Bagian 38

20K 1K 11
                                    

Cece terbangun dan melihat ranjang disebelahnya sudah kosong. Jam juga sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Ia yakin Basmal sudah berangkat sedari tadi.

Cece lantas bangun dan menuju kamar mandi membersihkan diri, namun ia tidak sengaja  melihat sebuah foto yang tergeletak dilantai. Tepatnya, didekat lemari pakaian milik Basmal.  Ia mengambilnya, lalu, dadanya terasa sakit, Cece menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri.

Ia tersenyum kecut, lalu memilih meletakkan kembali foto Basmal dan Melisa dilantai. Cece menggigit bibirnya memukul dadanya berkali-kali sembari masuk kedalam kamar mandi. Hingga akhirnya, tangisannya pecah.

"Hahahaha, sampai kapanpun aku tidak benar-benar diinginkan, aku benar-benar menyedihkan". Ujar Cece sembari masuk kedalama bathup.

Cece membasuh wajahnya dengan air didalam bathup "Sial, kenapa aku menangis, aku membenci manusia itu, sialan, ahhh hahahhaha hiks, aku benci, aku benci."

"Bagaimana bisa?, bagaimana bisa perasaan aku masih sesakit ini, demi apapun manusia itu sudah menyakiti aku, tapi kenapa perasaan aku masih belum benar-benar hilang."

Cece terisak pedih, ia membenci perasaannya. Baginya, Basmal tak layak mendapatkan perasaannya, laki-laki itu sudah menyakitinya terlalu dalam.

Tapi kenapa?, kenapa dia begitu kesakitan saat ia tahu bahwa Basmal masih menyimpan kenangan dirinya bersama Melisa. Jadi, apakah Basmal masih mencintai wanita itu?

"Jelas sekali hahahahah, aku tidak akan pernah dicintai, aku semenjijikkan itu, aku, aku tidak pernah berharga dimata siapapun".

Cece memejamkan matanya menikmati dinginnya air didalam bathup yang semakin membuat kulitnya keriput dan menggigil kedinginan. Tapi, seolah mati rasa, ia masih tetap berada disana.

Bi Rara yang merasa khawatir akan majikannya yang belum juga turun untuk sarapan segera mengecek kedalam kamar sang Nyonya karena jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang.

"Nyonya, " Cicit Bi Rara pelan sembari membuka pintu dan melihat seisi ruangan yang kosong, namun saat mendengar suara gemercik air dari kamar mandi membuat Bi Rara menyadari bahwa sang Nyonya sedang mandi.

Namun, ia merasa aneh dan akhirnya dengan perasaan takut karena lancang, ia membuka pintu kamar mandi dan kaget saat melihat sang Nyonya berada didalam bathup dengan wajah pucat.

"Astaghfirullah Nyonya, kenapa begini??" Bi Rara dengan perasaan panik bergegas menghubungi Basmal.

_____________

Basmal yang sedang rapat bersama Xabiru dan lainnya agak kesal karena handfhonenya terus berbunyi sedari tadi. Panggilan pertama, kedua, ketiga, ia masih mengabaikannya. Namun, panggilan keempat ia segera mengangkatnya tidak peduli meskipun didepannya Xabiru sedang menjelaskan sesuatu.

"Tuan, tuan, nyonya tuan".

Mendengar nada gemetar yang pembantunya ucapkan, Basmal benar-benar dilanda kepanikan dan ketakutan hingga ia tidak mampu berkata-kata atau sekedar menjawab apa yang pembantunya akan ucapkan.

"Nyonya tidak sadarkan diri dikamar mandi tuan, nyonya...."

Basmal dengan cepat berdiri meninggalkan ruangan membuat semua mata tertuju pada Basmal yang sudah keluar dari ruangan dengan raut khawatir. Bahkan Xabiru, merasa heran dengan adiknya itu.

"Saya pulang Bi". Sahut Basmal segera berlari menuju tempat parkir dan bergegas membawa mobilnya, ia harus pulang, segera.

_____________

Basmal segera berlari menuju kamarnya, ia melihat Bi Rara yang sudah menangis berusaha membuang air didalam bathup agar tubuh Cece tidak lagi terkena air.

Basmal  tidak bisa menyembunyikan kepanikannya saat melihat istrinya begitu pucat dengan kulit keriput karena terlalu lama berada didalam air dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Ia lekas membawa tubuh sang istri "Bi saya minta tolong, gantikan pakaian istri saya". Ujar Basmal yang langsung disetujui oleh Bi Rara yang masih terus menangis melihat keadaan sang Nyonya.

Setelah selesai, Basmal membopong tubuh istrinya ala brydal style kedalam mobil dan membawanya kerumah sakit.

Tangan kiri Basmal menggenggam tangan Cece yang begitu dingin, sementara Tangan kanannya memegang stir kemudi. Perasannya hancur, dia tidak tahu bagaimana istrinya bisa melakukan hal begini.

Setelah tiba di rumah sakit, Basmal membawa Cece kedalam. "Tolong istri saya suster". Basmal berteriak kesetanan membuat para suster segera menghampirinya lalu Basmal meletakkan tubuh istrinya dibankar.

____________

Basmal tertunduk lemas didepan pintu ruangan dimana istrinya sedang diperiksa, pikirannya berkelanan entah kemana. Ia ketakutan, sangat ketakutan, ia takut bagaimana seandainya pembantunya tidak menemukan istrinya.

Sudah berapa lama istrinya berendam di kamar mandi? Satu jam? Dua jam? Ahh ia yakin Cece sudah berjam-jam berendam di kamar mandi. Apakah Cece ketiduran? Tidak mungkin. Basmal mengacak rambutnya frustasi.

"Gimana bisa kamu melakukan hal ini sayang, kamu bikin aku takut," Ujar Basmal lirih sembari memejamkan mata mengingat bagaimana dinginnya tubuh istrinya, wajah pucatnya dan kulitnya yang keriput.

________________
Jangan lupa votenya yaa..  komen jg boleh.

'PRINCƏSS (END) Where stories live. Discover now