10. ADA HATI YANG SUDAH TERISI

7.6K 857 1.5K
                                    

Selamat datang dan kembali lagi bertemu dengan aku! 🙆‍♀️

Ayo ayo sebelum baca vote dulu ya nanti aku marah kalau kalian enggak vote 😡

Jangan heran kalau partnya enggak kebuka berarti kalian harus follow aku dulu supaya enggak ketinggalan part‐part berikutnya 💌

• • •

“Kalau di tanya kenapa harus dia? Ya, karena dia adalah tokoh utama di hati saya.”

10. Ada Hati Yang Sudah Terisi.

Kalau saja semesta bekerja lebih cepat untuk membolakkan hati Starla pasti yang di lakukan Starla saat ini adalah membenci Benua dan merutuki dirinya sendiri karena telah jatuh sedalam–dalamnya kepada pesona Melvano Benua Alterio yang sangat jelas cowok itu tidak menganggap keberadaannya. Selain itu juga dirinya ingin membolakkan hatinya yang sudah menetap untuk melihat Benua sebagai lelaki baik, menurutnya. Walaupun kenyataannya Benua memperlakukan Starla jauh dari kata baik yang ada di pikiran Starla kali ini. Tetapi saat ini lagi–lagi Starla tidak bisa .... ia kalah dengan permainan semesta.

Sudah terhitung sepuluh menit semenjak kepergian mobil Benua hilang dari pandangannya dan sudah terhitung lima menit yang lalu Starla menghapus air matanya yang jatuh tanpa sengaja karena perbuatan Benua. Dirinya tidak boleh menangis. Bahkan dirinya sudah mendapatkan perlakuan yang lebih parah dari pada kali ini.

“Kalau jatuh cinta bikin lo se–sakit ini, seharusnya lo berhenti.”

Starla berhenti melangkah. Ucapan Milan memenuhi kepalanya sekarang. Memejamkan matanya sejenak Starla kembali lagi berjalan di tengah gelapnya malam yang hanya di terangi lampu jalanan yang redup. Di ujung setelah tikungan ada halte yang di maksud Starla tadi, kurang lebih menempuh tiga puluh lima menit perjalanan.

Starla tersenyum kecut dan terkekeh sebentar. “Memang disini gue yang terlalu berharap ya? Bego banget, La.” Starla memukul kepalanya sekali, merutuki dirinya sendiri.

“Gue udah mencoba baik-baik aja selama ini. Gue setiap hari buktiin sama semesta kalau yang semesta ciptakan untuk gue itu bisa gue lewatin. Mama–Papa cerai, Nathan yang selama ini gue harap selalu ada di samping gue tapi ternyata dia semakin jauh, kedatangan Devano yang bikin gue ketakutan hampir setiap hari.” Starla menunduk. Tangannya naik memukul area dadanya ketika sesak melandanya sambil menangis. Starla setiap hari mencoba kuat, untuk dirinya sendiri tetapi kali ini Starla ingin langit melihatnya kalau salah satu ciptaan Tuhan saat ini tidak se–kuat itu.

Malam ini saja Starla tidak mencoba naif membuktikan kepada semesta bahwa dirinya bisa melewati semua itu.

“Gue kira enggak bakalan sakit. It's just, it's too hurt. Sakit banget.” bahu Starla semakin bergetar seraya tangisannya yang semakin keras.

“Gue keliru mencoba berpikir Benua bisa gue jadiin rumah untuk gue. Gue salah, karena sedari awal pun tanpa dia bersuara dia enggak pernah melihat gue.”

****

“Tiga puluh delapan.”

“Tiga puluh sembilan.”

“Empat pu—”

Suara Starla terhenti kala yang tadinya menghitung berapa tetesan air hujan mengenai sepatu putihnya kini harus mengadah melihat siapa pemilik sepasang sepatu bewarna hitam yang berada persis di depan dirinya.

Starla tersenyum sambil mengadahkan kepalanya. “Aku percaya kamu mana mungkin mau ninggalin aku sendirian disini Benua—” Starla mengehentikan ucapannya. Dirinya salah. “Milan?”

BENUASTARLAWhere stories live. Discover now