9. Pacar

6 1 0
                                    

Suara pekikkan Dessy menggema ke seluruh ruangan. Dessy dan Fina berkunjung saat Alanta sudah kembali ke apartemennya. Lily segera menceritakan hubungan barunya dengan Alanta. Hal itu membuat Dessy dan Fina sangat terkejut mendengarnya.

"Pacar paksaan," ucap Lily sambil mengusap telinganya yang sakit setelah mendengar pekikan Dessy tadi.

Dessy menarik napas lalu menghembuskannya perlahan.

"Aduh! Temen gue akhirnya laku juga," sahut Fina memeluk Lily.

"Nembaknya gimana tuh? Ceritain dong." pinta Dessy.

Lily menggeleng. "Rahasia."

"Yah, gimana kita bisa tahu paksaan atau nggak?"

Lily mengangkat kedua bahunya. "Intinya ya dia maksa gue!"

Lily tak mungkin menceritakan tentang kejadian saat Alanta memaksanya untuk berpacaran dengannya. Bisa malu tujuh turunan jika kedua sahabatnya ini tahu bahwa Alanta ingin menciumnya tadi. Untung saja tidak terjadi, Lily masih menyimpan ciuman pertamanya itu.

"Setelah jadi pacar Alanta, gimana rasanya Ly?" tanya Dessy penasaran.

"Perasaan apa?" tanya Lily tak paham.

"Senang atau bahagia?"

Lily menggeleng. "Gue stress sekarang."

"Loh kenapa?" tanya Fina ikut nimbrung.

"Ya stress aja. Gue baru dua hari kenal sama Alanta dan hari ketiga malah jadi pacar dia."

"Iya sih.." Fina merangkul pundak Lily. "Tapi Alanta cukup keren loh. Dia berhasil raih lo sebagai pacarnya cuman dalam tiga hari aja."

"Minta spill cara ah ke Alanta!"

Dessy mengeluarkan ponselnya. "Ada yang punya nomer Al?" tanya Dessy mulai menyalakan ponselnya.

Fina dan Lily kompak menggeleng.

"Loh, nggak punya? Aduh! Percuma dong gue udah ngeluarin handphone."

"Tinggal masukin lagi, apa susahnya sih," ucap Fina sembari menggeleng kecil.

Lily tersenyum miring. "Besok minta aja nomernya."

Dessy ikut tersenyum miring sambil menatap Lily dengan tatapan genit. "Lo mau nomernya juga ya Ly?"

"Nggak, gue nggak butuh nomernya!" balas Lily mengalihkan pandangan.

"Oke, jangan harap gue kasih nomernya ya!"

"Iya." Lily memang tak butuh nomer Alanta. Mungkin.

Lily berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan ke arah dapur lalu membuka kulkasnya. Di dalam kulkas yang tadinya kosong dan hanya ada botol air mineral saja tiba-tiba kulkasnya penuh dengan bahan-bahan makanan. Lily tersenyum melihat bahan makanan yang memenuhi kulkasnya. Ini pasti ulah Alanta.

"Ekhem, senyum-senyum depan kulkas. Lagi ngebayangin apaan tuh?" sahut Dessy menggoda Lily.

Lily tersentak. "Nggak bayangin apa-apa. Oh ya! Kalian mau nginep atau pulang nanti malam?"

"Kayaknya pulang deh, gue nggak bisa nginep tanpa izin soalnya," jawab Fina memasang wajah sedihnya.

Dessy mengangguk pelan. "Karena gue kesini sama Fina jadi gue juga nggak bisa nginep."

"Oke, gapapa kok!" Lily mengambil tiga mie instan dari kulkas dan tiga butir telur juga. "Gue masakin mie mau kan?"

"Mau banget!!" jawab Dessy bersemangat.

LILY : i wish make you happyWhere stories live. Discover now