bab 12 rvs

35 7 0
                                    

Tak ada yang sempurna kecuali sang Pencipta, lantas aku hanya meminta yang terbaik padanya, walaupun itu adalah kematian sekalipun _arunika

.....oOo.....

FLASHBACK ON.

"Papa..., kenapa papa harus pergi, Aruni sama siapa di sini? Ntar kalau nenek tanya papa ke mana, Arun harus jawab apa? ", pertanyaan itu terucap dengan perasaan was was dari bibir Aruni.

Umurnya masih 14 tahun, gadis yang baru saja mendapatkan gelar remaja. Masih terlalu belia untuk sekedar mengetahui kehidupan dewasa.

Tepatnya pagi tadi, setelah malam menegangkan bagi Aruni terlewatkan. Arunika kini berada di sini, tempat di mana ia paham betul bahwa ini rumah neneknya.

"Kamu diem di sini, jangan buat saya tambah pening, inget Arunika, saya memang ayah kandung kamu, tapi setelah ibu mu tak lagi menjadi istriku, kamu bukan lagi anak ku", ujar sosok ayah Aruni itu dengan tatapan tajam.

Arunika tersentak mendengarnya, bagaimana mungkin kata kata itu keluar bebas dari mulut sosok Maheswara, ayah kandungnya.

Mantan istri memang ada, tapi memang ada mantan anak?.

"Papa... ", lirih Aruni menatap kepergian ayahnya yang mulai menjauh dari pandangan nya.

Arunika hanya bisa menahan tangisnya, ia segera masuk, lalu menemui sosok nenek nya yang kini tengah menangis di ruang tamu, mungkin beliau telah tau apa yang terjadi dengan putrinya.

" Aruni", panggil nenek Anjani saat melihat sosok cucu satu satunya berada di depan pintu.

"Nenek... ", pelukan hangat menjalar di tubuh Aruni, ia memeluk erat sosok neneknya, seakan menyalurkan perasaan sakit yang teramat, Isak tangisnya luruh, usapan lembut sang nenek terasa.

Setelahnya Aruni tinggal di sana, tanpa di bolehkan tau bagaimana keadaan kedua orang tuanya. Ia tak lagi dapat melihat sosok mama dan papanya, dirinya di penuhi dengan kalimat tanya mengapa mengapa dan mengapa.

Hingga naas nya, 2 bulan setelah Aruni bersama tinggal dengan sang nenek, Beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Duka yang mendalam kembali Aruni rasakan, psikis nya mulai terganggu, mimpi buruk selalu mendatangi nya di malam hari.

Kepergian nenek nya seakan merebut setengah dari jiwanya. Satu satunya orang yang ia harapkan telah pergi.

Dan di hari itu, sosok 'ibuk' datang, kata beliau, pesan sebelum nenek meninggal dirinya harus menjaga rumah. Walau sebenarnya itu hanya alasan belaka, nenek terlalu takut bila cucu tunggal nya akan hidup tak ada teman.

Di hari itu..., di hari kematian nenek nya..., sang ibu datang mengenalkan sosok Indra, mengatakan bahwa ia adalah ayah nya.

Fakta itu teramat susah untuk di terima olehnya. Ia hanya bisa menatap nanar ibunya, ternyata keluarga nya sudah hancur.

Ia sendirian setelah nya...

Namun beberapa hari setelah nya sang ibu dengan papa baru nya menjemput, mengajaknya untuk tinggal di rumah milik mereka.

Rasya, anak Indra dari istri pertama nya, gadis yang usianya 1 tahun di bawah Aruni. Bukan nya akur dengan gadis itu, Aruni malah seperti bermusuhan.

Sejak awal dirinya ada di dalam rumah itu, adik tiri nya itu mulai menunjukkan rasa tidak suka nya pada Aruni.

Di awal Aruni masih biasa saja, menjalani hidup baru nya di rumah besar milih suami ibunya, tinggal di sana dengan berbagai fasilitas yang menyenangkan.

Namun semua terasa sakit saat dengan jelas ibunya selalu menyalahkan dirinya akan kesalahan Rasya, hanya karena dirinya lebih tua.

Puncak nya saat Indra turut memarahinya, hal itu semakin menguatkan tekat Aruni untuk tak lagi mengganggu kehidupan masing masing ayah dan ibunya.

"Dasar anak gak tau diri, masih mending saya mau nampung kamu di sini, liat ayah kandung kamu, lihat!, apa peduli dia sama kamu? Ha?! ", kata kata Indra masih tersimpan jelas di memori Aruni.

Dan setelahnya, ia tak lagi mau untuk kembali datang ke rumah itu. Berulang kali, ibunya mengajak dan membujuk dirinya untuk sekedar datang. Namun melupakan tak semudah memaafkan.

Kata maaf dari Indra hanya sebagai penenang, bukan penghapus kenangan.

FLASHBACK OF.

ARUNIKA fdrfzaa |END|Where stories live. Discover now