Salah Indentitas ll

263 47 7
                                    


Esok hari, awalnya Sakura mengira akan mendapatkan sambutan yang ramah seperti sedia kala. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, dia dilarang masuk ke lift khusus di mana lantai ruangan Sasuke berada.

"Tapi aku memiliki akses ke atas. " Sakura menunjukan kartu yang biasa ia gunakan untuk naik ke lantai ruangan Sasuke.

  "Silakan coba. Sebab tuan Sasuke sendiri yang memerintahkan kami agar tidak seorangpun yang mengganggunya. Termasuk anda."

Sakura pun tidak mengindahkan reseptionis. Ia mencoba men- scan kartu yang ia pegang pada lift, tapi gagal. Rupanya apa yang resepsionis katakan benar adanya. Kartunya tidak berfungsi. Sakura pun terpaksa berbalik dan berniat pulang.

Tanpa ia sangka Sasuke kebetulan masuk dari pintu lobi. Dia dan stafnya berjalan ke arah lift dengan langkah anggun tak terhentikan. Sakura pun langsung berlari kecil karena ingin mendekati Sasuke sebelum lift tertutup, tapi yang mengejutkan--- meskipun Sasuke tahu jika dirinya menuju ke arahnya, dia tidak menghentikan lift yang menutup. Bahkan pria itu memandangnya dengan dingin.

"Sasuke...?" Langkah kaki Sakura membeku mendapati tatapan mata Blair yang menakutkan.  Apalagi ada satu orang gadis yang kehadirannya tidak ingin ia lihat.

Tayuya....

Mereka kembali bersama padahal Sasuke berjanji akan menjelaskan kemarin.


'Kenapa menjadi seperti ini? Kenapa Yuya bergandengan masih datang dengan Sasuke?

   
Sakura pun berpikir keras untuk mengetahui penyebab kemarahan sang kekasih sekaligus hubungannya dengan Yuya. Memangnya apa yang terjadi sampai Sasuke berubah.

   
"Apa yang sebenarnya terjadi...? " guman Sakura. Tubuhnya serasa lemas karena peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi padanya hari ini.

   
"Jangan- jangan Sasuke marah karena aku menunda permintaannya agar menjadi vampir?"

    
Barulah Sakura sadar jika sudah mengabaikan keinginan Sasuke agar dirinya menjadi vampir. Mungkin Sasuke merasa kecewa dan marah padanya.

   
Sakura tersenyum sendu seolah memaklumi kemarahan Sasuke. Dia berusaha meyakinkan dirinya jika alasan Sasuke berubah karena hal itu.

  
"Nanti sore aku akan menyampaikan kesediaanku untuk menjadi vampir pada Sasuke..."

   
Hanya saja Sasuke kembali memberikan tanggapan yang menyedihkan. Dia kembali meminta Sakura pulang.

   
"Aku ada urusan penting. Jadi kau pulanglah."

  
"Tapi aku sudah jauh jauh ke sini."

   
"Dasar cerewet."

   
Tanpa Sakura duga, ada securty yang menghadangnya dan menyuruhnya pergi. Ini membuatnya tidak percaya Sasuke mampu melakukan ini padanya.

  
"Silakan nona." Sakura akhirnya melangkah kembali ke lift, dia melihat Sasuke yang hanya diam tak bergeming. Matanya justru semakin menakutkan.

  
...

   
'Pasti dia mau aku segera menjadi vampire.'

   
Sakura pun pulang ke rumah dengan sikap lega karena merasa mendapatkan solusi dari masalahnya, meski di sudut hatinya Sakura merasa ketakutan akan sesuatu yang tidak ingin ia akui. Dia tidak mau mengakui jika Sasuke seperti menjauhi dirinya.

Sore itu, sesuai rencana semula, Sakura mendatangi kastil dimana Blair Aiden Antonius atau Sasuke Uchiha menjadi pemimpin keluarga vampir kuno berdarah murni. Dia mengambil liontin yang pernah Sasuke berikan. Awalnya dia ingin menyelesaikan semua kesalah- pahaman. Akan tetapi sebuah kenyataan keras menampar wajah Sakura ketika ia hendak menemui Sasuke.

My Pure VampireDonde viven las historias. Descúbrelo ahora