12

555 71 6
                                    

Suara rintikan hujan semakin nyaring di luar. Kedua tungkai melangkah lung-lai menuju depan televisi. Pigmen rambut hitam lebat semakin berantakan seiring berjalannya waktu. Kedua tangan menggenggam botol alkohol membuat jasmani semakin bobrok karenanya. Indra penglihat bagai ikan mati semakin terlihat redup.

Hidup, rasanya semakin rusak. Tersesat di sebuah jalan yang asing hingga membuat sang adiwangsa semakin kebingungan hingga berakhir menjadi seorang pemabuk yang seharusnya ia benci.

Benar-benar kehilangan arah, nilai-nilai terbaik di rapornya kini hanya sebatas angka di atas kertas. Berakhir menjadi seorang pengangguran di umur akhir dua puluhan. Memang menyedihkan, hanya karena satu insiden membuat sang tokoh utama kehilangan impian besarnya semasa sekolah.

Foto sang wanita bersama dengan tokoh utama hanya terpajang berantakan. Satu wanita di dalam foto sudah tiada, dikarenakan penyakit dan tak ada uang untuk membantu sang ibu lepas dari penyakitnya. Ah, kau benar... dunia ini seluruhnya membutuhkan uang, sedangkan hal itu mungkin kini akan sulit digapai oleh sang tokoh utama.

Bibirnya mengembus napas malas menatap sebuah saluran TV yang tengah menayangkan sebuah berita. Berita yang akhir-akhir terus ditayangkan di seluruh saluran TV, mengenai aktivitas brutal para gangster dan mafia Jepang. Mereka diketahui membuka sebuah bisnis prostitusi, obat-obatan terlarang, perjualan senjata ilegal, dan pembunuhan serta penculikan.

Gadis itu berpikir, sepertinya kini Jepang tengah sama rusaknya dengan ia. Tak jauh berbeda. Semua orang resah, beberapa daerah mulai kacau karena mulai dikuasai mafia, serta pemerintahan yang kocar-kacir karena sangat sulit menghadapi para mafia-mafia berkepala batu.

"Rasakan itu." gumam sang gadis yang kini tengah terpengaruh oleh alkohol.

Saluran berita diganti ke stasiun lain. Mereka membahas mengenai salah satu orang yang tertangkap kamera dan diduga sebagai salah satu sindikat mafia.

Menatap itu, sang gadis menegapkan tubuh. Rambut berwarna putih, wajahnya walau tidak terlalu mirip membuat sang gadis mendadak teringat sesuatu. Teringat akan sebuah kenangan yang membuatnya hidup sekaligus membuatnya berakhir seperti sekarang.

Kerinduan, tak dapat diidahkan. Air mata mengalir dari kedua mata sehingga tubuh bergerak semakin dekat ke arah TV.

"Izana....?"

END?

LONELY ; Kurokawa Izana✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora