bab 19 rvs

30 6 0
                                    

Langkah kaki terdengar berpacu cepat, wajah panik, ketakutan, dengan tangis itu terlihat memilukan.

Baju khas abu putih masih melekat di badan nya, ia tak sempat untuk mengganti bajunya, jangankan mengganti baju, untuk dirinya sekedar bernafas normal saja rasanya sulit.

Bau obat obatan menyeruak menyadarkan penciuman siapa saja bahwa sekarang tempat itu ialah rumah sakit.

Suara tangisan terdengar histeris, langkahnya memelan, lalu segera mendekat.

"Ibuk", panggilnya mencoba memeluk sosok yang kini tampak histeris.

" Non Raya, hiks", ujarnya melemah lalu membalas pelukan Raya.

Tangis nya kembali pecah, keduanya saling menguatkan. Bahkan di saat seperti ini, kedua sosok figur orang tua Arunika masih belum kunjung datang sekedar ingin tau bagaimana keadaan anak nya.

"Kenapa jadi kaya gini Non.., p... Padahal, tadi pagi Non Aruni masih makan nasi goreng buatan ibuk, hiks, kenapa... Kenapa jadi gini... ", isaknya pilu.

" Raya gatau buk, raya... Raya gatau... "

Suara dokter keluar dari dalam membuat keduanya menghentikan tangis, keduanya segera berdiri.

"Bagaimana keadaan temen saya dok", tanya Raya tanpa basa basi.

.... oOo....

1 bulan telah berlalu, tak ada yang berubah, sosok Aruni masih setia tertidur dalam mimpi indahnya.

Polisi terpaksa menghentikan pencarian pelaku kasus penusukan Aruni, karena tak kunjung adanya bukti yang akurat untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka, dan pada akhirnya pihak kepolisian memilih menunggu korban bangun dan memberikan kesaksian yang jelas.

Namun banyak orang berasumsi, bahwa penusukan itu terjadi karena kecemburuan sosok Renata Geordra yang merupakan kekasih Genta.

Genta sendiri merupakan orang yang selalu di harapkan membalas cinta dari korban. Namun saat di usut, Genta sendiri menolak dengan tegas bahwa Renata merupakan kekasihnya.

Dan keterangan itu mengakibatkan kontroversi yang teramat membingungkan, namun tak ayal banyak yang mempercayai, bahwa Renata lah pelaku dari kasus pembunuhan.

Desas desus itu menyebar dan mengakibatkan Renata sebagai terduga tidak resmi menjadi tudingan berbagai pihak.

Sejak saat itu Renata kerap kali di bully, dan tak segan di cemooh oleh berbagai kalangan.

Bahkan beberapa orang mulai protes kepada pihak polisi, kenapa Renata tidak di investigasi lebih lanjut.

Namun bentuk protes ini tak kunjung mengubah keputusan pihak kepolisian untuk tidak gegabah dan menetapkan Renata sebagai pelaku.

Sebuah luka gores terindikasi di nadi Aruni, hal ini menambah beberapa teori yang mengatakan Aruni Maheswara hanya bunuh diri.

Namun teori itu lalu di tolak mentah mentah masyarakat saat dengan jelas tau bahwa pisau yang menusuk sosok gadis itu tidak ada di tempat, Dan itu cukup mengarah pada kasus penusukan.

Renata Geordra hingga kini belum menunjukkan diri usai di cam menjadi sosok dalang di balik percobaan pembunuhan itu.

....

"Kenapa jadi begini ma, hiks Ata ga pernah sekalipun buat bunuh orang, kenapa cewek itu tiba tiba di tusuk, Ata gatau ", tangis nya di dalam pelukan sang ibu.

Jiwa nya tak tenang usai di cap menjadi terduga, bahkan untuk keluar rumah saja ia takut.

Psikisnya mulai terganggu, seminggu dirinya mencoba bertahan tetap berada di sekolah, namun ia tak kuat dengan berbagai tatapan tak mengenakan itu, bahkan ucapan ucapan dan tindakan mereka terlalu menyakitkan.

Renata tak pernah melakukan hal keji itu, dan ibu nya tau persis hal itu. Pengacara Maheswara sudah di siapkan untuk berjaga jaga.

Ibu kandung Renata, Hilya, hanya bisa menangis menatap anaknya yang mulai tertekan akibat kejadian ini. Banyak orang menyudutkan putri tunggalnya.

ARUNIKA fdrfzaa |END|Where stories live. Discover now