Mendadak Nikah 29

33.9K 2K 50
                                    


Hallo teman-teman, 

Maaf aku baru bisa update lagi. Terimakasih sudah menunggu cerita ini. Terimakasih juga sudah memvote dan coment di part sebelumnya. Maaf juga kalo part ini sedikit.

Semoga kalian suka sama part ini, selamat membaca.











" Untuk resepsi Asha mau tanya dulu sama Mami." Queensha baru membuka suara saat beberapa waktu hanya diam.

Atensi dua orang disana menatap Queensha yang baru bersuara, " Iya, bicarakan dulu sama orangtua kamu." Sahut Bi Lilis.

" Ya udah Bi, punten nggak bisa lama-lama disini. Dirga mau ngurus-ngurus ke KUA sama pengadilan biar cepat beres."ujar Dirga.

" Ya udah sok atuh, biar lega udah ada buku nikah mah. Tapi balik sini ya Ga, nginep disini sama istri kamu." Ucap Bi Lilis yang belum rela keponakannya beserta istrinya langsung pergi lagi.

Dirga tersenyum, " Insha allah nya Bi." Laki-laki itu berdiri diikuti istrinya. Kemudian menyalami Bi Lilis dengan takzim bergantian.

" Nggak makan dulu kalian?" tahan Bi Lilis yang ingin Dirga dan Queensha masih berada di rumahnya.

" Sebelum kesini kita udah makan Bi di rumah Queensha." Masih dijawab Dirga, Queensha mana mau mengeluarkan suaranya.

" Oh ya udah atuh, hati-hati di jalannya." Bi Lilis mengatarkan Dirgadan Queensha sampai teras.

Queensha memberi senyum dan lambaian tangan pada Bi Lilis yang masih berdiri di teras sebelum masuk ke mobil, dibalas Bi Lilis dengan hal serupa.

" Selamatkan? Nggak diapa-apain?" sarkas Dirga begitu mobil berjalan menyusuri jalanan komplek.

Queensha mencebikan bibirnya, memberikan tatapan sinis pada Dirga yang bersikap tenang. " Ya namanya juga pertama kali ketemu mertua, deg degan lah gelisah takut juga. Apalagi baru ketemunya setelah nikah lagi, nggak kayak pasangan pada umumnya yang dikelalin sebelum nikah." Queensha terdiam beberapa detik. " Oh iya permikahan kita kan gara-gara digerebek nggak kayak pasangan normal pada umumnya." Ujar Queensha setengah menyindir.

Tadi aja di dalam rumah Bibi jadi cewek pendiam, sekarang cerewetnya keluar itu hanya Dirga ucapkan dalam hati, bisa ngamuk Queensha kalau Dirga bilang secara langsung." Apanya yang nggak normal, normal lah. Cuma beda aja sama pasangan lainnya, kita nikahnya dadakan dengan tubuh kotor terkena tanah sawah nggak pake baju adat atau apalah itu."

Queensha mendengus mendengar ucapan Dirga, " Iya lah nggak normal, oranglain mah nikah dengan sesuai yang diimpikan mereka. Nggak ada tuh aku punya mimpi nikahnya karena digerebek terus nikahnya di balai desa bukan di gedung atau hotel, pakaiannya kotor lagi. Muka sembab penuh air mata bukan cantik di make up." Ujarnya dengan judes.

Dirga mengusap pelan kepala Queensha, suasana istrinya ini sedang buruk dan Dirga mengerti itu. Dia harus menjadi air saat istrinya tengah menjadi api.

" Iya, Sha aku ngerti. Ini berat baget, bukan cuma buat kamu tapi buat aku juga sama. Dari kejadian ini ambil hal baiknya Sha, Allah nggak akan ngasih kejadian ini tanpa alasan. Ini scenario Allah yang terbaik untu kita Sha, tinggal kita jalaninya dengan ikhlas dan sabar. Suatu saat nanti kamu akan tahu sendiri jawaban kenapa Allah mempersatukan kita dengan cara seperti itu."

Mimik wajah Queensha mulai melunak, pandangannya yang driitadi menatap pinggir jalanan sekarang menatap mobil yang ada didepan mereka. Agaknya Queensha menjadi lebih tenang setelah Dirga berbicara seperti itu dengan lembut.

