MY ENEMY IS MY WIFE [HIATUS]

13

"Kak atta?" Panggil seseorang dari arah belakang

Atta pun membalik kan badan nya dan melihat seorang gadis cantik yang sedang berdiri di samping nya sambil membawa bunga di tangan nya

"Kak atta, ngapain disini?" Tanya gadis itu

"Emang nya gue ga boleh kesini?" Atta bertanya balik

Gadis itu tersenyum canggung, rupa nya dia salah melontarkan pertanyaan "boleh kak" Kata gadis itu

"Gue abis jengukin mamah" Ucap atta sambil menatap nanar gundukan tanah yang di penuhi taburan bunga di atas nya

Gadis itu mulai paham sekarang "oh, kalau gitu aku turut berdukacita ya kak, atas kepergian mamah kakak" Ucap gadis itu sambil tersenyum manis

Mendengar itu atta tersenyum simpul "thanks" Ucap atta

"Lo mau jengukin siapa?" Tanya atta, karena dia melihat gadis itu membawa bucket bunga di tangan nya

"Aku mau jenguk bunda" Ucap gadis itu

"Bunda? Bunda lo udah-" Atta menghentikan ucapan nya karna takut nya dia salah berbicara

Gadis itu memahami perkataan atta, tersenyum lalu mengangguk "iya kak" Kata gadis itu

"Gue turut berdukacita" Kata atta

"Makasih" Kata gadis itu lalu tersenyum

"Gue anter yah?" Tanya atta

"Ga usah kak, gapapa aku bisa sendiri kok" Kata gadis itu

"Gue anter ga ada penolakan" Kata atta

"Yaudah deh" Kata gadis itu

Mereka berdua berjalan menyusuri pemakaman dengan gadis itu berjalan di depan dan atta mengikuti nya dari belakang, hingga pada saat nya gadis itu berhenti dan berjongkok di pinggir gundukan tanah dengan nisan bertuliskan 'RIP BELLA SAN'

"Shalom" Ucap gadis itu sambil memegang batu nisan

"Hai, bunda ara balik lagi" Ucap ara. Yh, dia adalah Arabella syakira jeefan.

"Bunda kangen ga sama ara?" Tanya ara

Setelah lama bercerita, akhirnya atta dan Abel memutuskan untuk pulang. Karena malam sebentar lagi akan datang.

*＊✿❀　❀✿＊*

Agam dengan gagah nya mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang menuju gedung tua.

Setelah beberapa menit di perjalanan agam sampai di gudang tua, namun saat dia akan masuk, keluar lah anggota Invictus dengan senyum kemenangan yang terbit di bibir mereka

Agam pun bingun. Mengapa mereka semua keluar? Apakah mereka kalah? "Kok pada keluar?" Tanya agam kepada mereka

Namun bukan nya menjawab mereka malah terusan berjalan melewati agam yang sedari tadi bingung sendiri "heh! Gue tanya lo semua kenapa keluar? Kita kalah?" Tanya nya lagi