69. Selamat tinggal

3.6K 296 99
                                    


Yuhuu back again together💓

Chapter ini ngejelasin semua masalahnya guys

Happy reading💕



"VUURSCHEDEL IS HERE!"

Brayen dan Fael membelalakkan mata melihat ratusan anggota Vuurschedel muncul memasuki gedung dengan suara motor yang menggema. Kalviro membawa bendera yang berlambang Vuurschedel membuat kedua pria itu menelan slapinanya susah payah.

Jaket yang dihiasi dengan gambar tengkorak menyatu dengan api bertuliskan Vuurschedel sekarang hari dimana peperangan akan terjadi. Gibran membawa jaket milik Mex, jaket milik ketua Vuurschedel pria yang sudah membangun tembok besar anggota Vuurschedel sebagai keluarga.

Maka saat ini di tempat ini, Gibran dan yang lainnya akan melawan siapapun yang membuat masalah dengan ketuanya sekalipun menyangkaut nyawa mereka.

Mex menatap seluruh anggota Vuurschedel yang anggotanya mencapai 355 orang. Dilihatnya mereka dengan raut tidak menyangka Vuurschedel sudah menjadi anggota geng motor besar.

Zidan, Angkasa, Aksal, Kalviro dan pasukan lainnya mereka nampak sudah tidak sabar untuk bertempur. Mereka akan maju dan melawan jika Mex sudah memberi perintah.

Semua pasukan menuruni motor masing-masing. Mereka memberi ruang kosong tepat di posisi tengah untuk ketuanya. Gibran mengangkat jaket Vuurschedel milik Mex, pria itu tersenyum sinis lalu menghampiri anggotanya sambil memasang jaket kebangsaan.

"Jaket ini bukti proses Vuurschedel besar seperti sekarang, kita adalah keluarga, menyatu bersama dan saling membantu." Ucap Gibran sambil menepuk pundak Mex.

"VUURSCHEDEL!" Mex mengangkat tangan kanannya keatas.

"HERE!" Jawab mereka dengan lantang.

"ATTACK NOW!" Mex mengepal kedua tanganya menunjuk lawan. Tidak lama dari itu pasukan Vuurschedel mencar dan menyerang lawan dengan brutal.

Brayen berdecak melihat pasukan Vuurschedel yang begitu banyak. Pria itu memilih untuk menjauh sambil membawa Gwen. Gerakannya dilihat oleh Mex, pria itu mengepalkan tangan kuat.

Fael mengunci lengan Mex menariknya dan memutarnya kebelakang. Mex mengumpat, lalu pria itu menendang pelipis Fael hingga lengannya lepas, Mex melompat memukul tepat mengenai hidung Fael.

Melihat pisau yang tergelak tepat di sampingnya Fael berpikir untuk mengambilnya, tapi sayangnya pergerakannya terbaca oleh Mex pria itu menginjak lengan Fael, mengambil alih pisau itu.

Fael mendorong tubuh Mex yang menindihnya. Pukulan Fael meleset karna Mex menghindar, Mex menarik kepala Fael lalu pria itu mencekiknya kuat.

"ANGKASA!"

Angkasa menoleh saat suara Mex yang memangil namanya. "Urus dia, gue harus kejar Brayen." Ucap Mex.

"Dengan senang hati."

BUGH!

Angkasa meninju perut Fael hingga melutnya mengeluarkan darah. Ketiga anak buahnya datang membantu. Lengan Angkasa ditarik, perutnya di pukul beberapa kali, tendangan mengenai wajahnya.

"Ja-jangan so jagoan bangsat!" Ucap Fael.

"Fuck!" Umpat Aksal saat lengannya terkena pisau tipis. Aksal mengambil alis pisau itu tidak banyak pikir pria itu langsung menyayat wajah lawan dengan pisau seperti sedang melukis.

Gibran menendang beberapa orang yang menghalangi jalannya untuk menghampiri Kiran.

"GIBRAN! LOOK AT THE BACK."

MEXSKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang