🐣 001 🐣

8K 502 24
                                    

🐥 Happy reading 🐥

.

.

| Hiraeth |

.

.

"Asa mau sendiri."

"Telpon kalo ada apa apa."

"Iya, Daddy."

Kehidupannya sedikit demi sedikit mulai banyak perubahan, Arthur sudah tak lagi bekerja. Sedangkan Aaron sangat sibuk bekerja.

Allan pun jarang pulang sebab selalu memantau markas dan barang barang, melatih para bawahan juga rekan.

   Sudah hampir dua tahun mereka hidup di rumah baru, dengan perumahan yang asri dan warga komplek yang ramah.

Belum lagi setiap sore di taman selalu ramai.

Masih ingat permintaan Angkasa di masa lalu?

   Hidup selalu di jaga dan di manja sedikit membuat Angkasa terbiasa dan kurang mandiri, saat tepat di kelas 11 ada anak baru yang masuk.

Ia mengajarkan banyak hal, tidak menjerumuskan.

Angkasa mulai tau jika menjadi laki laki manja itu tidak keren, ia mulai belajar naik motor walau harus ada paksaan.

Sekarang ia mulai memasuki kelas akhir, baru beberapa hari lalu sebenarnya kenaikan kelas.

Zetha dan Gio juga semakin lengket, dimana ada salah satu dari mereka pasti satunya juga ada.

Kayak upin sama ipin.

Terkadang kecupan kecupan masih keluarganya beri, walau tak berlebihan seperti di masa lalu. Angkasa ingin menjadi cowok keren.

"Hei, Asa!"

Angkasa menoleh, menatap kakaknya yang sedang berdiri dengan pakaian santai hitam memandikan motor kesayangannya.

Perut berotot itu sedikit timbul karena baju basah.

Pemuda manis yang sudah siap di atas motor juga sedang mencoba membentuk otot, ia selalu memaksa Rayyan untuk ikut gym.

Walaupun masih samar setidaknya Angkasa bangga dengan usaha yang dia lakukan selama setahun lamanya.

"Kenapa?"

Allan menghampiri adiknya, kedua tangan yang basah itu menangkup pipi adiknya yang masih sedikit berlemak.

"Jangan ngebut."

"Iya kakak, Asa berangkat."

  Setelah meninggalkan satu kecupan di pipi Allan, Angkasa langsung melajukan kendaraannya meninggalkan pekarangan rumah.

Manik itu menoleh, menatap mobil sedan hitam yang membalapnya lebih dulu.

Kacanya terbuka.

Tangan kecil boneka menyembul, bergerak ke kanam kiri seolah mengatakan kata "dadah" tanpa suara.

"Bangsat, lucu banget."


🐥 Hiraeth 🐥
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Di parkiran yang di khususkan untuk murid sudah ada Zetha dan Gio yang sedang asik berbincang, dan satu laki laki bertudung yang selalu memakai hoodie kemanapun dia pergi.

Itu anak baru yang tadi di bicarakan, namanya Raihan.

Dia masuk ke sekolah ini karena pernah di DO sebelumnya, walau terlihat nakal dan berandal sebenarnya ia hanya pemuda yang sangat suka menyembunyikan diri.

"Kirain ga masuk."

Zetha merangkul tubuh Angkasa, pemuda itu merasa teman sebangku saat kelas sepuluhnya ini dulu pendek, Sekarang sudah melebihi Gio saja.

Gio hanya sekuping Angkasa.

Tetap saja mukanya babyface dengan otot yang mulai terbentuk, Zetha tak pernah percaya jika Angkasa akan mengalami perubahan sejauh ini.

"Masuk lah, bosen gue di rumah."

Gio terkekeh.

Semenjak Allan lulus dari sekolah, temannya ini mulai memberanikan diri berbicara dengan panggilan anak muda kebanyakan.

Sesekali makian juga keluar ketika sedang merasa kesal.

"Rai, jadi ke lapang?" Zetha berceletuk sambil menaruh helm didekapannya ke atas motor.

"Jadi."

Gio menoleh. "Lu udah izin? ntar di cariin lagi."

"Sans aja."

Ya, perubahan 'terlalu' ini benar benar membuat keduanya merasa asing. Walaupun sudah lewat setahun tetap saja ini seperti bukan Angkasa yang mereka kenal.

Sedangkan salah satu dari mereka tersenyum senang.

🐥 Hiraeth 🐥

.

.

Chap awal memang selalu prik

Hiraeth ✔Where stories live. Discover now