Mendadak Nikah 31

35K 2K 52
                                    


Enatah mengapa pagi ini terasa berbeda dirasakan pasangan suami istri baru itu. Dari subuh Queensha sudah berkutat di dapur bersama Mami dan ART yang membatu di rumahnya. Queensha suka memasak, tapi kalau pagi-pagi lebih baik dia bergelung lagi dalam selimut setelah sholat subuh daripadamembantu Mami nya atau ART nya memasak.

Queensha lebih suka memasak untuk makan siang dan malam daripada repot-repot bangun subuh-subuh untuk berjibaku di dapur. Beda halnya dengan sekarang, selain karena sudah diberi ultimatum Mami nya untuk membantu menyiapkan sarapan tadi malam karena saat ini ada yang harus dia layani, Queensha juga hatinya sedang tergerak untuk menyiapkan sarapan untuk Dirga.

Pukul tujuh pagi hidangan sudah tersaji diatas meja dan semuanya sudah berkumpul untuk menyantap sarapan pertamakali dengan seorang menantu disana. Seperti biasa sebelum makan Queensha melayani Dirga terlebih dahulu, barulah dirinya sendiri.

" Gimana buat resepsi pernikahan kalian, udah dipikirin mau gimana?" tanya Papi membuka obrolan mereka.

" Kalau Dirga mah ngikuti maunya Queensha aja Pi." Jawab Dirga.

" Loh memang kamu tidak ada keinginan pernikahan seperti apa yang dia mau?" tanya Papi lagi.

Dirga menggeleng pelan sembari meringis merasa tidak enak, " Nggak ada Pi, soalnya belum ada fikiran kesana."

Papi tentu saja mengerti dengan maksud Dirga, laki-laki paruh baya itu mengangguk lalu menatap sang putri. " Gimana Sha kamu udah ada konsepnya?"

" Mau outdoor aja, kayak makan malem biasa aja simple. Dan jangan undang banyak orang, yang diundang yang penting aja." Ucap Queensha.

" Kok gitu sih, Mami kan mau ngundang lima ribu orang." Protes Mami.

" Ihh nggak mau, Mami aja yang nikah lagi aja terus undang orang sebanyak itu, Asha mah nggak mau berdiri berjam-jam nyalamin tamu yang kebanyakan Asha nggak kenal." Bantah Queensha menatap sang Mami.

" Sha, kamu kan anak tunggal kita. Harus bikin acara yang besar mewah dan wah dong. Masa makan malem di outdoor biasa aja." Debat sang Mami.

Queensha yang belum ingin kalah menentang sang Mami. " Nggak mau ya, Asha cuma mau sederhana aja. Apaan palingan yang banyak datang teman Mami Papi, Asha kan nggak kenal males ahh. Cukup keluarga, temen deket, sama orang yang pening-penting aja. Jangan banyak-banyak. "

" Tapi semuanya juga penting Sha, nanti gimana kalau Mami ditanya kenapa nggak ngundang mereka." Kekeh Mami.

" Bilang aja, Asha maunya privet apa susahnya sih. Asha nggak mau tahu yang simple aja titik, kalo Mami tetep ngotot mau mewah nggak usah bikin resepsia aja sekalian." Putus Queensha final.

Mami nya jadi bungkam mendengar penuturan Queensha, bisa berabe kalo anaknya ngambek nggak mau bikin resepsi. Beliau juga kan pengen bikin pesta buat anak semata wayangnya, kalo Queensha ngambek ya gak jagi. Apagi menantunya secakep Dirga, patut lah beliau bangggakan sama teman-temannya.

" Langsung cari Wo aja Mi buat ngurusnya, jangan ditunda-tunda. Atau mau Dirga aja yang ngurusnya?" sahut Papi.

" Kalau boleh Dirga minta tolong buat Mami aja yang ngurus, soalnya di kampung ada panen. Dirga harus pantau, Dirga serahkan aja sama Mami dan Queensha. Hari ini Dirga mau pulang dulu, Queensha biar disini aja. Disana bakal sepi soalnya Dirga pasti sibuk banget diluar. Biar nggak bulak balik juga, nanti aja Queensha mah pulangnya kalau udah beres resepsi."

" Iya nggak papa, Queensha tinggal aja disini dulu. Kamu berapa hari pulangnya Ga?" tanya Papi.

" Nggak tahu Pi, lihat sikon aja." Papi mengangguk mendengar ucapan Mantunya.

" Tanya sama Wa Nia atau Wa Rina Mi, mereka kan udah pada nikahin anaknya. Udah ada pengalaman ngurus begituan." Kata Papi Queensha.

