✨ELEMENTS - 4🌙

158 32 3
                                    

Previous chapter~

Setelah Taufan menyelesaikan acara perpisahannya. Mereka segera keluar melalui goa yang sama.

"Eh...?"

.
.
.
.
.
.
.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat keadaan hutan Zvezda yang terang seperti di siang hari.

"Tidak tidak...mataku salah lihat..." Gumam Blaze mngucek-ucek kedua matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi. "Solar, pinjam kacamata mu" Ucap Blaze kemudian menarik kacamata Solar dan memakainya.

"Bukannya ini malam?" Tanya Solar ikutan kebingungan, menghiraukan Blaze yang mengambil kacamatanya.

"Hanya sihir mungkin..." Ucap Ice lalu kembali berjalan di jalan yang sama seperti saat mereka datang.

"Darimana kau tau?"

"Mungkin... Aku bilang mungkin, bukan berarti benar.." Sahut Ice.

Tanpa pikir panjang, mereka segera menyusul Ice. Namun saat diperjalanan, mereka bertemu dengan warga desa yang sedang mencari mereka.

"HALILINTAR...!! TAUFAN...!! GEMPA..!!"

"BLAZE...!! ICE..!!"

"THORN...!! SOLAR...!!"

"DIMANA KALIAN...!!"

"Eh? Mereka mencari kita?"

Bukk!!

"Adehh?!"

Halilintar mengetak kepala Taufan tiba-tiba. "Kita menghilang di hutan berjam-jam! Tentu saja mereka khawatir!" Ucap Halilintar. "Tak perlu pukul juga kali!!" Sahut Taufan memegang kepalanya yang benjol.

"Paman~!!" Teriak Thorn lalu berlari ke arah orang-orang tersebut.

"THORN?!!" Kaget salah satu dari mereka.

Thorn berlari sambil membentangkan kedua tangannya hendak memeluk 'paman' nya tersebut.

Hug!

Thorn memeluk erat pamannya, pamannya tersebut juga memeluk balik Thorn.

Sahabat-sahabatnya yang lain juga segera menyusul Thorn mendekati para warga.

"GEMPA~!!"

Hug!

Gempa sedikit tersentak saat seseorang tiba-tiba memeluknya. "E-eh... Kak...?" Gumamnya lalu memeluk balik sang kakak.

"Huuu... Kakak khawatir tau! Kenapa kau tidak pulang?!" Omel Kakaknya. Gempa sedikit ber-sweatdrop dengan kakaknya yang sangat overprotective terhadap dirinya, padahal kakaknya sudah menikah dan memiliki anak :v

(.... : Dimohon untuk tidak bertanya nama istri dan anaknya🗿)

Bukk!!

"A--"

"Haish..! Hali! Apa yang kau buat hah?! Kenapa kau tidak pulang?! Kau pikir Atok tidak khawatir?! Kau tahu kan hutan Zvezda itu berbahaya! Kalau terjadi sesuatu Atok yang susah tau?! Bla... bla... bla... bla... bla..." Tidak seperti dugaan Hali, bukannya mendapat pelukan tapi malahan mendapat hadiah dari Atoknya yang berupa satu hantaman yang sama seperti yang ia berikan pada Taufan, ditambah omelan-omelan yang pastinya akan Hali dengar sepanjang hari.

Taufan yang melihat Hali diomeli hanya dapat menutup mulutnya agar tidak menertawakan sahabatnya tersebut.

"Pftt--- mampus, kena karma kan.." Bisik Taufan namun masih bisa terdengar jelas oleh Hali. Hali yang masih diomeli Atoknya hanya diam saja. Anak matanya melirik kearah Taufan, dari raut wajahnya terlihat jelas dalam benak Taufan sedang memaki-maki dirinya.

KNIGHT OF ELEMENTALWhere stories live. Discover now