya??

Cece memijat kepalanya, memalukan sekali, harusnya ia membantu Ibu Rose, ibu atasannya memasak untuk makan malam namun ia malah tertidur. Entahlah, ia sangat mengantuk, ditambah suasana kamar atasannya yang menenangkan, membuat ia semakin mengantuk.

Cece membuka mukena yang masih melekat di tubuhnya, lalu bergegas masuk ke kamar mandi namun tatapannya malah terpaku pada sprei yang terdapat noda darah. Ia juga melihat roknya yang juga sudah terdapat noda darah. Cece mengigit bibir bawahnya, yatuhan ia sedang PMS dan malah bocor di sprei atasannya.

"Aduhh... gimana ini...".

Nando yang baru keluar dari kamar mandi melihat Cece mondar mandir di ranjangnya. "Kenapa??" Tanyanya penasaran membuat Cece terperanjat kaget berteriak dan langsung menutup matanya.

"Aaaaa....."

Nando berlari membekap mulut sekretarisnya dengan tangan kanannya. "Jangan berisik Princes".

"Nando, kamu... a...." Rose dan Bagaskara mendobrak pintu kamar Nando saat mendengar suara teriakan dari kamar puteranya, Rose dan Bagaskara  mengerjapkan matanya melihat putera mereka yang hanya menggunakan handuk membekap bibir Cece. Nando refreks menjauhkan diri melepas bekapan di bibir Cece.

Rose berjalan mendekati keduanya sembari menatap tajam anaknya, hingga tatapannya beralih melihat sprei yang terdapat noda darah membuat Rose murka mengambil bantal memukul Nando.

"Ahh.. ampun Ma, kenapa Nando dipukul ya Tuhan". Nando berusaha menangkis pukulan mamanya. Berbeda dengan Cece yang berdiri kaku.

Bagaskara mencoba menangkap pergerakan istrinya "Tenang sayang, kamu kenapa memukuli Nando".

Rose menoleh menatap tajam suaminya lalu menunjuk noda darah diranjang anaknya membuat seluruh padang mata juga menatapnya. "Itu pa,, papa liat ada noda darah, lebih baik kalian berdua menikah saja kalau begini, kamu harus tanggung jawan Nando".

Nando menatap horor kedua orang tuanya, yang benar saja? Dia tidak melakukan apapun. Begitu pula Princess yang mendadak telinganya berdengung. Menikah?? Yang benar saja, bahkan dia baru saja menikah dengan Basmal. Ah ya Tuhan...

"Mohon maaf ibu, itu...".

"Princess, kamu tidak perlu membela anak saya". Desis Rose tajam.

"Ma, sumpah, aku gak ngapa-ngapain".

"Iya ibu, mohon maaf ini hanya kesalah pahaman itu..."

"Kalian berdua jangan ngeles ya, kalian pikir mama itu anak TK hah???" Rose berteriak marah.

"Ma, dengarkan penjelasan mereka dulu, Princess coba kamu jelaskan". Bagaskara menengahi mencoba berfikir positif akan putranya. Rose bersedekap menatap tajam putra dan sekretarisnya.

"Ibu, mohon maaf saya ketiduran, mulanya saya tidur dilantai, tapi saya tiba-tiba di atas ranjang dan...".

"Tuh kan paa....".

"Mama, Princess belum selesai bicara".

Nando melirik sekretarisnya, hah hancur sudah bagaimana ia akan bersikap pada Princess nanti karena sudah pasti ia akan ketahuan jika ia yang memindahkannya keranjang.

"Eum, saya terbangun dan sepertinya saya sedang PMS ibu". Ujar Princess memejamkan matanya.

Bagaskara, Rose dan Nando membelalak kaget.

"Maaf". Gumam Cece lirih menunduk takut sekaligus malu amat sangat.

Bagaskara dan Nando menghela nafas lega, sementara Rose mengerucutkan bibirnya. "Ahh,,, mama pikir kamu sudah mencoblos Princess" desahnya kecewa membuat Nando heran.

"Mama". Tegur Bagaskara.

"Nando, nanti kamu ambil pembalut sama baju dikamar mama ya, Nggak apa-apa Princess, biar nanti Bibi yang urus, jangan merasa bersalah gitu. Maaf yaa...". Rose mengelus lengan Cece yang masih menunduk.

Bagaskara dan Rose meninggalkan Nando dan Cece. Nando beralih mengenakan baju dengan cepat untung saja ia sudah menggunakan boxer dibalik handuknya, sementara Cece masih berdiri menunduk takut tidak berani menatap atasannya.

Nando keluar dari kamar menbambilkan apa yang mamanya perintahkan lalu segera memberikannya pada Cece.

"Ini, silahkan mandi dulu". Ujar Nando menyodorkan pembalut dan pakaian.

Cece memberanikan diri mendongak menatap atasannya dengan wajah memerah menerima pembalut dan pakaian yang disodorkan oleh Nando "Maaf.

Nando mengangguk.

"Biar nanti spreinya saya yang bersihkan".

"Tidak perlu, ada Bibi yang akan membersihkan".

"Tapi,,,".

"Saya atasan kamu, jadi kamu harus menuruti saya". Ucap Nando final lalu pergi dari hadapan Cece.

________________
Jangan lupa vote dan komennya☺

'PRINCƏSS (END) Where stories live. Discover now