25. Hanya Masa Lalu

713 104 1
                                    

Senyum mengembang di bibir Adit saat menatap wajah gadis di hadapannya yang sedang terpejam. Hampir saja dia lupa saat membuka mata, lalu mendapati gadis itu tidur di sampingnya. Menyadari jika dia telah menikah dengan gadis yang awalnya meminta tolong. Clarissa Morino. Gadis campuran Indonesia-Rusia yang meyakinkan Adit untuk menikahinya. Berawal dengan sandiwara, tetapi berakhir dengan keseriusan berhubungan. Selain cantik dan memiliki kulit putih, Risa pandai dalam memasak dan make up. Gadis itu cukup menjadi kriterianya meski memiliki sifat manja. Menggemaskan.

Mendapati piyama Risa tersingkap, Adit segera menarik kerah piyama agar bahu mulus gadis itu tak membuat pikirannya liar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mendapati piyama Risa tersingkap, Adit segera menarik kerah piyama agar bahu mulus gadis itu tak membuat pikirannya liar. Setelah itu, dia bergerak perlahan untuk turun dari ranjang. Adit sudah berjanji akan mengosongkan sebagian tempat pakaiannya untuk berbagi dengan wanita yang kini telah sah menjadi istrinya. Kotak di sudut meja membuatnya teringat akan kenangan di dalam benda itu. Kenangan bersama wanita yang pernah dia cintai dan ingin mengajaknya menikah. Tapi sayangnya Naina menolak saat tahu hubungan mereka tidak direstui. Sama seperti hubungannya dengan Risa. Jika bukan karena simbiosis mutualisme, mungkin Risa akan seperti Naina, menolak menikah tanpa restu keluarga Adit. Lagi pula wanita itu sudah menikah, jadi Adit sudah tidak berhak memikirkan atau berharap untuk mendapatkannya. Dia meletakkan kotak itu dengan niatan untuk dibuang, tetapi terrunda karena kesibukan lain.

"Adit."

Panggilan itu membuat perhatian Adit teralih. "Aku di sini," balasnya dengan nada sedang.

"Sedang apa kamu di sini? Aku mencarimu ke dapur, tetapi kamu tidak ada di sana," timpal Risa saat tiba di ruangan itu.

"Menunaikan janji, mengosongkan sebagian lemari buat kamu."

Senyum menghiasi paras Risa, lalu berjalan mengampiri lelaki yang masih memindah pakaian. Dia mencuri pandang ke arah kotak di sudut meja. Kedua dahinya terangkat. Tidak ada. Pandangannya beredar mengitari ruangan itu, mencari kotak yang sebelumnya ada di sudut meja.

"Ada apa?"

Risa terkesiap mendengar pertanyaan itu. Gelengan kepala dia berikan. Di mana kotak itu? Apa dia kembali menyimpannya?

"Pakai lemari ini buat naruh baju-baju kamu. Lusa, aku mulai pakai jasa pembantu buat bersih-bersih dan cuci baju. Dia akan pulang pergi. Mengenai makan, aku akan lebih sering beli di luar." Adit mengungkapkan.

Mendapati tak ada jawaban, Adit menoleh ke belakang. Risa terlihat sedang melamun. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan.

"Kamu keberatan?" Adit memastikan.

Lamunan Risa buyar, menatap lelaki di depannya. "Itu hak kamu," ketusnya.

Dia kenapa? Apa dia nggak suka aku pakai jasa pembantu buat bersih-bersih rumah dan cuci baju?

"Aku akan ambil pakaian." Risa membalikkan tubuh, mengayun langkah untuk keluar dari ruangan itu. Langkahnya terhenti saat melihat kotak yang dia cari tergeletak di sudut kaki meja. Kotak itu tak tertutup rapat dan pakaian di dalam kotak itu menyembul keluar. "Ini apa?" tanyanya kemudian. Pura-pura tidak tahu.

Ex-Cop is My Husband (Tamat)Where stories live. Discover now