Bagian 34

19.9K 1K 13
                                    

"Ini baru pertama kalinya saya melihat Tuan Basmal manja sekali." Ujar Bi Rara yang begitu gemas akan sikap majikannya yang biasanya begitu cuex dan dingin.

Cece melirik Bi Rara yang menatapnya dengan wajah senang.  "Bibi sejak kapan bekerja disini?" Tanya Cece penasaran

"Sudah satu tahunan nyonya,"

Cece mengangguk "apakah dia pernah membawa seorang wanita kerumah ini?" Mulut sialan, kenapa Cece malah menanyakan hal ini. Arghh, entahlah, mulut dia sangat gatal ingin menanyakan hal ini.

"Tidak pernah nyonya".

Cece memicingkan matanya.

"Sumpah demi Allah Nya, Tuan tidak pernah membawa wanita manapun kerumah ini".

Cece mengangguk percaya, sepertinya memang benar, Bi Rara tidak berbohong. Tapi, ada perasaan menjanggal dihati Cece, perihal kenapa Basmal terlihat dan berlagak mencintainya?. What?? Cinta?? Ahh tidak mungkin, tidak mungkin Basmal mencintai Cece.
_________________

"Lo kusut amat bro" Safir mengejek Basmal yang memang agak sedikit kusut dan terlihat emm... banyak fikiran.

"Diem, gue lagi pusing". Basmal memijat dahinya yang memang kepalanya berdenyut nyeri.

"Pusing kenapa sih?". Tanya Safir heran.

"Gimana caranya supaya Cece ngak pergi dari gue?" Ujar Basmal frustasi.

"Gitu doang, gampang".

Basmal menatap sahabatnya yang tersenyum misterius. "Gimana caranya?" Tanya Basmal penasaran.

"Hamilin lah". Sahut Safir enteng.

"Apa???" Basmal membelalakkan matanya menatap Safir.

Safir mengerutkan kening, agak heran dengan sikap Basmal yang terkejut. "Why?? Lo suaminya, dia istri lo, kok kayak kaget gitu? Jangan bilang lo belum pernah nyentuh istri lo sendiri?"

Wajah Basmal mendadak memerah.

Safir yang gemmas akan sikap Basmal melempar bolfen ditangannya kepada kepala Basmal membuat Basmal berdesis kesal. "Lo kaga nafsu gitu? Gila, ini Princess bro, cantik dan bahenol, gemoy-gemoy imut bikin naf..,"

"Jangan pernah lo membayangkan yang nga-nga soal istri gue". Desis Basmal kesal.

"Lo masih belum bisa nerima Cece?"

"Gue menerima apapun dalam hidupnya, cuma.. dia selalu ngejaga jarak dari gue."

"Ck, ya rayu lah bego, astaga, lo yang gentel dong". Safir berdecak kessal "Apa perlu gue ajarin?"

"Gausah, ajaran lo sesat semua". Ejek Basmal

Safir mendengus "Gini-gini gue setia ogeb".

"Setiap tikungan ada, gitu kan?"

"Kaga lah.. yakali, sialan lo".

_____________

Basmal baru tiba dirumahnya pukul 09.00 malam. Pekerjaan yang cukup banyak dikantor membuat ia pulang agak malam. Ia segera masuk kekamarnya dan melihat istrinya sudah tidur meringkuk layaknya bayi.

Dengan langkah pelan, ia mendekati Cece yang tidur dengan begitu damai. "Cantik banget istri aku". Ujar Basmal mengecup singkat kening Cece.

Basmal beralih membuka kemejanya namun tatapannya berhenti pada beberapa botol obat kecil yang tergeletak dimeja rias dekat dengan handfhone milik Cece. Ia melempar asal kemejanya dan meraih beberapa obat yang sangat asing untuknya.

Apa Cece sakit?? Sakit apa?? Dan untuk apa obat ini?

Basmal segera memotret beberapa obat tersebut, ia akan menanyakan pada temannya yang berprofesi sebagai dokter. Karena ia tahu, Cece tidak akan memberi tahunya.

_________________

Seusai mandi, Basmal membaringkan dirinya disamping Cece, memeluk Cece erat. Sungguh, ia sangat ketakutan, ia takut Cece kenapa-napa, ia tidak ingin kehilangan istrinya.

"Jangan tinggalin aku". Bisik Basmal serak.

"Sesek, jangan peluk-peluk saya". Cece melenguh saat tubuhnya terasa sesak karena pelukan Basmal dari belakang yang begitu erat.

"Maaf sayang". Basmal melonggarkan pelukannya. Ia tersenyum kala melihat Cece kembali tertidur dengan tenang.

"Gemes banget, kenapa kamu cantik banget si".

"Diam Basmal saya ngantuk".

Tangan Basmal beralih mengelus perut rata Cece, ia membayangkan jika didalam perut rata Cece ada seorang bayi yang meringkuk disana, pasti sangat menggemaskan. Saran Safir tidak salah, setelah dipikir-pikir, anak mungkin bisa mempertahankan Cece disisinya.

Perasaan takut akan kehilangan Cece setiap hari menghantuinya, ia takut jika Cece tiba-tiba pergi meninggalkan dirinya.

"Bisa ngak tangan kamu diam". Ujar Cece berusaha menyingkirkan tangan Basmal yang mengelus perutnya membuatnya geli.

"Kangen". Rengek basmal manja mengecup leher Cece.

Cece yang masih sangat ngantuk kembali melanjutkan tidurnya. Berbeda dengan Basmal yang masih terjaga sembari memeluk Cece dari belakang.

"Selamat tidur sayang, sayang banget sama kamu".

_________________
Makasi sudah membacaa ..jangan lupa vote dan komennya ya❤.

'PRINCƏSS (END) Where stories live. Discover now