" Iya Pi, nanti Mami hubungi mereka."

Sarapan mereka berlanjut dengan diselingi obrolan kecil. Untuk pertama kalinya lagi Dirga merasakan kehangatan di meja makan. Entah sudah berapa tahun Dirga tidak merasakan hal ini. Beberapa tahun belakang Dirga hanya makan sendiri, jangankan suasana hangat seperti ini. Dia hanya mendapat kesepian saat makan yang membuat makannya terasa hambar.

*****

Selesai sarapan Queensha mengantarkan Dirga ke depan rumah, masih menggunakan piyama berkarakter hello kity perempuan itu belum mandi. Padahal Mami nya sudah menyurh Queensha untuk mandi agar tampil cantik didepan suaminya, namun Queensha bersikap bodo amat. Malahan Queensha bilang Dirga menerima apa adanya Queensha sekalipun belum mandi. Padahal perempuan itu berkeringat sehabis masak, pasti tubuhnya bau keringat dan bumbu. Masa didepan suaminya berpenampilan lusuh, bukannya dandan cantik seperti istri pada umumnya. Queenhsa tetap ngeyel malas mandi, katanya nanti aja agak siangan biar nggak terlalu dingin.

" Sha sini." Dirga yang sudah masuk ke dalam mobilnya membuka jendela mobil itu, melambaikan tangan menyuruh istrinya mendekat.

" Apa?"

" Ada yang ketinggalan," ucap Dirga sambil membuka pintu mobilnya melihat QUeensha yang menghampiri dirinya. Sontak Queensha berecak, bisa-bisanya Dirga terledor ada yang kelupaan.

" Ya udah apaan biar aku ambilin." Ujar perempuan itu.

Dirga tersenyum, dia mengangsurkan tangan kanannya ke depan wajah Queensha. " Kamu belum salim." Ucapnyya.

Untuk beberapa saat Queensha terpaku, dia jadi salah tingkah sendiri ditatap begitu oleh Dirga. " Harus banget salim." Gumamnya.

" Harus dong, suami kamu mau berangkat kerja nih. Mau nyari nafkah buat istrinya, perjalanannya jauh lagi." Ucap Dirga yang belum menurunkan tangannya.

Queensha berdehem dulu, kemudian jarinya mengapit ujung jari tengah Dirga dan membawanya ke hidung bangirnya. Sontak saja Dirga berdecak. " Salah Sha, yang bener gini nih."

Dirga mengajari Queensha cara mencium tangan yang benar, dia ambil tangan Queensha lalu dikecupnya punggung tangan istrinya itu. " Nah gitu caranya, masa nggak tahu.". Yang dikecup punggung tangannya yang tersentak seperti terkena aliran listrik hatinya, membuat hatinya berdebar nggak karuan.

Queensha mencebikan bibirnya menutupi malu. Tangannya yang masih digenggam Dirga dia bawa kedepan bibirnya, satu detik kecupan singkat pada punggung tangan Dirga menggetarkan dua jiwa yang belajar memupuk cinta. Queensha langsung melepakan genggaman itu. Tidak sampai disana Dirga meraih kepala Queensha, dikecup beberapa detik kening sang istri, lalu berucap. " Tolong do'a in aku ya Sha."

Hati Queensha makin melelh diperlakukan seperti itu oleh Dirga. Nggak tahu apa Dirga hati Queensha itu lemah. Udah tahu dulu tuh Queensha sama Dirga ya jelas lah perasaan dulu yang sempat terlupakan kembali hadir lagi dalam waktu yang singkat.

" Udah sana berangkat, keburu siang." Queensha menunduk malu enggan menatap lawan bicaranya. Semuua ini terlalu mansi, sampai pipi Queensha merona merah. Jangan sampai Dirga tahu dia tersipu karena perilakunya, malu dia.

Ini tuh mereka ngelakuin ini dengan keadaan yang sadar loh ya meskipun cuma salim aja dan dikecup kening, beda pas mereka tidur sambil pelukan. Mereka antara sadar dan nggak jadi nggak terlalu malu. Apalagi ini mereka dihalaman rumah loh, ditempat umum untung nggak ada yang nyiduk mereka lagi.

" Hat-hati." Ucap Queensha saat Dirga mulai menyalakan mesinnya.

Perempuan itu kembali ke teras saat Dirga akan melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Queenhsa. Begitu mobil suaminya sudah tidak terlihat barulah Queensha masuk kembali dalam rumah. 


Minta follow nya dong gengssss

Mendadak NikahWhere stories live. Discover now