Dirga menatap Queensha sekilas sebelum fokus lagi menatap jalanan di depannya. " Kamu mau gimana resepsi nya Sha, aku ikut aja maunya kamu karena aku sama sekali nggak kepikiran soal pernikahan. Yang penting kan akad kalau akum ah."

" Nggak tahu." Jawab Queensha pelan.

" Ya udah nanti bilang aja sama Mami mau nya gimana, aku tadi udah ngomong sama Mami juga mau dibikin resepsi apa nggak. Kata Mami terserah kamu."

Queensha diam tidak tahu harus menjawab apa, jujurly dia juga bingung karena pernikahan impiannya hanya akad dengan konsep outdoor. Dihadiri semua keluarga dan teman dekat Queensha, perempuan itu males jika berlama-lama bersalam dengan tamu. Queensha tidak ingin pernikan atau resepsi yang mewah mengundang beribu-ribu undangan. Yang dia inginkan pernikahan hangat santai tapi tetap sakral. Namun sekarang akad nya sudah terlaksanakan dengan cara yang tidak disangka-sangka dan bukan yang diharapkannya.

*****

Pukul setengah lima sore mereka sudah menyelesaikan ngurus berkas-berkas ke KUA dan pegadilan untuk mendapatkan buku nikah. Raut wajah Queensha masih badmood, suasana hatinya buruk. Niat hati sepulang liburan ingin memanjakan diri malah tidak jadi. Dirga membawanya kesana sini menguru berkas-berkas. Badannya yang sudah pegal semakin pegal karena pergi-pergian kesana sini sama sekali belum istirahat.

" Mau langsung pulang?" tanya Dirga, laki-laki itu melirik istrinya sebentar.

Queensha menjawab dengan bergumam, raut wajahnya sama sekali tidak ada manis-manisnya membuat suaminya menghembuskan nafas pelan.

" Mau jajan dulu nggak?"

" Nggak Dirga, langsung pulang aja. Capek banget tahu nggak sih." Sewot Queensha dengan sinisnya. " Udah tahu mau di spa malah ngajak kesana sini, nggak tahu apa badan pegel-pegel." Gerutu Queensha pelan tapi masih bisa didengar Dirga.

" Aku pengen cepat kelar Sha, biar lega nggak kepikiran terus. Sekarang udah beres mah nyantai kan. Udah legal, ada surat nikahnya." Sahut Dirga pada istrinya.

" Nggak tahu ah kesel, badan aku pegel-pegel nanti malam pasti nggak nyenyak tidurnya." Rajuk Queensha.

" Ya udah nanti dirumah aku pijitin kamu sebagai gantinya kamu nggak jadi di spa." Rayu Dirga.

Bukannya senang, Queensha menatap sengit suaminya. " Itu mah kamu aja yang mau modus."sewotnya.

Dirga yang dituduh seperti itu terkehkeh sambil mengusap kepala istrinya. " Nggak lah, beneran mijitin kamu. Dikit-dikit aku bisa lah mijit."

" Nggak percaya, palingan awalnya aja mijit seterusnya mijitin yang lain. Grepe-grepe aku." Dirga tertawa kecil menanggapi ucapan istrinya, tidak tersinggung dengan perkataan Queeensha karena itu memang sedikit benar.

" Cuma lihat aku aja kamu langsung ngasih tanda di leher aku, apalagi aku dipegang-pegang kamu makin jadi kayaknya tangan kamu."

" Suuzon." Jawab Dirga sambil tertawa, padahal dalam hati membenarkan ucapan istrinya. Dikit-dikit lah, dia juga kan laki-laki normal. Disuguhi pemandangan yang dimiliki istrinya mana mungkin tidak tergoda, apalagi Queensha halal untuk dia sentuh.

Queensha mendelik tidak menjawab lagi ucapan Dirga. Sedikitnya perempuan itu tahu tabiat laki-laki, termasuk fikiran liar suaminya. Queensha nggak poloos-polos amat kok.


Mendadak NikahWhere stories live. Discover now