Chapter 18

889 105 22
                                    

Masih di waktu dan tempat yang sama.

"Aku adalah satu-satunya anak kandung dari ayah dan ibuku di antara saudara angkatku yang lainnya. Mereka berempat memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam proses menjadi vampir. Orang tuaku yang mengetahui bahwa aku sedang sakit parah pun langsung terbang ke Amerika dan menghampiriku di rumah sakit. Mereka merasa tersiksa saat melihat diriku yang sedang kesakitan seperti itu." kata Vernon, masih melanjutkan ceritanya.

"Akhirnya, ayahku langsung menggigit leherku dan mengubahku menjadi vampir sepenuhnya. Semua ini terpaksa ayahku lakukan untuk menghilangkan penderitaanku dari flu yang mematikan itu." imbuhnya dengan raut wajah yang sangat serius hingga setetes kesedihan terlihat dari matanya.

"Kasian sekali kau, Vernon. Aku gak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang kau derita saat itu." kata Seungkwan.

"Racunnya sangat menyiksaku dan tubuhku serasa terbakar di menit-menit awal. Tubuhku kejang-kejang hingga aku kehilangan asupan oksigen." kata Vernon lalu ia beranjak dan duduk di sebuah dahan pohon.

"Lalu, apa yang terjadi setelah kau berubah menjadi vampir?" kata Seungkwan.

"Kemudian ayahku memalsukan kematianku, Seungkwan. Dan..." kata Vernon terhenti sejenak saat merasakan memori yang mengelupas di ingatannya.

"Kalau kau merasa gak kuat, kau gak perlu untuk melanjutkan ceritanya." kata Seungkwan, namun Vernon pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak keberatan untuk melanjutkan ceritanya.

"Tak apa, Seungkwan. Sekedar informasi saja untukmu. Setelah aku, ayahku mengadopsi Wonwoo dan menjadikannya sebagai vampir saat ia ditemukan terpuruk menjadi salah satu korban eksperimen yang cukup keji. Itu sebabnya dia sering memakai kalung choker untuk menutupi luka permanen dari masa lalunya." kata Vernon.

"Aduh... Kasian sekali Wonwoo." kata Seungkwan.

"Kemudian Mingyu, awalnya dia adalah seorang vampir newborn dari jaman klasik yang diubah oleh calon istrinya untuk menghabisi banyak nyawa manusia. Setelah sekian lama, ia menyadari bahwa dirinya hanyalah boneka gak terkendali yang dimanfaatkan oleh wanita itu. Kemudian semuanya berubah ketika Mingyu bertemu dengan Wonwoo dan langsung diadopsi oleh ayahku." kata Vernon.

Seungkwan pun kembali mengangguk paham.

"Selanjutnya Junhui, ia diselamatkan oleh ayahku saat nyaris dibunuh oleh beruang besar di tengah hutan. Terakhir Myungho, ia diubah menjadi vampir oleh ayahku saat ia sedang dilecehkan oleh pacarnya." kata Vernon.

"Dua tahun kemudian setelah mengadopsi keempat saudaraku, kami berpindah tempat untuk menyamarkan identitas fisik kami yang gak pernah menua." imbuhnya sambil termenung.

"Ya ampun..." kata Seungkwan.

"Berpuluh-puluh tahun kami berpindah kesana dan kemari, dari negara satu ke negara lain." kata Vernon.

"Aku gak menyangka kalau banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh keluargamu." kata Seungkwan.

"Saat aku sadar bahwa aku bukan manusia lagi, aku begitu terpukul dan gak bisa mengendalikan gairah liarku untuk membunuh manusia. Hampir sama seperti Mingyu." kata Vernon.

"Sejauh itu kah, Vernon?" kata Seungkwan sambil menatap Vernon di atas pohon sana.

"Dan aku gak tahan untuk membunuhmu, Seungkwan." kata Vernon lalu ia turun dari pohon dan memojokkan Seungkwan.

Entah kenapa Seungkwan tidak merasa takut untuk mati, namun ia malah merasa takut jika ia diperkosa oleh Vernon.

"Kau gak akan melakukan itu, kan?" kata Seungkwan menatap mata Vernon yang sedang mengurungnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa kau berpikiran begitu?" kata Vernon.

