24

278 46 10
                                    

Happy Reading!

2 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 tahun kemudian.

Pagi hari di tengah teriknya panas mentari yang bersinar berbaur dengan langit dan dimeriahkan oleh kicauan burung dari berbagai penjuru, terlihat sekumpulan insan yang duduk membentuk sebuah barisan di atas luasnya lahan dari suatu bangunan besar di hadapan mereka.

Para insan tersebut senada mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang, bawahan hitam panjang pula—rok bagi perempuan dan celana bagi laki-laki—kaus kaki putih serta sepatu sneakers hitam.

Namun belum selesai penjelasan akan penampilan lazim tersebut, ada bagian eksentrik yang perlu penggambaran secara terpisah. Yakni, beberapa pernak-pernik yang melekat di tubuh mereka, mulai dari caping kardus untuk laki-laki, pita yang dirangkai sedemikian rupa di kepala untuk perempuan, lalu kedua pipi mereka tersemat bendera nasional, serta sebuah papan kardus berbalut karton tergantung di leher yang tertulis nama, kelompok, jurusan, motto hidup dan satu foto diri.

Foto aib.

Ya, mereka semua adalah Mahasiswa Baru atau lebih dikenal dengan istilah MaBa, yang sedang menjalani Ospek di salah satu Perguruan Tinggi Negeri, bernama LU (Levanter University).

Sementara di depan barisan tersebut, termuat beberapa oknum beralmamater abu-abu gelap yang di sisi kiri bagian dadanya tercantum sebuah bordiran logo kampus dan nametag di sisi kanannya. Mereka adalah panitia atau para anggota dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).

Salah satunya sedang berbicara tegas sambil menggenggam mic dan memainkan tangannya di udara sebagai gestur pembawaan. Dia adalah PresMa (Presiden Mahasiswa) alias ketua BEM, dengan tulisan 'M Changbin' tertera di nametag-nya.

"Nah, sekarang waktunya kita main games!"

"Saya mau mulai dari yang ringan dulu ya biar kalian para makhluk-makhluk lola di sini gak kaget."

"Oke. Tebak-tebakan." Laki-laki itu mengusap hidungnya sejenak sambil menunduk dan berjalan perlahan ke samping di depan para maba seolah tengah mencari sebuah ide.

Tak lama ia mendongakkan wajah, "Bila gajah jadi ayam, lalu singa jadi ayam, dan kambing jadi ayam, maka ayam jadi apa?"

"AYO AYO TUNJUK TANGAN, SEBELUM SAYA YANG TUNJUK."

Sedangkan yang diteriaki langsung menampakkan raut berpikir keras setelah sesaat mereka tertawa akibat pertanyaan konyol tersebut.

Di barisan bagian tengah sibuk merenungkan jawaban, sedangkan yang di belakang sibuk menahan kantuk. Berbeda pada barisan terdepan yang justru ekstra memutarkan otak mereka karena sudah ketar-ketir duluan takut ditunjuk.

Tak jarang pula beragam celetukan jawaban asal terlontar. Celetukan-celetukkan tersebut beberapa ada yang masuk akal namun belum tepat, pun banyak yang hanya untuk bahan lawakan saja sehingga membuat suasana di sana menjadi sangat ricuh.

Scars | Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang