Bagian 47

18K 977 24
                                    

Cece berjalan anggun menuju lantai atas dimana ruangan CEO perusahaan berada. Ia menggunakan dres selutut dengan polesan make up natural namun terlihat cantik.

Cece membuka pintu ruangan tanpa mengetok terlebih dahulu, bahkan ia memiliki akses khusus, ia boleh berkunjung kapan saja ke perusahaan ini.

"Kamu masih sibuk?" Tanya Cece sembari melihat laki-laki didepannya yang mengotak atik di tabnya, lalu menutupnya.

"Sudah selesai kok, kenapa?? Hnm??" Nando menatap Cece lembut.

"Aku pengen konsultasi".

Nando berdiri mendekati Cece, "Kenapa?? Ada masalah?? Kan aku sudah bilang, harus tenang, alihkan pikiran kamu ke hal positif, buang hal-hal yang membuat kamu sakit.. ka..."

Cece membungkam bibir Nando dengan jari telunjuknya, "Bawel banget pak Nando".

Nando melepaskan jari Cece dibibirnya, susah sekali memang, apakah Cece tidak sadar jika ia terlihat salah tingkah saat Cece memperlakukannya begini?? Ah lupa, Cece memang spesies yang tidak peka.

"Aku serius".

"Ngapapa, aku cuma butuh konsultasi sama psikiater aku,".

"Kamu yakin?" Tanya Nando memastikan. Karena demi apapun, dia sangat mengkhawatirkan Princess.

"Yakin Ndo, astaga kamu khawatir banget yaa sama aku".

Ya gimana nga khawatir, aku sayang banget sama kamu. Kata-kata itu hanya Nando ucapkan dalam hati. "Oke kita kesana sekarang".

_______________

"Ada keluhan??" Dokter Anggini bertanya dengan lembut pada wanita didepannya yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Sebetulnya, ia tante dari Nando. Anggini masih ingat betul bagaimana paniknya Nando dan kalutnya Nando saat menceritakan soal Cece.

Nando memaksanya bolak balik menemari Cece selama setahun lebih saat Cece kambuh dengan bayaran yang begitu fantastis. Tapi, ia baru mengetahui bahwa, Cece sudah menikah, dan itu artinya Nando adalah manusia yang paling terluka disini. Tapi, bagaimana bisa Nando selalu bersikap biasa saja dan terlihat bahagia. Anggini sungguh pusing dengan keponakannya itu.

"Nga ada tante, hanya saja, belakangan ini aku udah nggak minum obat tante. Apa itu nggak bermasalah?"

Anggini tersenyum hangat, "Bagus dong, artinya kamu sudah sehat".

"Tante serius??"

"Iya, ngomong-ngomong apa nih yang membuat kamu begini???"

Cece berfikir sejenak, lalu menggeleng. "Aku ngatau tante,"

"Bagaimana hubungan kamu dengan suami kamu???"

Anggini semakin tersenyum cerah saat melihat wajah Princess memerah, ia yakin pasti ada sesuatu dan itu hal positif. Ia ikut senang akan hal ini, meski separuh hatinya begitu kasian dengan ponakannya yang begitu menyedihkan.

"Aku, aku gatau tante, dia aneh, dia banyak berubah, dia memperlakukan aku dengan baik, dia setiap hari mengatakan cinta dan sayang, tapi, aku takut, aku takut mempercayainya, aku takut dia pura-pura, aku takut dia begitu hanya karena kasian dengan aku, aku takut tante."

"Princess, pelan-pelan ya, kamu bisa mencari tahu apakah suami kamu benar-benar tulus atau tidak. Kamu bisa tatap matanya, lihat perlakuannya, lihat bagaimana dia bersikap dengan kamu. Pastikan satu hal, pastikan bahwa dia benar-benar sudah lepas dari masa lalunya".

Cece mengerjapkan matanya, lalu pikirannya berkelana dan bertanya-tanya. Apakah Basmal benar-benar lepas dari Melisa??

"Jangan terlalu di pikirin, pelan-pelan aja, bahagia terus yaa, jaga kesehatan,". Anggini menggenggam tangan Princess memberikan kekuatan.

___________

"Mau kemana??" Tanya Nando sesekali menoleh kearah Princess yang asik menjilat eskrim. Entah kenapa, Princess selalu bertindak menggemaskan dimatanya.

"Aku pengen makan bakso, ehhh nggak nggak, aku pengen makan bebek aja, pengen makan eskrim juga".

"Kamu kan lagi makan eskrim".

"Beda, ini versi kecil, aku maunya yang banyak, yang besar".

"Jangan terlalu banyak, nggak baik. Mau makan dimana?? Di restoran aku mau??" Tanya Nando

"Wah boleh, mau mau". Sahut Cece antusias

Nando tersenyum menjalankan mobilnya menuju restoran miliknya.

____________

"Kamu laper banget???"

Cece mengangguk semangat, "Banget, laper banget".

"Mau nambah lagi??" Tanya Nando yang sebenarnya agak heran dengan Princess yang sudah menghabiskan dua porsi.

"Nggak, udah cukup". Sahut Princess yang sudah menyantap eskrim yang benar-benar nikmat dilidahnya. "Astaga, eskrim ini enak banget". Ujar Princess tersenyum dan melahapnya rakus.

Nando hanya menggeleng pelan menyaksikan tingkah Princess.

_____________

Basmal menatap nanar handfhonenya yang menunjukkan foto kebersamaan istrinya dengan Nando yang baru saja dikirim oleh seseorang yang ia suruh untuk mengawasi Princess kemanapun istrinya pergi. Hal itu ia lakukan, karena ia takut istrinya kembali pergi meninggalkannya.

Basmal terkekeh miris, ia tidak pernah melihat wajah istrinya sebahagia itu saat bersamanya, ia tidak pernah melihat istrinya tersenyum dan tertawa saat bersamanya.

Basmal melempar handfhonenya hingga hancur. "Arghhhhh sialannn, brengsekkkk". Teriaknya melampiaskan amarah.

"Sialan Nando, saya sudah peringatkan kamu untuk menjauhi istri saya. Brengsek....arggghhh".

Basmal segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas pergi meninggalkan ruangan. Asisten Basmal yang melihat bosnya sedang dalam suasana hati yang tidak baik mendadak merinding. Bahkan semua karyawan yang melihat atasannya sedang menampakkan aura kemarahan mendadak diam tidak berkutik.

"Kayaknya si bos lagi ga dapet jatah deh dari bu Princess". Ujar salah satu karyawan yang melihat Basmal berlalu meninggalkan kantor dengan menyetir mobil layaknya orang kesetanan.

__________
Jangan lupa vote dan komennya ya.. Makasi❤

'PRINCƏSS (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant