Bagian 33

21.2K 1.1K 4
                                    

Cece duduk dengan tenang sembari melihat orang yang berlalu lalang dengan aktivitas mereka masing-masing. Lalu, tatapannya tertuju pada sepasang suami istri yang tampak begitu saling menyayangi. Ia melihat tatapan suaminya yang sangat memuja istrinya.

Ia juga ingin berada di posisi itu, tapi manusia menjijikkan seperti dirinya memang tidak akan layak mendapatkan itu. Cece menelan ludah dan memejamkan mata berusaha menghalau perasaan mencekik yang tiba-tiba datang menghampirinya.

Terkadang ia berpikir, kenapa dia memiliki kehidupan seperti ini. Ini sangat menyakiti dirinya. Tapi, ia menyadari bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian ini jika ia tidak sanggup. Meskipun memang rasanya menyakitkan.

"Kamu kenapa?" Tanya Basmal saat melihat istrinya terlihat melamun dan banyak diam.

Cece melirik Basmal yang tengah menatapnya karena mereka sedang berada dilampu merah.

"Saya baik-baik saja".

Basmal menghela nafas "mau makan diluar?" Tawarnya kemudian

"Saya ingin segera tidur".

"Ce...". Panggil Basmal yang dijawab gumaman pelan dari Cece.

"Apapun masalah kamu, kamu boleh menceritakannya, jadikan aku tempat untuk berkeluh kesah, aku sangat bersedia untuk itu".

Cece hanya diam, enngan membalas. Baginya, menjadikan Basmal tempat berkeluh kesah bukanlah jalan yang benar. Laki-laki itu begitu sadis menolak dirinya, begitu menyakitkan menghinanya menjijikkan. Lalu, setelah ia berkeluh kesah dengan Basmal, ia hanya akan terlihat menjijikkan dan menyedihkan. Begitu bukan?

______________

Basmal terdiam menatap wajah istrinya yang terlelap dengan tenang disampingnya. Sepulang dari kantor Cece membersihkan diri, makan malam lalu tidur. Sementara dirinya harus mengecek beberapa pekerjaan.

Basmal melihat jam sudah menunjukkan pukul 24.00 tapi ia masih terjaga melihat bagaimana damainya istrinya yang tertidur nyenyak.

"Aku takut". Cece mengingau dalam tidurnya membuat Basmal mendekatkan dirinya menyentuh tangan istrinya.

"Aku tidak begitu, aku tidak menjijikkan, tidak tidak".

Tatapan Basmal berubah menjadi sendu, ia melihat air mata istrinya mengalir saat ia masih memejamkan matanya. Basmal mengusap air mata istrinya dengan tangan bergetar.

"Maaf sayang, heii,, dengar, kamu tidak menjijikan, kamu tidak begitu, aku.. aku..". Basmal mengigit bibir bawahnya lalu bergerak memeluk Cece mengelus punggung istrinya yang tengah mengingau.

"Aku sayang banget sama kamu, maafin aku sayang,".

Bahu Basmal bergetar, ia menangis, menangisi betapa jahatnya dirinya. Ia menyakiti istrinya begitu dalam. Manusia menjijikkan yang sebenarnya adalah dirinya. Ia begitu sadis menyakiti istrinya dengan sikapnya yang keterlaluan.

Sekarang ia tahu, Cece memendam dan memeluk lukanya sendirian. Cece benar-benar sendirian, dan ia selalu membiarkan Cece sendirian.

"Maaf Princess," Ujar Basmal lirih sembari mengecup puncak kepala Cece penuh sayang.

________________

Basmal tersenyum hangat melihat istrinya memasangkan dasi dilehernya.

"Princess".

"Hmm".

"Kamu cantik". Ujar Basmal gemmas melihat istrinya sangat cantik dengan baju daster dan wajah naturalnya.

"Hmm".

"Aku sayang kamu".

"Hmm"

"Aku cinta kamu"

"Hmm"

"Kamu cinta aku".

"Hmm"

Cece membelalakkan matanya saat sadar apa yang Basmal katakan, ia mendongak melihat Basmal yang tengah senyum-senyum melihatnya membuat Cece ingin mencekik leher Basmal dengan dasinya.

"Saya gak cinta sama kamu, jangan mimpi".

"Iya sayang aku juga cinta sama kamu".

Cece memutar bola mata malas meninggalkan Basmal yang terkikik geli melihat Cece misuh-misuh keluar dari kamar. Astaga, istrinya benar-benar sangat menggemaskan.

"I love you sayang". Basmal berteriak membuat Cece semakin gondok. Entahlah dia merasa heran dengan Basmal yang semakin hari semakin sinting. Apakah dua tahun benar-benar merubah segalanya?

Jujur, Basmal terlihat sangat menyeramkan dimatanya. Pasalnya, ia berubah menjadi laki-laki manja dan merengek layaknya anak kecil pada ibunya. Tadi saja, saat ia meminta untuk dipasangkan dasi, Basmal benar-benar merengek mengikutinya kesana kemari membuat Cece mau tidak mau akhirnya memasangkan dasi Basmal. Meskipun sebenarnya ia teramat kesal ingin mencekik Basmal.

"Kamu makin gemes kalau lagi ngambek". Ujar Basmal yang sudah muncul sembari berbisik ditelinganya  membuat bulu kuduk Cece merinding.

"Aku laper".

Lihatlah, Basmal kembali merengek menarik tangan Cece untuk duduk dimeja makan yang sudah tertata makanan dengan lengkap.

"Makan". Sahut Cece singkat

"Suapin".

Cece menghela nafas kesal "Punya tangan?"

Basmal mencebikkan bibirnya "Punya tapi pengen disuapin".

"Astaga Basmal...".

Cece kembali pasrah menyuapi Basmal layaknya anak bayi. Ia yakin, sepertinya Basmal punya gangguan, sikap anehnya benar-benar membuat Cece bergidik ngeri. Sepertinya ia harus menanyakan hal ini dengan Xabiru atau Safir.

__________
Makasi yaa udah baca ceritaku, jgn lupa votenya guyss makasiiiii

'PRINCƏSS (END) Where stories live. Discover now