"Karena aku ditakdirkan untuk bersamamu." kata Seungkwan.

Sebenarnya Seungkwan sendiri juga  heran mengapa dirinya bisa berkata seperti itu tanpa ia sadari. Vernon  awalnya terkejut dengan ucapan Seungkwan, namun kemudian dirinya tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Tapi, aku ingin membunuhmu. Aku haus akan darahmu. Aura dan gerak-gerikku bahkan sudah membuatmu terpenjara, Seungkwan." kata Vernon sambil menatap tajam Seungkwan.

Vernon menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan gejolak rasa haus dahaganya sebagai seorang vampir. Vernon pun mendengus kesal dan meninju pohon sambil membuang muka dari Seungkwan.

"Kenapa?" kata Seungkwan dengan heran.

"Karena kau berbeda dari manusia kebanyakan, Seungkwan. Aroma darahmu adalah candu bagiku, seperti heroin yang ditujukan untukku." kata Vernon.

"Mungkin karena kita adalah jodoh?" kata Seungkwan yang lagi-lagi membuat Vernon terkeheh.

"Tapi keluargaku berbeda dari vampir lainnya. Keluargaku hanya meminum darah binatang saat ini. Sedangkan aku sudah membunuh ratusan jiwa dalam hidupku dan masihkah kau menerima diriku yang seperti monster ini?" kata Vernon sambil menunjukkan gigi taringnya yang panjang pada Seungkwan dalam jarak yang sangat dekat.

"Bisakah kau gak bersikap seperti ini? Aku belum siap jika sekarang kau ingin melakukannya denganku... Maksudku, kau... Kau terlalu dekat denganku." kata Seungkwan sambil mendorong pelan dada Vernon.

Vernon malah menepuk dahinya saat menyadari kalau Seungkwan mengira dirinya akan menciumnya. Padahal Vernon tadi justru ingin menggigit leher Seungkwan dan menghisap darahnya.

Seungkwan seketika menarik kerah kemeja Vernon dan mengikis kembali jarak di antara mereka. Vernon pun menurunkan gigi taringnya yang panjang itu.

"Kau membuatku takut akan kehilangan dirimu, Vernon." bisik Seungkwan di telinga Vernon.

Vernon pun menatap mata Seungkwan, "Jadi, seperti inikah akhirnya? Seekor singa yang menderita akhirnya jatuh cinta pada seekor kelinci buruannya?" katanya.

"Lebih tepatnya seekor kelinci yang bodoh dan dungu." kata Seungkwan sambil membalas tatapan Vernon dalam-dalam.

"Sebenarnya singa itu merasa kesepian dan menderita karena menunggu kehadiran seekor kelinci selama beratus-ratus tahun lamanya." kata Vernon.

"Itu karena kita telah ditakdirkan untuk bersama."

"Takdir, kau bilang?"

"Kau percaya takdir, kan? Benang merah telah ada untuk mengikat jari kelingking kita yang akhirnya tersambung pada diri kita masing-masing."

"Apakah manusia bisa ditakdirkan untuk hidup dengan vampir?"

"Apapun itu! Yang penting kita akan selalu bersama mulai saat ini, Vernon."

"Kau terlalu polos dan naif, Seungkwan."

"Dalam dunia manusia ketika dua orang sedang jatuh cinta, maka mereka akan saling bersama satu sama lain. Itu sudah rumusnya."

"Itu hanya berlaku untuk manusia. Sedangkan aku ini bukan manusia, aku adalah vampir."

"Aku tetap gak peduli."

Vernon tersenyum lalu ia menggendong Seungkwan di punggungnya untuk terbang bersamanya dan melompati pepohonan. Vernon ingin membawa Seungkwan ke sebuah taman bunga di tengah hutan.

Walaupun Vernon ingin sekali memakan Seungkwan, namun rasa cintanya yang begitu kuat membuat Vernon menahan diri untuk tidak menyakiti Seungkwan. Mereka berdua pun mulai berpacaran sekarang.

To be continued...
Jangan lupa komen dan vote-nya

SEVENTEEN : Code Six | VerKwanChan ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz