EKPA rvs

31 5 0
                                    

Langit gelap dengan angin semilir mewakilkan suasana kala itu, beberapa kali suara deguman keras yang di hasilkan langit terdengar, menandakan hujan yang agak nya akan datang.

Beberapa orang tampak berdiri, mengitari makam Arunika. Jelas di pandang, mereka terlihat berduka.

Usai di kuburkan kemarin siang, kini setelah 3 hari sosok itu di semayamkan, beberapa orang ini baru sadar untuk datang.

"Maafin mama Run, mama... Mama gagal, mama egois, maafin mama", isak tangis Alhena, ibu kandung Arunika.

Sosok dengan punggung lebar itu ada di samping Alhena, menepuk lembut punggung rapuh wanita paru baya itu.

Indra turut merasakan akan apa yang di rasakan sang istri, penyesalan mulai masuk seakan menggerogoti hatinya.

Sakit.., mengingat beberapa perlakuan buruknya pada anak nya, ya.. Arunika memang bukan anak kandungnya, namun bukanlah seharusnya pula dia menganggap anak itu sebagai anak kandungnya.

"Mas bangunin Aruni mas, dia pasti kedinginan di dalem sana mas, k... Kata ibuk dia..., dia sakit..., dia gaboleh kedinginan mas, dia harusnya di rumah, bangunin dia mas... ", suara nya melemah dalam pelukan Indra.

Sosok perempuan di samping mereka turut terdiam, tak menyangka bila orang yang dirinya anggap akan mengganggu kebahagian nya kini telah berpulang, melihat sang ibu menangis dia jadi tersadar, dirinya bersalah...

" Boleh gak gw minta lo balik? Gw ga bakal bikin lo di salahin di rumah, ikut kita di rumah, gw bakal jadi sodara yang baik buat lo, tapi balik Arun.. ", lirih nya pilu.

ARUNIKA fdrfzaa |END|Where stories live. Discover now