8. Pacaran Yuk!

11 0 0
                                    

Lily membersihkan apartemen-nya seorang diri. Dia sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah. Lily mulai menata barang-barang bawaannya yang belum sempat dia tata. Lily juga membersihkan lantai dan barang-barang lainnya yang berdebu. 

Ting

Lily menaikkan kedua alisnya. Suara bel berbunyi, Lily segera melangkah ke arah pintu apartemennya.

"Siapa yang datang?" tanya Lily bingung.

Dia tidak sedang memesan makanan atau memesan barang, Dessy dan Fina juga sudah pergi sejak tadi. Lily segera membuka pintu apartemennya.

"Al..?"

Alanta berdiri di depan pintu apartemen Lily sambil menatap tajam kearah Lily. Tatapan tajam yang terasa menusuk itu tidak pernah Lily lihat.

"Naila mana? Kok kesini? Lo jadi nonton sama Naila kan?" tanya Lily mencoba mencairkan suasana.

Grepp

Tanpa aba-aba, Alanta langsung memeluk tubuh Lily. Lily yang belum siap hampir saja terjatuh jika Alanta tak menahan tubuhnya.

Alanta menyembunyikan wajahnya ke leher Lily membuat Lily merasa geli saat napas Alanta menyentuh kulit lehernya.

Tubuh Lily menegang dan merinding menjadi satu.

"Al?"

"Sebentar aja kayak gini, aku kangen kamu," ucap Alanta dengan suara serak.

"Tapi.."

"Kalau kamu nolak, aku marah karena kamu kasih tiket nonton dari aku ke Naila."

Lily terpaksa diam meski tidak membalas pelukan Alanta. Lily membiarkan Alanta memeluknya beberapa menit.

Setelah puas memeluk Lily, Alanta melepaskan pelukannya lalu menempelkan dahinya ke dahi Lily. Alanta menatap mata indah milik Lily.

"Kamu tahu aku suka sama kamu tapi kamu ngasih aku ke orang lain. Aku mau marah tapi aku nggak bisa marah sama kamu, aku terlalu suka sama kamu soalnya."

Lily terpaku mendengarnya. "Kenapa lo suka sama gue? Padahal Naila lebih cantik dari gue."

Alanta menggelengkan kepalanya pelan. "Hmm, nggak. Lily yang paling cantik sedunia."

"Nggak mungkinlah."

"Mungkin. Di mata aku, kamu paling cantik." tegas Alanta membungkam pemikiran Lily.

Lily ingin melepaskan diri dari Alanta tapi Alanta tetap tidak mau melepaskannya.

"Lily, jadi pacar aku ya?"

Lily menghela napas pelan. "Gue nggak mau pacaran Al, jangan begini deh. Nggak nyaman."

Alanta langsung memasang wajah sedih kemudian dia kembali memeluk Lily lebih erat. "Pacaran dulu sama aku, baru aku lepasin!"

"Al!!"

"Bodo amat!! Aku mau Lily pacaran sama aku!!" pekik Alanta tak mau kalah.

Lily memutar bola matanya, ia menginjak kaki Alanta hingga Alanta kesakitan.

"Lily sakit!" Alanta memegangi kakinya yang di injak oleh Lily.

Lily mengikat rambutnya lalu berkacak pinggang di depan Alanta.

"Keluar dari apart gue!!" perintah Lily tegas.

Bukannya pergi justru Alanta malah masuk ke dalam apart Lily.

"Kalau disuruh keluar itu artinya disuruh masuk."

"Al!"

"Ly, apart kamu masih kosong ya?"

LILY : i wish make you happyWhere stories live. Discover now