54. END

16.3K 1.3K 96
                                    

Haii!

Maaf up kemaleman. Besok kalian libur kan?

Tandai typo yaa

Bab ini bab terakhir jadi pelan-pelan ajaa

-happy reading-

Bulan demi bulan berlalu. Kehamilan Zahira sudah memasuki trimester ketiga. Perutnya begitu besar sekarang, karena ada dua janin di dalam.

Wanita hamil itu kini sedang di depan rumah, menunggu suaminya yang baru saja pulang mengajar sedang memarkirkan mobil.

Senyum Zahira merekah saat suaminya mendekat. Buru-buru ia mengulurkan tangan, pertanda ingin dipeluk.

Tanpa ragu, Pak Haidar pun membalas pelukan sang istri. "Assalamualaikum, istriku," sapa Pak Haidar.

"Wa'alakumsalam."

Tangan Pak Haidar bergerak untuk mengelus perut besar Zahira.

"Assalamualaikum, kembar."

"Wa'alakumsalam, Baba," Zahira membalas. "Kangen banget tau," sambung Zahira.

"Kembar yang kangen atau kamu?" tanya Pak Haidar memastikan.

"Aku," jawab Zahira sambil mengerucutkan bibirnya.

Melihat kesempatan, Pak Haidar buru-buru mengecup singkat bibir Zahira. "Aku juga kangen sama kamu, sayang," balas Pak Haidar.

"Oh ya, Sin mana?" tanya Pak Haidar.

"Lagi nonton, tuh."

Pak Haidar lantas masuk ke dalam, tak lupa Zahira selalu ia rangkul agar tetap berada di dekatnya.

"Baba!" sapa Sin yang melihat Baba-nya pulang.

"Sin, sayang." Pak Haidar mengecup pucuk kepala Sin.

"Kamu bersih-bersih dulu, sayang," suruh Zahira.

Pak Haidar mengangguk. "Kamu, aku bikinin susu ya?" tawar Pak Haidar.

"Iya," jawab Zahira lalu mengangguk.

Selagi menunggu suaminya. Zahira kini bergabung dengan Sin yang tengah menonton. Sin yang melihat itu langsung mendusel ke ibunya.

"Abang Sin tau sebentar lagi ada pesaing ya? Makannya beberapa hari ini manja banget sama Mama." Zahira mengelus kepala Sin lembut, yang lama-lama membuat bocah itu tertidur.

Tak berselang lama, Pak Haidar datang dengan segelas susu di tangannya. Pakaiannya pun juga sudah berganti lebih santai.

"Terima kasih, sayang," ucap Zahira setelah menerima satu gelas susu.

"Eh Sin tidur? Sini biar aku bawa ke kamarnya."

"Biarin Sin di sini aja."

Pak Haidar menurut lalu duduk di sebelah Zahira. Mengelus perut besar Zahira perlahan.

"Gimana hari ini?" tanya Pak Haidar.

Zahira menaruh gelas susu yang sudah kosong di atas meja.

"Baik. Sin tambah manja ke aku. Kembar aktif banget, gerak terus mereka. Kamu, gimana harinya? Ngajar berapa kelas hari ini?"

"Lima kelas. Lebih enak kamu ada di sekolah tau sayang, tiap saat bisa lihat."

"Nanti setelah kembar lahir, aku bakal ngelanjutin profesi guru, semoga kita bisa satu sekolahan."

"Aku gak masalah kalau kamu gak kerja sayang. Di rumah aja sama trigono."

"Aku pengen jadi guru sayang."

I Love Math and I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang