0.9

2.2K 131 1
                                    

***

"Caca! Kamu lagi apa?!"

"Pergi dari kelas aku!" Teriak gadis itu dengan kesal.

Sementara Angga tetap mendekat pada Caca yang sudah mengusirnya, dia sangat suka dengan Caca yang mudah marah. Sangat menghibur di matanya, Joshua juga sudah mempunyai teman baru. Dia Ezra tukang tidur.

"Hahaha, Ca aku ke perpustakaan sebentar ya." Pamit Kavita dan tertawa ringan melihat mereka.

"Kamu mau ke mana! Bawa juga nih bocah, cuma ganggu aku dia di sini." Desis gadis itu membenarkan letak kacamatanya.

"Aku ke sini memang mau ganggu kamu Ca, hehehe."

Caca menghembuskan napas pasrah, tidak akan peduli lagi dengan Angga. Ia mengambil headset yang Caca letakkan di kolong meja kemudian memakinya karena tidak ingin mendengar ocehan tidak berguna Angga yang mengganggu itu, adik kelas kurang ajar.

Caca sudah tidak bisa lagi menahan kesal, dia berdiri dari duduknya Manarik Angga keluar dari dalam kelas. Laki-laki membulatkan mata terkejut, karena Caca tidak marah tapi diam membawanya keluar kelas sembari menutup pintu kelas.

"Kamu bisa berhenti nggak sih!"

"UDAH DEH! AKU MAU FOKUS BELAJAR, JANGAN DI GANGGU TERUS!"

Angga diam mendengar teriakan Caca, dia meraih sesuatu dari dalam kantongnya lalu berhenti saat Caca kembali berteriak.

"KALAU MASIH AJA KAYAK GINI, AKU HAJAR KAMU! DENGAR NGGA...!"

Mata gadis itu membulat, Angga dengan beraninya memasukkan permen rasa stroberi ke dalam mulut Caca sembari memegang stik permen itu. Dia terkekeh karena Caca terdiam dengan alis bertaut kesal, lalu Angga keluarkan lagi dan langsung memberikannya ke tangan Caca langsung.

"Besok kita ketemu lagi ya Ca!"

Angga berbalik badan saat sudah berlari menjauh. "Eh, sepertinya nanti kita ketemu lagi!"

"Bodo amat! Aku nggak mau!"

***

Kavita menoleh ke kanan dan kiri seperti sedang mencari seseorang sampai mendapat lambaian tangan untuk mendekat padanya. Dia tersenyum malu lalu mendekat ke arah meja Daniel yang tersenyum sangat lebar.

Setelah kejadian kemarin, Daniel sudah bertekad untuk mendekati Kavita dengan persetujuan gadis itu tentunya. Karena Daniel hanya ingin Kavita hanya untuk dirinya, tidak boleh ada orang lain yang memiliki Kavita selain dirinya, karena Daniel juga laki-laki pertama yang selalu mencintai Kavita.

"Kakak terlalu giat belajar." Ujarnya pelan

"Kalau nggak giat, beasiswa aku di cabut lah Dan. Terus siapa yang bayarin uang sekolah di sekolah elit seperti ini?"

"Kalau kakak mau, aku bisa bayarin. Bahkan nafkahi kakak aku juga bisa, asal kamu mau menikah denganku."

Kavita terkekeh pelan. Dia menutup mulut Daniel dengan jari telunjuknya. "Masih SMA, jangan mikirin nikah mulu. Itu nggak gampang."

"Karena kamu sendiri yang membuat itu jadi susah."

Kavita tidak menanggapinya, dia kembali membaca buku yang berada di mejanya. Daniel dengan tatapan penuh arti itu menatap tajam Kavita, wajahnya yang perlahan memerah itu terlihat sangat lucu. Laki-laki itu menutup wajahnya dengan buku, karena tidak ingin dilihat seperti itu.

"Perpustakaan tempat belajar bukan tidur." Bisik Kavita tepat di telinga Daniel.

Daniel memegang lehernya, merinding seketika karena mendengar suara manis Kavita tepat di telinganya. Ini semua karena Kavita yang tidak peka dan ia juga masih terlalu malu untuk mengatakan yang sebenarnya.

Obsession My Junior (END)Where stories live. Discover now