-A-

2.7K 463 42
                                    

Happy reading...

-🔐-

"Ayo anjir, buruaan ..."

Saat keluar dari kelas, Anjani buru-buru mengamit lengan Dinar dan Adila.

"Sabar astaga! Kantin gak bakal pindah ke mars!" gerutu Dinar.

"Ck, keburu rame! Lo tahu sendiri gimana kantin di jam istirahat pertama?!"

Dinar memilih tidak berdebat lagi. Cewek itu justru beralih menatap Adila. "Lo kenapa sih, Dil? Muka ditekuk mulu dari abis bel istirahat?"

"Gakpapa," jawab Adila lesu.

Dinar menatap Anjani dengan pandangan penuh tanya, sementara yang ditatap justru mengerling. Matanya melirik ke arah kelas 12 IPA 1 yang sebentar lagi akan mereka lewati.

"Panggil cowoknya aja, pasti nih anak ceria lagi."

"Jan, justru kayaknya Adila gak mood gara-gara Basic deh ..."

Kalimat Dinar membuat Anjani mengintip kelas 12 IPA 1. Di bangku nomor dua dari depan, Basic sedang duduk bersama seorang cewek. Tampaknya mereka sedang belajar bersama.

"Oh ... jadi alasan lo gak mood karena cowok lo lagi sibuk studydate?" tanya Anjani dengan nada meledek.

Dinar buru-buru menoyor Anjani karena berbicara sembarangan.

"Anjir! Lo kok noyor gue sih, Din?" gerutu Anjani.

Adila mendengus keras. "Ck, lo berdua kenapa sih malah berhenti di depan kelas orang? Katanya mau ke kantin?!"

Setelah mengatakan itu, Adila berderap menuju kantin membuat Anjani dan Dinar mengerjap.

"Elo sih!"

"Lah kok gue?"

Tanpa pikir panjang keduanya segera menyusul Adila.

🔓

Laura menyeruput jus strawberrynya dengan tenang. Meskipun seisi kantin secara terang-terangan memperlakukannya seperti sampah, Laura sama sekali tidak peduli---atau lebih tepatnya berusaha tidak peduli.

Cewek dengan rambut tergerai lurus itu melirik kiri dan kanannya. Tidak ada satu siswa pun yang mau duduk di meja yang sama dengannya. Padahal dulu, para cowok selalu berebut untuk duduk di sampingnya. Well, Laura sama sekali tidak keberatan. Keadaan yang tenang tanpa pengganggu seperti ini adalah sesuatu yang Laura inginkan sejak lama.

"Hi, Ex Queen?"

Laura melirik bosan ke arah cewek yang menyapanya. Vania, cewek dari kelas 12 IPS 1, seorang model juga, tapi sayang pamornya tidak pernah bisa menyaingi Laura.

"Guys... duduk di sini mau gak? Kasihan tuh mantan ratu sekolah kita duduk sendiri," lanjut Vania lagi membuat tiga antek-antek cewek itu terbahak bersama.

Tanpa pikir panjang mereka segera duduk di meja yang sama dengan Laura. Padahal masih banyak tempat duduk lain yang kosong

"Ex Queen ... ngomong-ngomong jam mahal lo bagus, hasil korupsi gak tuh?" tanya Vania berusaha memancing amarah Laura. Teman-teman cewek itu kembali terbahak.

"Duh diem mulu, lagi sariawan?" tanya Vania lagi karena Laura masih mengabaikannya.

Laura berhasil meneguk jusnya hingga setengah. Lebih baik ia pergi, sia-sia tenaganya jika harus berurusan dengan para manusia sampah di sekitarnya.

"Eits---kemana lo?" cegah Vania. Tangannya menarik lengan Laura saat hendak pergi.

Laura menatap tajam ke arah Vania. "Lepasin tangan kotor lo sebelum lo nyesel!"

TREASUREWhere stories live. Discover now