Langitan

1 0 0
                                    

Terpukau dengan sebuah binar yang hadir dalam rasa dan ingatan yang terurai bersama. Menjadi tolakan yang merubah pikiran yang berawal dari sebuah kalimat "aku bisa" menjadi "aku lalu".

Dinding langit itu terlalu indah. Ingin kuberada disana dan hidup lama disana. Rasanya ingin kusadahi semuanya.

Dia sudah menerima kembali seseorang yang lahir ditahun yang sama. Muak rasanya ketika tahu kalau semuanya hal yang terlalu bullshit dengan kebetulan yang sengaja terbuat.

Terlalu bodoh mempercayai sebuah kalimat "..kutunggu kamu berakhir dengannya.."
Aaaah, mungkin aku yang terlalu bodoh mempercayai semua hal tentang ku yang kubuat. Mempercayai kalau rasa semuanya tulus. Bahwa semuanya tulus akan tentangnya.

Rasa yang dulu semuanya memuai merubah amarah semua arah hidup yang hancur tak berujung. Hanya memaki dan menghardik diri untuk akhiri semuanya. Terlalu muak hingga semuanya menghasut amarah hati.

Berkata manis dikala langit tak kunjung benderang. Hanya berupa kalimat indah mengubah langit menjadi cerah. Sial, aku kalah dengan semuanya. Dan dia menang telak. Kalah kedua kalinya dan telak pula.

Bodohnya mempercayai langit menjadi indah pada waktunya. Langit tak bertuah akankah semuanya berakhir demikian.

Dan pada akhirnya muak dan gelap.

Selamat matahari.
Saatnya membenamkan diri dan tak kunjung kembali bersinar dengan terangnya.

Hiduplah untuk Matahari yang kamu percayai.

Langit..
Aku ingin akhiri hidup ini dibumi.

MascapadaWhere stories live. Discover now