Chapter 5

3.8K 130 15
                                    

Rama melanjutkan aksinya mencoba memeloroti celana dalam Dewo.

"T..tunggu!!!" kata Dewo, seraya menggengam bagian karetnya agar diam di tempat.

Rama tidak memperdulikan permohonan remaja berotot itu, ia mulai membetot-betot celana dalam Dewo.

Krek! terdengar suara jahitan sobek.

"Jangan Pak Guru!" kata Dewo, sambil mencoba menggeliat menghindar.

Rama tetap ngotot ingin membugili Dewo, namun, meskipun Rama mengerahkan seluruh kekuatannya, tenaga Dewo jauh lebih kuat darinya.

"Pak, hukumannya yang lain aja!" pinta Dewo.

"Berani melawan guru ya?!" kata Rama.

"Bu..bukan begitu PaaaaHuaaa HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHA!!!!"

Dewo tidak mampu menahan gelak tawanya ketika jemari Rama menggelitiki sisi tubuhnya.

"Murid pembangkang!!" kata Rama sambil menyeringai.

"BWAHAHAHAHAHAHAHAAH.....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHAHHAHA!!! ....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHBWAHAHAHAHAHAHAHAAH.....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHAHHAHA!!!!"

Gelak tawa Dewo membahana dan tak terkontrol, Ia mencoba menggeliat menghindar, tapi  jemari Rama tak henti-hentinya menyerang.

"Hehehe, Rasain!" kata Rama sambil menerkam Dewo.

"WAAHAHAHAHAAAA.....AMPUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUNNNNNN!!!!" Dewo melolong.

Mata Dewo mulai berkaca-kaca, ia menatap Rama dengan penuh permohonan. Tapi ketika ia melihat wajah Rama yang menyeringai lebar, dan matanya berkilat-kilat, ia tahu tatapannya tidak akan berhasil.

Air mata berlinangan di wajah tampan Dewo, dadanya terasa sesak dan panas.

"Hehehe biar kapok!" kata Rama sambil terkekeh. Jarinya terus menyerang Dewo tanpa ampun.

"GYAAAHAHAHAHAHAHHA AMPUUUUUNNNNNNNNN GWAAAAAAAAA STOOOOP!!! AMPUUNNN!!!!" Jerit Dewo sambil meronta-ronta.

Namun serangan Rama tampaknya tidak kunjung berakhir, bahkan tidak mereda, seolah Rama menikmati menyiksa Dewo.

Nafsuin sekali kamu Bang! pikir Rama, jarinya yang lincah menari, berpindah-pindah di sekujur tubuh Dewo. Kontol ngaceng Rama pun sudah memberontak di dalam

Ia melihat seluruh otot Dewo berkontraksi, tubuh berototnya meronta dan menggelepar, bagai sebuah tarian erotis.

"AMPUN! AMPUN! AMPUN!!!! WAHAHAHAHAHAHAHAAH.....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHAHHAHA!!! ....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHBWAHAHAHAHAHAHAHAAH.....AAAAAAAAHHH!!!! HUAAAAAAHAHAHAHHAHHAHA!!!!"

Rama merasa sedang menunggangi seekor banteng jantan, seolah ingin menaklukkannya, ingin menjinakkannya.

"Rasain!" kata Rama. Ia merasa berada di puncak dunia, mabuk kuasa, bisa membuat mahluk gagah perkasa ini memohon-mohon ampun padanya. Ia tau Dewo lebih kuat darinya dan sengaja mengalah, hal itu malah membuat birahi semakin membara.

Entah berapa lama Rama mengelitiki Dewo, tapi bagi Dewo rasanya sudah seabad. Remaja berotot itu merasa dadanya terasa makin sesak, otot perutnya pun keram karena terlalu banyak tertawa, dan yang paling parah, timbul perasaan ingin pipis yang tak tertahankan.

Akhirnya, Dewo mencoba melindungi sisi tubuhnya dengan tangannya, namun untuk melakukan itu, ia terpaksa melepas cengkraman di celana dalamnya.

Melihat kesempatan itu, tangan Rama langsung menyambar sempak Dewo secepat kilat.

Janji Takkan Kemana-mana, Ya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang