17

326 56 7
                                    

Happy Reading!

Tak terasa dunia telah memutarkan diri tanpa henti hingga memakan waktu dua bulan lamanya—ah dua bulan sebentar sepertinya? Tetapi semua tergantung bagaimana cara para makhluk di sana mempergunakannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak terasa dunia telah memutarkan diri tanpa henti hingga memakan waktu dua bulan lamanya—ah dua bulan sebentar sepertinya? Tetapi semua tergantung bagaimana cara para makhluk di sana mempergunakannya.

Sekarang mari kita fokuskan pada suasana kelas 10 Ipa 2 sebagai opening story di chapter kali ini.

Di dalam kelas tersebut terlihat seorang guru perempuan berbaju batik, duduk di kursi meja kekuasaannya dengan setumpuk lembaran kertas di depannya. Lembaran kertas itu berisi soal-soal yang telah terjawab plus terdapat dua buah angka bertinta merah di kolom nilai.

Bersama ekspresi datar, kelima jemari tangan kanannya bergerak lihai mengambil satu demi satu lembaran tersebut dan membagikannya kepada seluruh murid di sana dengan cara memanggil nama mereka masing-masing secara bergantian untuk jalan ke depan menghampirinya.

"Nayla Akira."

Gadis yang memasang raut tegang sedari tadi itu langsung bangkit dari kursinya lalu berjalan cepat menuju meja guru dan mengambil selembar kertas yang diberikan kemudian kembali duduk di tempatnya.

Wajahnya sontak tertekuk begitu melihat besaran nilai yang tercetak jelas di sana.

Sementara sang chairmate setia, Jeongin, lantas melirik kertas digenggaman gadis itu usai menyadari perubahan ekspresinya.

"Gak usah manyun, nilai jeblok bukan berarti lo bego, lo udah usaha, namanya usaha pasti ada gagalnya." Tutur Jeongin.

Nayla memalingkan wajah ke arahnya masih dengan bibir bawah yang maju.

Jeongin sontak melemparkan senyuman tipis seraya menaikkan kedua alisnya.

Nayla mengembuskan napas lesu.

Meski yang dikatakan Jeongin benar, tapi suasana hatinya sudah terlanjur buruk sekarang. Jadi yang ia lakukan setelahnya adalah hanya menelungkupkan wajah di atas meja hingga bel istirahat pertama berbunyi.

Kedua temannya menghampirinya, "Nay?"

Nayla langsung menegakkan tubuhnya lalu memandang Rara dan Dania dengan kondisi wajah masam, "Hm?" Balasnya malas.

Jeongin menggeleng heran melihatnya, lantas ia bangkit dari kursinya dan lekas pergi ke luar kelas.

"Istirahat, lo gak mau istirahat?"

"Hah? Oh iya, udah bel ya? Yuk." Nayla berdiri. Sedangkan kedua temannya menatapnya bingung.

"Lo kenapa sih?" Tanya Rara.

"Gak papa. Ayo."

Tanpa berlama-lama, mereka akhirnya telah tiba di kantin. Ketiganya mulai duduk di salah satu kursi kosong dengan pilihan meja bundar seperti biasa.

"Aku aja yang pesen, kalian mau apa?" Nayla membuka suara.

"Lo nih yang pesen, serius? Lo kayaknya lagi gak baek, gue ngeri nanti pas lo bawa makanannya bukannya nyampe ke sini malah nyampe ke muka orang." Rara berceloteh yang disahuti dengan dengusan geli dari Dania.

Scars | Hyunjin ✓Where stories live. Discover now