011🧁 Basah

17 1 0
                                    

Gadis itu lahir pada bulan Maret, di sebuah rumah sakit yang ada di Bandung. Lalu, saat usianya menginjak satu tahun lebih enam bulan. Bunda serta Ayahnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Karena Ayah dipindah tugaskan ke sana.

Ayah membeli sebuah rumah. Yang niatnya hanya akan ditempati sampai usia gadis itu menginjak tujuh tahun. Lalu setelah itu, mereka akan kembali lagi ke Bandung. Namun nyatanya. Rumah megah, yang kini hanya dihuni oleh satu orang saja itu. Tetap berada di tangan pemiliknya. Satu pemiliknya memilih untuk tetap mempertahankan rumah itu. Sekalipun, pemiliknya yang lain enggan, bahkan pergi meninggalkan rumah yang dibeli dengan susah payah itu. Rumah yang dulunya terasa begitu hangat, ramai, dan damai. Rumah yang dulunya benar-benar mempunyai peran penting untuk menjadi sebuah pelindung.

Kini, rumah itu hanya sakadar rumah. Rumah yang hanya melindunginya dari sinar matahari dan derasnya hujan. Bukan lagi, sebuah rumah yang memberinya banyak cinta dan kasih sayang.

Sementara itu, di samping rumah megah yang kini hanya dihuni oleh satu anak manusia saja itu. Terdapat sebuah rumah megah yang lain. Rumah yang dihuni oleh empat anak manusia. Rumah yang sejak dulu berdiri di samping kediaman gadis itu. Rumah yang hari ini terlihat begitu sepi. Karena tiga puluh menit yang lalu. Pemiliknya pergi keluar. Dan akan kembali lagi saat bulan menggantikan tugas matahari.

Keanna Hasya Bumantara. Atau yang lebih dikenal dengan Anna. Gadis yang terakhir memanjangkan rambutnya saat lulus SD itu. Sedang mengitari rumah megah yang ditinggal pergi oleh penghuninya. Meskipun setiap hari Anna selalu menginjakkan kakinya di rumah ini. Namun, kehangatan dan ketentraman rumah ini. Tidak pernah berubah, bahkan, Anna merasa lebih nyaman dan aman berada di rumah ini ketimbang di rumahnya sendiri.

Setiap datang ke rumah ini, Anna tidak pernah bosan-bosannya memandang foto-foto yang tertempel di dinding ruang tamu itu. Terlebih, ada salah satu foto favoritnya yang dipajang di sana. Yaitu, foto saat dirinya menjadi salah satu lulusan dengan nilai terbaik di SMA-nya. Foto saat Di mana Bunda, Ayah, Mbak Sarah dan Kefan. Datang ke acara kelulusannya. Di saat kedua orang tuanya sendiri tak menghadiri acara itu.

"Kita harus adain selametan nih buat merayakan kelulusannya Anna." Pada saat itu, Bunda tak henti-hentinya memeluk Anna. Sebagai bentuk rasa bangga Bunda terhadap Anna. Yang notabennya adalah anak kurang beruntung karena ditelantarkan kedua orang tuanya.

"Pokoknya, dari depan sampe belakang komplek. Harus kita undang, kita umumin ke semua orang. Kalo Keanna, berhasil lulus dengan nilai terbaik." Sejak dulu, hanya Mbak Sarah. Satu-satunya orang yang memanggil Anna dengan sebutan Keanna.

"Tukang dagang yang sering jualan di komplek. Kita undang juga, pokoknya semua orang kita undang. Ayah pengen pamer nih sama mereka. Kalo Ayah, punya anak. Namanya Anna."  Di saat yang lain sibuk memuji-muji Anna. Berbeda sekali dengan seorang laki-laki yang sejak kedatangannya itu. Tidak pernah tersenyum. Bahkan, terlihat tidak tertarik berada di tempat ramai seperti itu.

Berulang kali Anna melihat Kefan menghela napas kasar, laki-laki yang pada saat itu terus menekuk wajahnya.

"Norak banget sih!" Akhirnya, Kefan yang pada saat itu hanya diam saja. Membuka suaranya. Kalimat yang dilontarkan oleh laki-laki penyuka makanan berbahan dasar kentang itu. Berhasil membuat Bunda, Ayah, dan Mbak Sarah. Menatap laki-laki itu dengan tajam. Bahkan, Mbak Sarah tak segan-segannya menendang kaki Adik laki-lakinya itu. Sehingga, membuat Anna tak bisa menahan tawanya.

Sampai detik ini, Anna masih tidak percaya. Bahwa mereka lah harta paling berharga yang Anna miliki. Sesuatu yang tidak akan bisa ditukar dengan barang berharga apapun.

Sebelum pergi. Bunda meminta Anna untuk memakan makanan yang sudah Bunda siapkan. Dan tujuan Anna datang ke rumah ini. Yaitu untuk mengisi perutnya dengan masakan Bunda.

KEFANNAWhere stories live. Discover now