bab 1 rvs

86 8 1
                                    

Tringgg
Suara itu terdengar bersamaan dengan suara riuh banyak orang. Jam istirahat kali ini agak nya sedikit lain di banding beberapa hari yang lalu. Mungkin karena beberapa hari kemarin hujan turun, membuat pelataran kelas becek akibat air hujan. Sehingga banyak siswa dan siswi memilih berdiam di kelas di banding pergi keluar.

Langkah seorang gadis terdengar, sepatu nya berpacu di lantai dengan sedikit tergesa gesa. Tawa nya terdengar, bersamaan dengan teriakan gadis gadis di belakang nya yang turut mengejar.

"Jan lari", teriak salah satu dari gadis yang tengah kejar kejaran itu.

"Ahaha bodo wleee", tawa terdengar dari gadis yang kini tengah menjadi pusat perhatian orang orang sekitar nya karena berlarian.

BRUKK, tubuh gadis itu terhuyung, bokongnya mendarat dengan estetik di lantai. Ia meringis sedikit teriak karena kaget.

Tawa kedua gadis belakang nya pecah melihat teman nya itu terlonjak kaget, dengan wajah shok menatap seseorang yang di tabrak nya.

Tatapan orang itu tajam, menatap tak suka ke arah nya yang hanya diam di tempat tanpa berpikir untuk segera berdiri.

Gadis itu terpaku menatap mata tajam orang itu, tubuh berkisar 170 cm itu menjulang tinggi berdiri di depan tepat di tempat ia terduduk.

"Cepetan bangun woy, malah diem", teriak salah satu teman gadis itu yang greget melihat teman nya itu malah diam.

Gadis itu yang sadar pun segera berdiri dengan cepat, matanya masih bertemu dengan mata tajam itu.

Bola mata hitam pekat dengan tatapan menusuk tajam, membuat siapa saja merinding bertatapan dengan mata elang itu.

"Ma... Maaf.. ", ujar nya meringis tak enak dengan tatapan tulus ke arah orang itu.

"Ya", jawabnya singkat lalu segera berlalu meninggalkan tempat yang kini ramai dengan para siswa yang sibuk berkerumun melihat kejadian tadi.

Gadis itu tersenyum kaku, lalu membalikkan badan melihat ke arah dua teman nya yang kini menatapnya aneh.

" Gapapa kan? ", tanya teman gadis itu dengan tatapan penuh iba.

" Dihhh, ga setia kawan bgt, gw jatuh bukannya di tolong malah ketawa", cemberut gadis itu segera menarik tangan kedua temannya itu menjauh dari tempat itu.

Uhhh malu banget rasanya.

Keduanya terlihat menertawakan teman nya itu yang merajuk saat mereka berdua mengungkit kejadian tadi.

"Hahahaha, lu sih, ga liat liat nabrak kan jadinya", tawa nya pecah mengingat saat teman nya jatuh tadi.

Kini ketiga manusia itu berada di kantin, duduk bersebelahan menunggu es kopi mereka di layani oleh ibu kantin.

"Ya mana gw tau ada manusia di depan", sungut gadis yang di tertawakan kesal menekuk wajahnya suram.

Tawa kedua manusia itu kembali pecah, menertawakan kebodohan orang yang kini merengut sebal.

Ia yang menggerutu menyumpah serapahi kedua teman nya dalam hati pun tiba tiba terdiam ketika tubuh seseorang melewati ketiganya.

Ya, orang tadi, orang yang di tabrak nya berjalan dengan pelan melewati mereka bertiga.

Ia menatapnya, bukan dengan tatapan permusuhan. Ini lain, sungguh..., ia merasa.. Debaran halus di hatinya.

Mata elang itu, membuatnya merinding sekaligus berdesir. Ah rasanya ia ingin berteriak sekencang kencangnya merasakan desiran itu.

Gila, ini sudah gila, benar benar gila. Bagaimana mungkin? Dirinya jatuh cinta pada orang yang bahkan baru kali ini ia melihatnya.

Hatinya tak bisa berbohong, semua terasa nyata, tak dapat ia menolak perasaan itu.

...

