✨ELEMENTS - 5🌙

147 28 2
                                    

Previous chapter~

Mata biru itu tidak cocok denganmu, Hali"

.
.
.
.
.
.
.

"Kau benar-benar tidak cocok dengan mata biru itu. Yang bersikap aneh memang Ice tapi bukti fisik jatuh kepadamu" Ujar Solar, ia sedikit was-was, takut Halilintar akan melakukan sesuatu padanya. Namun, Halilintar tidak merespon perkataan Solar, ia justru sibuk mengedipkan matanya, dimana setiap ia berkedip mata biru itu akan muncul kemudian menghilang kembali.

"Hali, katakan dimana ukiran kayu itu, kau harus mengembalikannya ke tempatnya--"

Halilintar terlebih dahulu menyela dirinya. "Kau sendiri tidak mengubur kembali kotak itu" Sela Halilintar sebelum Solar menyelesaikan kalimatnya.

"Kau yang pertama kali menemukannya, jadi kau juga harus bertanggungjawab, Solar" Ucap Halilintar dengan menekankan kata Solar, ia beranjak dari kursi dan pergi dari perpustakaan bagitu saja. Solar tidak bisa mencegahnya, yang dikatakan Halilintar benar, ia yang pertama kali menemukan kotak dan dia juga yang mau kotak itu diambil. Karena keingintahuannya yang tinggi, dia tanpa sadar membuat teman-temannya terjerumus sementara dia baik-baik saja.

'Dia benar, ini salahku. Aku juga melupakan peraturannya, sekarang aku membuat mereka terjebak. Seharusnya aku mendengarkan Gempa saat ia melarangku' Batin Solar menyesali keegoisannya.

"Aku harus apa? Hm...mungkin Gempa punya solusi..." Gumam Solar, ia dengan cepat beranjak dari kursinya. Saat hendak pergi, penjaga perpustakaan mencegahnya. "Hey, kembalikan dulu semua bukumu!" Suruhnya. Solar berbalik, ia melihat tumpukan buku yang tadinya akan ia baca. "Huh... Baik" Jawab Solar, daripada dia terkena blacklist, lebih baik ia menurutinya.

Beberapa menit kemudian, Solar selesai mengemas buku-bukunya. Ia segera bergegas pergi ke rumah Gempa. Jarak perpustakaan dan rumah Gempa tidak jauh, jadi dia hanya berjalan kaki.

Diperjalanannya ia melihat Taufan dan Thorn yang sedang bermain dengan hewan aneh, mungkin mereka menemukannya di pinggir hutan atau sungai. Solar tidak ada niatan untuk menegur atau mengajak mereka berdua bersamanya. Menurutnya, Taufan dan Thorn masih tidak tahu tentang sihir yang menimpa Halilintar dan Ice, jadi ia hanya berjalan melewati mereka.
(Disclaimer : Hutan biasa, bukan hutan sihir/Zvezda)

Sesampainya Solar di rumah Gempa, ia melihat Tok Kasa yang sedang bersantai di rumah pohon yang ada di depan rumahnya. Tok Kasa menyadari kedatangan Solar, dia segera mengubah posisi menjadi duduk. Kemudian menatap Solar, sementara Solar menatap Tok Kasa kembali, dan menghampirinya.

"Bonjour, Monsieur" Sapa Solar tidak lupa dengan senyumannya. Walau sebenarnya jantungnya berdegup kencang, masih teringat kejadian saat terakhir kali ia bertemu Tok Kasa.

"Ohh bonjour! Kamu... Solar, kan. Temannya GG?" Balas Tok Kasa.

"Iya Tok, saya Solar. Eehh.. GG siapa ya?" Tanya Solar balik.

"Oh ya, maaf maaf! Maksudku Gempa, kamu temannya Gempa, kan" Ucap Tok Kasa, sembari menepuk jidatnya. Terlalu sering memanggil Gempa dengan sebutan 'GG', sampai hampir lupa nama cucunya sendiri.

"Ahh.. Iya Tok. Uhm... Tok, Gempa ada dirumah? Saya mau bicara dengannya, bolehkah?" Tanya Solar hati-hati.

"Dia didalam, masuk saja. Atok mau tidur" Ucap Tok Kasa lalu segera tidur dengan cepat, bahkan Solar belum sempat mengucapkan terimakasih.

"Ahaha... baik, merci" Balas Solar pelan-pelan, takut membangunkan Tok Kasa. Solar segera menuju ke dalam, tidak lupa ia mengucapkan salam terlebih dahulu.
(Bonjour : selamat pagi/siang/sore
Monsieur : pak
Merci : Terimakasih
GG dibaca Jiji)

KNIGHT OF ELEMENTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang