23. Hasil ulangan

16.1K 1.5K 10
                                    

Haii!

Eh guys masa tugas bahasa Indonesia ku suruh buat novel😭😭
Cerita ini aja ga selesai-selesai, masa suruh buat cerita laenn😃👍

Dah lah pasrah..

-happy reading-

Rumah Pak Haidar terlihat lebih ramai malam ini. Umi dan Ibu sudah datang dari siang tadi, sesaat setelah Kalista dan Novilia pulang.

"Haidar diambiliin dong Hira," ucap Ibu saat melihat putrinya mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Zahira menurut, ia mengambil piring di depan Pak Haidar lalu menyendok nasi ke piringnya.

"Segini cukup?" tanya Hira.

"Cukup," jawab Pak Haidar.

"Kok masih tanya, jangan-jangan kamu gak pernah menyiapkan Haidar makan ya?" ucap Ibu menebak.

"Biasanya satu piring berdua Ibu," ucap Pak Haidar yang membuat Zahira melotot.

"Wah romantis ya Mar," ucap Ibu pada Umi Maryam.

Umi Maryam pun hanya mengangguk sambil terkekeh pelan.

"Kalau begini, Ibu bisa punya cucu sebentar lagi."

Zahira tersedak di tempatnya. Apa tadi katanya?!

Pak Haidar dengan sigap membantu Zahira dengan memberi segelas air putih. "Minum dulu sayang."

"Hira masih sekolah Bu, aturan sekolah tidak memperbolehkan siswanya hamil, kalau ketahuan bisa langsung di keluarkan," ucap Pak Haidar membela Zahira.

Ibu pun tertawa. "Ibu bercanda, jangan dianggap serius ya."

Setelah makan mereka memutuskan untuk berbincang-bincang kecil di depan televisi.

Pak Haidar asyik menyender di bahu Zahira sambil memainkan surai panjang istrinya. Di lain tempat, Ibu dan Umi asyik menonton senetron yang digandrungi oleh ibu-ibu itu.

"Ngantuk hm?" tanya Pak Haidar pelan saat melihat Zahira menguap.

"Umi, Ibu, kita izin ke kamar dulu ya, kasian bocil udah ngantuk," Pamit Pak Haidar.

"Siapa yang kamu panggil bocil hm?"

"Kamulah."

"Ih masa aku?"

"Ya masa Umi?"

"Sudah-sudah jangan bertengkar, kalian tidur sana, Zahira besok sekolah kan?" ucap Umi melerai.

"Iya Umi. Zahira ke kamar dulu ya, Ibu Umi," ucap Zahira lalu melangkah ke kamarnya di ikuti Pak Haidar di belakang.

Sesampainya di kamar, Zahira langsung cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi dan berwudhu. Setelahnya ia langsung melompat ke atas kasur dan menarik selimutnya.

Pak Haidar sama, hanya saja setelah keluar dari kamar mandi, ia langsung ke meja kerjanya, mengoreksi beberapa tumpuk kertas yang belum sempat ia koreksi.

Setelah selesai, Pak Haidar lalu bergabung dengan Zahira di atas ranjang, memeluk bantal guling lalu menarik selimutnya.

Zahira yang mengetahui itu langsung menyibak selimut Pak Haidar, menarik bantal guling yang lelaki itu pakai lalu menenggelamkan diri di pelukan Pak Haidar.

"Dari tadi aku nungguin kamu selesai kerja, pas udah selesai malah guling yang dipeluk bukan istrinya," ucap Zahira sambil mendusel ke dada Pak Haidar.

Pak Haidar terkekeh kecil. "Sini peluk istriku."

I Love Math and I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang