Normal Pov.
"Hentikan Sasuke, kau tidak mau menghisap gadis yang menyelamatkanmu kan?"
Suara pria yang memiliki pahatan sempurna di wajahnya menghentikan gerakan Sasuke.
"Itu kesialannya karena menemukanku, Hyuga. Seharusnya dia meninggalkan aku sendirian."
"Dan membuatmu mati terbakar matahari esok hari? Kau menghilangkan jimat perisai pelindung matahari kan?"
"Huh... tapi aku haus. Aku ingin mencicipinya sedikit, "ucap Sasuke.
Sasuke mengendus leher Sakura. Merasa tertarik karena tahu jika aroma darah ini adalah darah yang masih virgin. Air liurnya terancam menetes karena harumnya aroma ini.
Pluk.
Neji Hyuga justru memberinya darah yang ia taruh di botol. Mau tak mau Sasuke mengambilnya dan minum.
"Kau bajingaan yang selalu menghalangiku meminum darah manusia," gerutu Sasuke.
Neji memyeringai, "Bukankah kau sudah berjanji pada Nanako."
Hah.
Barulah Sasuke sadar aroma yang ada di tubuh Sakura. Ini membuat Sasuke merasa kembali segar karena menemukan apa yang sudah lama ia cari sejak lima ratus tahun yang lalu.
"Kau benar. Sekarang pergilah Hyuga. Aku ada urusan yang harus aku lakukan..."
mendengus jengkel. Pria ini memang sama sekali tidak mengenal terima kasih. Ciri khas klan Uchiha yang menyebalkan."Ya, ya. Lakukan sesukamu. Kau memang menyebalkan."
Neji pun menghilang dari hadapan Sasuke dengan kepulan asap menjadi seekor burung. Seharusnya ia berubah wujud menjadi kelelawar tapi Neji tidak menyukai hewan jelek itu. Dia memilih bertransformasi menjadi burung gagak yang eksotis.
"Dasar cerewet."
Pandangan Sasuke kini mengarah pada sepenuhnya pada Sakura. Ada banyak emosi di matanya ketika melihat gadis yang membeku seolah menjadi patung itu.
"Nanako... aku merindukanmu. "
Sasuke melayang ke arah ranjang di mana Sakura terbaring. Mengamati sosok yang ia yakini reinkarnasi Nanako. Mengamati kesamaan antara Sakura di masa lampau dan sekarang. Dia menatap bibir, hidung, mata dan seluruh tubuh yang sekarang menjadi wadah dari Nanako. Menimbulkan keinginan untuk menyentuh, yang ia wujudkan dengan mengusap bibir Sakura, dengan ujung larinya. Menyesapi betapa kenyal bibir lembab nan indah itu. Lalu beralih meletakkan telapak tangannya di pipi Sakura yang hangat. Ia sangat menyukai kehangatan pipi Sakura di tangannya, mengagumi sesuatu yang tidak dimiliki oleh bangsa vampire yang dingin.
Desiran darahnya mulai menjadi cepat. Matanya memerah menuntut hasratnya dipuaskan. Dia tahu harus pergi sebelum kehilangan kesadaran dan menyakiti Sakura di saat bulan purnama. Yang mana gejolak pemangsa dari dirinya akan melukai Sakura yang rapuh berwujud manusia biasa.
Kita pasti bertemu lagi Sakura, dan kau tidak akan lolos nanti.
Pria itupun menghilang dari pintu kamar hotelnya. Namun kesan yang ia tinggallah tidak pernah pergi dari pikiran Sakura. Gadis itu secara naluriah masih terhipnotis daya tarik Sasuke yang berbahaya dan menantang.
Sakura Pov.
"Eh?"
Aku terbangun seolah mendapatakan kejutan. Otakku yang melakukan kejutan itu, dia mengutukku karena tertidur di kala ada pria setampan Adonis di sampingku tapi aku justru tertidur. Sangat memalukan, dan Ino pasti akan menertawakanku jika tahu aku melewatkan pria hot dan beroma lezat yang mengundang wanita itu. Aku bahkan enggan membayangkan senyum mengejeknya karena kebodohanku.
"Tsk lupakan."
Harapan pria yang berferomon tajam ada di sisiku ketika bangun tidur kandas dengan realita. Harapan agar bisa meraba - raba dia dan mencuri sedikit kesempatan juga seperti asap yang mengepul.
Sekarang aku harus kembali pada realita di mana ayahku menuntutku untuk membuktikan kemampuan ku sebelum memimpin sebuah perusahaan. Sebab kakakku yang tampan, mapan, seksi dan hot sudah melakukannya di Eropa. Kini tinggal ayahku yang akan menuntut aku untuk membuktikan jika aku menuruni darahnya. Dia ingin aku membuktikan padanya jika aku bukan mesin menghabis uangnya. Sebuah julukan karena aku sudah melakukannya selama ini. Tanpa batas karena belas kasih cinta dari orang tuaku yang menginginkan aku bahagia. Baik aku membicarakan tentang si bodoh Sasori yang sudah membuatku meneyedot uang ayahku. Dan aku menyesalinya akibat pukulan kenyataan yang lumayan memalukan, diselingkuhi.
Sadar jika hari ini aku harus melakukan sesuatu, bokongku pun meninggalkan ranjang hotel dengan cepat.
"Oh tidak, aku tidak boleh terlambat bertemu dengan bos baruku."
Aku memperbaiki pakaianku yang kusut, memakai Jimmy cho, mengambil tas Gucci lalu bergegas ke pintu. Setelah menaiki lift aku melihat ponsel, ada puluhan panggilan tak terjawab dari Ino. Dia pasti gila karena kekhawatirkanku yang menghilang mendadak tadi malam.
To Ino bawel.
Aku bertemu pria berbokong seksi tapi tertidur.
Aku serius. Aku mengantarkan dia ke hotel karena ia dalam kondisi tidak sehat. Dan aku baru saja kehilangan momen merayunya karena tertidur. Sungguh bodoh.
Yah satu satunya yang aku sesali adalah tertidur tanpa tahu identitas dari pria yang wow itu.
'Bisakah aku lebih bodoh,' batinku merana. Hilang sudah pria jantan yang aku impikan. Melihatnya membuatku merombak seleraku pada pria. Kurasa aku sekarang menyukai pria dingin yang nampak berbahaya seperti yang aku tolong tadi malam.
Pengalamanku yang sudah rugi banyak dengan memberi semua kemewahan pada pacar yang menganggapku rendah dan manja mengajari jika tidak bisa percaya dengan pria yang suka tersenyum dan nampak ramah. Di mana otakku saat itu karena cukup bodoh dengan mempercayai omong kosong tentang persahabatan sejak kecil.
'Tak heran jika ayahku mengataiku stupid golden pink,' batinku.
Memang harus aku akui jika selama ini hanya bersenang- senang di universitas. Aku tidak merasa mempelajari semuanya tidak penting karena ada Sasori yang akan menjalankan usaha ayah jika kakak menolak untuk pulang ke Manhattan. Impianku untuk bersantai, bersenang - senang, menguap. Sehingga harus berdiri di atas kakinya sendiri saat sadar jika memang memiliki status yang tinggi memiliki resiko sendiri. Salah satunya adalah rencana licik seseorang untuk mengusai apa yang aku miliki.
From Ino Bawel
Kau selalu kehilangan moment wow dalam hidupmu. Kurasa waktunya kau menjadi dewasa Sakura.
Yah itu nasehat yang tidak buruk, tapi aku tidak tahu caranya untuk menjadi dewasa. Dan menjadi sekertaris magang di perusahaan yang memiliki koneksi dengan perusahaan ayahku adalah salah satu cara agar aku menjadi dewasa, itu kata ayahku. Karena aku sama sekali tidak yakin jika tetap tenang ketika melihat pria cool berbokong keras dan seksi.
Tbc
Lupa uda 3 hari lewat up date. Ga da yang ingatan sih. Maaf ya kalo komen ga aq bls. Maklum langsung loncat ke pf sebelah bye muah

BINABASA MO ANG
My Pure Vampire
VampireSasuke keliru sudah mengira Sakura adalah Tayuya yang bereinkarnasi lagi. Sehingga ia mencoba mendapatkan Sakura dengan berbagai cara. Hanya saja ketika Sasuke sadar jika Sakura bukan kekasihnya di masa lalu, akankan Sasuke meninggal Sakura begitu s...