Chapter 13

905 109 4
                                    

Hari ini matahari bersinar begitu terang dan sangat terik. Berbeda dengan sebelumnya, langit selalu terlihat gelap dan mendung.

Seungkwan sedang duduk di bangku taman sekolah bersama teman-temannya.

Siswa-siswi yang lain juga banyak yang sedang bersenang-senang. Ada yang asyik mengobrol di bawah pohon, bermain bola, bahkan ada juga yang mengajari anjing liar bermain frisbee. Ada-ada saja tingkah siswa-siswi di sekolah ini.

Namun, diam-diam mata Seungkwan selalu mencari ke seluruh penjuru arah untuk mencari keberadaan pria pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Vernon.

Hanya Mijoo yang sedari tadi memperhatikan Seungkwan dan menyadari bahwa Seungkwan sebenarnya bukan sedang mengamati siswa-siswi lain.

Lokasi sekolah Seungkwan memang berada di dekat hutan dan cocok bagi anjing liar tanpa pemilik untuk hidup di sana, membuat Seungkwan terus memperhatikan siswa-siswi yang sedang asyik bermain dengan anjing-anjing liar tersebut.

Terkadang saat cuaca cerah begini, anjing-anjing liar itu keluar dari hutan untuk bermain di taman sekolah. Lucu dan menggemaskan memang, tapi Seungkwan tidak begitu berminat untuk bermain dengan anjing liar.

Seungkwan masih terus mengedarkan pandangannya untuk mencari Vernon. Seungkwan kemudian merasa gelisah hingga mendengus kesal beberapa kali karena ia tidak berhasil mendapati Vernon sama sekali di sekelilingnya.

"Jika kau sedang mencari Vernon, dia sedang gak ada disini." kata Mijoo sambil menutupi wajahnya dengan tangannya untuk menghalau sinar matahari ke wajahnya serta mengenakan kacamata hitam.

"Kenapa begitu?" kata Seungkwan.

"Aku gak tau jika ini berkaitan. Tapi jika matahari sedang bersinar cerah seperti hari ini, keluarga Choi Seungcheol selalu menghilang."

"Mereka pergi kemana?"

"Entahlah? Dokter Choi selalu mengajak anak dan istrinya untuk melakukan semacam olahraga liar dari yang kudengar, sih. Seperti mengajak mereka berlibur untuk mendaki gunung, berkemah atau semacamnya. Ah, andai saja orang tuaku seperti dokter Choi dan mengajakku ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti itu untuk berpetualangan saat di musim panas seperti itu. Menyenangkan, bukan? Selain tampan dan kaya raya, dokter Choi juga sangat perhatian dan menyayangi keluarganya."

Mijoo sampai harus menjelaskannya hingga panjang lebar pada Seungkwan. Seungkwan merasa benar bahwa Vernon dan keluarganya itu memang unik.

"Hai, semuanya! Aku membawa berita penting!" kata Eunbi yang tiba-tiba datang dengan wajah bahagianya.

"Apa?" kata Mijoo sambil menyeringai karena penasaran.

Eunbi pun mengatur nafasnya yang terengah-engah karena usai berlarian saking senangnya, "Aku akan pergi ke pesta dansa dengan Moonbin! Terima kasih untuk sarannya, Seungkwan!" katanya sambil tersenyum lebar.

"Benarkah?" kata Mijoo sambil menatap Eunbi dengan mata berbinar.

Mijoo tahu bahwa Eunbi sudah lama menaruh perasaan terpendam pada Moonbin, sama seperti dirinya yang diam-diam menyukai Kino. Namun kedua pria itu malah menyukai Seungkwan.

"Iya, semuanya berjalan diluar dugaan. Demi Tuhan!" kata Eunbi sambil jingkrak-jingkrak saking senangnya.

"Selamat, ya! Aku juga akan pergi ke pesta dansa dengan Kino." kata Mijoo sambil tersenyum senang.

"Benarkah? Selamat juga untukmu, Mijoo!" kata Eunbi.

Seungkwan pun menghela nafas lega saat melihat kedua teman barunya yang kini telah menjadi teman dekatnya. Namun, bukan ini yang Seungkwan harapkan.

Seungkwan membutuhkan berita yang lain tentang alasan Vernon yang tidak masuk sekolah atau hal apapun yang berkaitan dengan Vernon.

"Ada berita buruk, kawan-kawan!" celetuk Moonbin tiba-tiba berlari menghampiri mereka bersama Kino.

"Ada apa?" kata Eunbi.

"Aku menghilangkan bola basket sekolah saat bermain di lapangan pinggir hutan dan guru tua itu menyuruhku untuk menggantinya! Tapi kalian tahu, kan? Aku butuh tumpangan untuk membeli bola itu." kata Kino.

Kino pun mendengus kesal saat Eunbi dan Mijoo malah menertawakannya. Kino tidak ingin terlihat konyol di hadapan Seungkwan. Reaksi Seungkwan terlihat datar saja seperti biasanya.

"Dasar bodoh! Hehahaha..." kata Eunbi yang masih saja menertawakan Kino.

"Dimana toko olahraganya? Apakah kita bisa meminjam mobil? Lagipula nanti malam Kamis. Bagaimana kalau kita sekalian bersenang-senang nanti malam?" kata Mijoo.

"Terima kasih sudah mau membantu si bodoh ini. Tokonya ada di daerah Gangnam. Sebenarnya gak terlalu jauh sih dari kota Seoul, mungkin sekitar 15-30 menit." kata Kino.

Mata Seungkwan yang semula redup dan kehilangan harapan karena tidak melihat keberadaan Vernon hari ini pun seketika langsung berbinar cerah mendengar kata Gangnam itu.

Seungkwan memang ingin pergi kesana untuk membeli buku legenda, sehingga ia memutuskan untuk sekalian menumpang bersama teman-temannya.

"Kalian serius? Disana juga ada toko yang menjual gaun yang indah untuk acara pesta dansa nanti. Aku mau kesana sekalian!" kata Mijoo.

"Aku juga ikut! Aku juga ingin membeli gaun pesta untuk prom night minggu depan." kata Eunbi.

"Baiklah, ladies! Gangnam Style, kami datang!" kata Moonbin.

Moonbin malah berjingkrak-jingkrak dan menari tak karuan untuk menarik perhatian Seungkwan yang diam saja sejak tadi. Sementara ketiga teman Moonbin yang lain tertawa saat melihat tarian aneh Moonbin.

"Ke Gangnam? Kebetulan aku juga ingin kesana. Ada sesuatu yang ingin aku beli. Apakah kalian keberatan jika aku ikut?" kata Seungkwan.

"Tentu saja kau boleh ikut!" kata Kino dan Moonbin bersamaan dengan senang hati.

To be continued...
Jangan lupa komen dan vote-nya

SEVENTEEN : Code Six | VerKwanChan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang