Bagian 42

25.5K 1K 18
                                    

"Kira-kira kita berhasil ngak nih???" Tanya Dion ketar ketir melirik kedua temannya. Saat ini mereka berdua sedang berada didepan hotel dimana mobil Basmal terparkir. Yap, mereka membuntuti mobil Basmal demi melihat apakah aksi mereka bertiga berhasil.

"Kayaknya berhasil sih, ini udah pagi dan mereka berdua belum keluar juga". Sahut Arnold.

"Gila ya, kita bahkan tidur disini demi melihat rencana kita berhasil apa nggak, kenapa kita nggak mesen kamar aja semalem goblok, hahaha". Safir tergelak menertawakan kebodohan dirinya dan kedua temannya.

Dion dan Anlod tertawa bodoh, astaga, mereka bertiga benar-benar tidur didalam mobil semalaman. Jangan lupakan badannya yang pegal-pegal.

"Kalau mesen kamar, kita gabisa mastiin rencana kita berhasil apa kaga". Sahut Arnold.

"Iya juga sih". Ujar Safir membenarkan.

"Mereka berdua ngapain aja anjir... gila ini udah jam 7 pagi...". Dion memperhatikan pintu masuk hotel sembari mengamati orang yang berlalu lalang.

"Aelah, lu kaga tau aja". Sahut Arnold mengibaskan tangannya.

"Gue yakin kita berhasil, nanti gue akan pura-pura kerumahnya dia untuk memastikan. Kita pulang dulu, fiks badan gue pegel-pegel sumpah, gue juga harus mandi". Kata Safir yang disetujui oleh Arnold dan Dion.

Dion segera mengemudikan mobilnya meninggalkan hotel yang menjadi saksi keberhasilan mereka bertiga.

_____________

Cece mengerang saat tubuhnya benar-benar terasa remuk, seluruh tubuhnya begitu pegal dan sakit. Cece membuka mata perlahan dan ia menyadari bahwa ia bukan berada dirumah Basmal. Tunggu..., Cece melihat Basmal yang masih memejamkan mata memeluknya dengan telanjang dada.

Wait....

Dada Cece berdebar saat melihat dirinya juga tidak mengenakan baju sehelaipun, dan jangan lupakan bagian kewanitaannya yang terasa perih. Bayangan Basmal yang berada diatasnya menyebutkan namanya dengan mesra membuat Cece mulai mengingat adegan panas mereka berdua.

"Basmal.... bangun.. bangun brengsek". Cece megguncang tubuh Basmal.

"Iya sayang". Basmal berusaha mengumpulkan nyawanya,

"Kamu...! apa maksud kamu ngelakuin ini sama saya???"

"Maksudnya??" Ujar Basmal polos dengan muka bantalnya. "Ngelakuin ini gimana sayang?" Tanya Basmal kembali

"Kita habis ngelakuin itu kan???"

Ohh... itu, Basmal tersenyum mengingat adegan panas semalam yang membuat dirinya seperti orang kesetanan menghujam istrinya, ia juga masih ingat dengan detail bagaimana desahan manja istrinya yang mengatakan "Faster, cepetan Basmal, lebih cepat, aahh enaknya,".

"Dasar sinting. kamu ngapain senyum-senyum begitu".

"Sttt... tidak boleh bilang begitu sama suami sayang,".

"Saya tanya, apa maksud kamu melakukan ini sama saya?".

"Karena aku suami kamu".

Cece berusaha duduk meski susah payah, ahh sial, bagian sensitifnya begitu ngilu, tubuhnya terasa sangat remuk. Basmal yang khawatir segera membantu istrinya duduk namun....

"Tutupi tubuh kamu". Desis Cece memalingkan wajahnya saat melihat tubuh polos Basmal dan bagin bawahnya yang sedang menegang... ahh sialan,

Basmal terkikik geli mencuri ciuman singkat dibibir Cece, "Semalem kan sudah lihat semuanya sayang, kok masi malu-malu".

"Diam Basmal".

Basmal segera menutupi tubuh bagian bawahnya dengan handuk yang tergeletak dilantai, lalu kembali menghampiri istrinya yang sedang melamun. Basmal menggenggam jemari lentik istrinya, "Aku minta maaf, aku, aku tidak bisa menahan gairah aku, aku tidak bisa menahan keinginan aku untuk memiliki kamu seutuhnya, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, ini murni dari perasaan aku yang sejujurnya, tidak ada unsur manipulatif".

"Apakah kamu tidak merasa malu?? Hmm?? Apakah kamu tidak merasa malu dengan diri kamu sendiri yang mengatakan bahwa saya manusia yang menjijikkan dan kamu enggan menyentuh saya?? Iya????". Ujar Cece menekan kata menjijikkan, Cece tertawa sedih.

"Kenapa sekarang kamu menyentuh saya?? Kenapa kamu menyentuh manusia menjijikkan ini?? Dan kamu tau Basmal, saya semakin merasa menjijikkan". Lanjutnya.

Basmal menggeleng keras meraih wajah Cece menatap matanya dengan tatapan sedih, "Nggak sayang, kamu tidak menjijikkan, tolong, tolong jangan berfikir begitu. Sumpah demi Allah, tolong ampuni aku, aku tidak bermaksud mengatakan kamu menjijikkan Ce,".

Basmal membasahi bibir bawahnya, "Aku cinta sama kamu ."

Cece melihat air mata Basmal mengalir begitu deras dengan bahu bergetar.

"Kamu bohong!". Cece menepis kasar tangan Basmal. "Kalau kamu mencintai saya, kamu tidak akan pernah menyakiti saya, berencana menceraikan saya dan bermain api dengan Melisa. Berhenti membual Basmal,".

"Itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup aku, soal rencana menceraikan kamu, itu sama sekali tidak pernah saya pikirkan sejak saya mulai mencintai kamu. Soal bermain api dengan Melisa, kami sudah memutuskan hubungan kami sejak kita menikah dan aku bisa pastikan kamu orang pertama dan satu-satunya yang merasakan Basmal junior sepanjang hidup aku."

"Basmal junior?".

"Iya... semalam kamu muji-muji dia besar, panjang dan enak".

"Kamu bicara apa?" Ujar cece kebingungan.

Basmal menarik selimut yang menutupi tubuh polos istrinya yang menggoda. Ia tersenyum saat melihat bercak kemerahan yang begitu banyak tercetak ditubuh mulus istrinya. Dengan cepat, Basmal membopong Cece menuju kamar mandi, meski Cece berusaha memberontak.

"Mau tau Basmal junior?? Aku akan tunjukkan Basmal junior yang semalam kamu puji-puji sayang". Bisik Basmal sensual meletakkan tubuh istrinya kedalam bathup diikuti dirinya, sial beribu sial, Cece hanya terdiam saat Basmal kembali mengulangi kejadian semalam yang membuat Cece mendesah, kali ini mereka berdua melakukan tanpa pengaruh obat perangsang. Dan, Cece juga sudah tahu, siapa Basmal junior.

_____________
Jangan lupa vote dan komennya yaa... makasii sudah baca cerita aku... ❤❤❤❤❤

'PRINCƏSS (END) Where stories live. Discover now