Jeviano sudah bangun sejak tadi, namun ia tak kunjung menggerakkan tubuhnya barang sedikitpun untuk turun dari ranjang. Raganya seakan mematung, lalu sesekali terkesiap kala seseorang di dalam dekapannya beringsut mengikis jarak.
"Kez, Kezia," bisiknya teramat lembut. Namun hanya gumaman yang ia dapatkan sebagai jawaban.
"Udah pagi Kez, bangun yuk. Ibu udah ngetuk pintu kamar tadi."
"Hmmhh..."
Jeviano mengusap wajahnya frustasi. Ia memang sengaja tak memasang pembatas itu semalam agar sang istri terbiasa satu ranjang dengannya, lagipula ia sangat butuh guling saat tidur, tidak memeluk apapun membuatnya tersiksa.
Namun aksi Keziana ini justru membuat dirinya nyaris kehilangan akal sehat. Terbesit pikiran gila di otaknya untuk membalas pelukan sang istri tak kalah erat, tapi Jeviano sudah berjanji, ia tak akan melakukan apapun jika Keziana tak menginginkannya.
"Hei tukang tidur, bangun sayang. Aku belum nyiapin apa-apa loh ini, jadwal keretanya Ayah sama Ibu juga pagi. Ntar diomelin loh," Jeviano mencubit hidung Keziana dan menahannya sebentar agar gadis itu bangun.
"Iyaa-iyaa ishh baweel," Keziana membuka matanya malas. Ia menengadahkan kepala, kemudian tersenyum kala tatapannya dengan Jeviano bertemu.
"Kenapa senyum hm?"
"Oh, what a nice dream.."
Jeviano mengernyitkan dahi. "Mimpi?? Ini bukan mimpi Kez, ini kenyataan. Nih aku cubit pipi kamu ya, sakit ka—"
BUGH!!
Jeviano mengaduh kesakitan karena Keziana yang tiba-tiba memukul dadanya menjauh. Raut wajah wanita itu tampak kaget setengah mati, kedua matanya melotot dan nafasnya tertahan.
"Jev!! Aku kan udah bilang jangan sentuh-sentuh!!"
"Kok aku sih!!? Kamu yang peluk aku duluan!!" sergah Jeviano tak terima dituduh.
"Eh enggak ya!! Semalem kamu yang duluan narik badan aku!!"
"Terus kenapa gak dilepas!!? Kenapa bales meluk!!?"
Bahu Keziana yang semula tegang kini melorot. Ia termenung, berusaha mengingat hal gila apa yang dirinya lakukan semalam.
Benar, bukannya melepas, ia malah menarik pria itu untuk memeluknya lagi.
"Kez—"
"Diem, kepalaku pusing," sambarnya memotong ucapan Jeviano. Keziana pun bergerak turun dari ranjang terlebih dahulu untuk memakai kamar mandi. Sementara sang pria masih diam di tempatnya, berusaha menganalisa perilaku istrinya barusan.
"Jadi bener Keziana emang sengaja bales meluk gue?"
● ● ●
"Ayah sama Ibu pulang dulu ya Nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I Became His Wife | JENO × KARINA
Fanfictionapa yang akan kamu lakukan jika kenangan cinta pertama yang menjijikkan, dan pria idaman semasa SMA yang susah payah ingin kamu lupakan itu ternyata adalah orang yang dalam semalam menjadi suamimu?? Jeviano Gabriel Radjasa, membuat Keziana Lucia gil...