Aruni tersenyum kecil mengingat kembali hari itu, hari pertama kali dirinya bertemu dengan sosok GENTA ZANUAR, di masa SMP nya dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aruni tersenyum kecil mengingat kembali hari itu, hari pertama kali dirinya bertemu dengan sosok GENTA ZANUAR, di masa SMP nya dulu.

Siapa orang itu?, kalian akan tau jawabannya.

Langkah Aruni riang ke arah kantin SMA negri favorit di Yogyakarta, mungkin bagi sebagian orang bersekolah di sini hanyalah sebuah angan angan atau mimpi yang sulit di capai, namun tidak bagi Aruni, otak cerdasnya dapat dengan mudah membantunya masuk ke dalam SMA ini, bahkan dengan jalur beasiswa.

Ah lupakan masalah itu, kini kita kembali pada Aruni. Ia tengah sibuk mengantri berdesakan dengan siswa siswi yang turut mengantri.

Aruni dengan sabar menunggu gilirannya untuk membayar apa yang ingin ia beli. Aruni hanya membeli satu susu kotak varian coklat, ah kesukaan nya. Tidak, susu coklat itu bukan untuk nya, tapi untuk seseorang, siapa lagi kalau bukan Genta.

Cowok itu kini satu SMA dengan Aruni, cowok yang masih jadi satu satunya alasan Aruni semangat pergi ke sekolah. Ah rasanya Aruni tak mau cepat cepat pulang bila sudah ada di sekolah.

Genta Zanuar namanya, salah satu orang yang banyak di perbincangkan warga sekolah. Selain dirinya kapten basket, rumor seorang Aruni si juara umum mengejarnya adalah alasan Genta terkenal.

Banyak desas desus mengatakan bila Genta adalah cowok yang beruntung dapat di sukai oleh cewek seperti Aruni. Wajahnya ayu, otaknya cerdas, tidak siapapun dapat menolak pesonanya.

Namun tak sedikit pula yang turut menghujat si juara umum Aruni, banyak yang berkata Aruni terlalu murahan mengejar ngejar cowok. Apalagi dari awal ia masuk SMA.

Namun desas desus itu tak terlalu di perdulikan Aruni, ia tau tapi ia diam. Toh menyangkal tak membuatnya senang, apalagi dapat uang.

Arunika masih setia dengan kegiatannya setiap hari, berdesakan mengantri untuk sekotak susu coklat, lalu menaruhnya di laci meja Genta saat laki laki itu ada di lapangan basket.

Ah rasanya sangat bahagia saat dapat memberikan surat cinta untuk cowok itu, ada perasaan membuncah di hati Aruni. Tidak hilang di makan waktu, bahkan semakin bertambah rasa itu.

Bahkan hingga hampir 3 tahun dirinya menyukai mata elang itu, ah tidak dia menyukai orangnya, bukan matanya. Ia tak mau berbohong soal perasaan itu.

Setelah ia menaruh surat nya pada sang pemilik hatinya. Ia berjalan keluar dari kelas Genta dengan senyum manisnya. Ia biarkan tatapan tak mengenakkan dari orang orang yang tidak menyukai caranya menyampaikan rasa.

Aruni memilih melangkah ke arah perpus, menemui salah seorang temannya. Raya namanya, teman semasa SMP yang juga ikut saat pertama kali dirinya jatuh hati pada Genta.

Meraka dapat bersekolah di sekolah yang sama, namun tidak dengan Ais, temannya yang satu itu memilih meneruskan ke sekolah menengah kejujuran.

Langkah Aruni pelan, derap kakinya mengayun mendekat ke perpustakaan, yap tepat seperti dugaannya, teman yang ia cari ada di sana tengah membaca buku. Ia tersenyum lalu segera mendekat dan duduk di sebelahnya.

"Haii", sapa Aruni.

Cewek berambut hitam kecoklatan yang di kuncir satu itu mengerlingkan matanya sejenak sebelum kembali fokus pada buku nya.

" Lagi? ", tanya nya setelah beberapa detik berlalu.

Aruni diam lalu mengangguk, Raya mendengus sebal, sudah berulang kali ia meminta Aruni berhenti mengejar sosok Genta cowok berhati dingin.

ARUNIKA fdrfzaa |END|Where stories live. Discover now