6. Berangkat Bareng

21 3 0
                                    

"Suka?"

"Sedikit," jawab Lily singkat.

Sebenarnya Lily sangat tahu tempat ini. Itu hanya lapangan basket dengan rumah pohon di pinggir lapangan yang dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda setiap sore atau malam. Dulu Lily sering kesana bersama teman-temannya juga untuk bermain basket tapi sekarang sudah tidak lagi karena Lily tidak mau bergaul dengan dunia luar lagi.

Lily melirik jam di tangannya, satu jam lagi bel masuk. Lily menepuk pundak Alanta lalu menunjuk ke arah depan.

"Ayok ke sekolah!" pinta Lily.

"Nggak mau foto-foto dulu disini?" tanya Alanta ingin turun dari motornya.

Lily segera mencegah agar Alanta tak turun. Lily tak mau membuka kenangan lama saat dia masih menjadi anak nakal. "Nggak suka disini," ucap Lily.

"Oke. Kita ke sekolah."

Alanta segera menyalakan mesin motornya kembali. Mereka berdua masih diatas motor karena Lily enggan untuk turun sedangkan Alanta hanya mengikuti apa mau Lily saja.

Alanta langsung tancap gas menuju sekolahannya. Tak perlu banyak makan waktu, Alanta dan Lily sudah sampai di sekolah. Lily segera turun dari motor lalu melepas helmnya. Lily mengembalikan helm yang tadi dia kenakan kepada Alanta.

"Makasih," ucap Lily dengan wajah datar.

"Sama-sama."

"Nih, Helmnya."

Alanta mengambil helm Lily. "Lily marah ya?" tanya Alanta takut-takut.

"Nggak."

"Terus kenapa mukanya begitu?" tanya Alanta menyadari ekspresi wajah Lily. 

"Muka?" Lily menyentuh wajahnya untuk memastikan wajahnya baik-baik saja.

"Ekspresi kamu kayak ekspresi orang lagi marah."

"Oh, gue nggak marah," jawab Lily lalu segera melangkah pergi meninggalkan Alanta.

"Kalau nggak marah kok ditinggal terus!" kesal Alanta buru-buru menyusul Lily.

Alanta mempercepat langkahnya untuk menyamakan langkah dengan Lily. Sepertinya Alanta memang sudah salah karena memaksa Lily mengikuti kemauannya pergi ke lapangan basket tadi.

Alanta terus mengikuti Lily sampai mereka sudah berada di dalam kelas. Lagi-lagi Lily duduk di barisan belakang, tepat di sebelah Ade.

"Lily," panggil Alanta memasang wajah memelas.

Lily menatap Lantai datar lalu menaikkan satu alisnya. "Apa?"

"Aku kangen, duduk sebelah aku ya?"

Seluruh tubuh Lily mendadak merinding mendengarnya.

"Ampun!" decak Lily meremas roknya untuk menahan rasa merinding di tubuhnya. Jantungnya kembali berdetak kencang, hampir saja Lily kelepasan untuk tersenyum pada Alanta.

"Ekhem, bisa nggak lo hadap ke depan?!" timpal Fina yang baru saja datang sambil duduk disamping Alanta.

"Nggak bisa, mau lihatin Lily sampai puas tapi kapan ya puasnya? nggak pernah puas soalnya, mau lagi dan lagi terus," jawab Alanta masih menatap Lily.

Plakk

"HADAP DEPAN!!" teriak Fina setelah memukul kepala Alanta.

"Ih, ganggu banget!"

Fina menggelengkan kepala saat melihat Alanta kembali menghadap kedepan dengan raut wajah sedih.

Alanta membuka bukunya kemudian dia membacanya. Sedangkan Fina memilih pergi mengobrol dengan Lily. 

LILY : i wish make you happyWhere stories live. Discover now