Persiapan.

941 182 14
                                    

Seorang lelaki turun dari sedan hitam metalik. Tangannya menyisir rambut dengan jari, mengisyaratkan kepercayaan diri sedang meningkat. Tak lupa satu tangan lainnya membawa serta sebuah kantong ukuran besar.

"Tadaima"

"Okaerinasai, Sasuke-kun" sambut Sakura pada suami sepulang kerja, "apakah itu makan malam?"

"Iia, cuma baju toga"

Manik emerald berbinar. Dia tidak kecewa sama sekali meski sang suami tak membawa kudapan. Malahan, sekarang penasaran dengan barang bawaan yang terbungkus plastik.

"Coba pakai!"

"Tidak mau. Ini baru kucuci dari laundry"

"Sebentaaar saja" rayu Sakura.

Rasa lelah Sasuke seketika sirna begitu melihat gelagat manis istri. Kilau mata itu bak sepasang mata kucing yang minta diberi makan. Sangat meluluhkan hati!

"Baiklah baiklah"

Sasuke membuka segel plastik setelan baju wisuda bulan Maret nanti. Memang sudah selayaknya pria itu mengenakan satu set pakaian sakral lulusan PhD. Dirinya juga tak sabar menanti hari itu tiba.

Apalagi penyelenggaraan yudisium dan wisudanya sempat tertunda. Karena kekurangan kuota mahasiswa, acara sakral tersebut sengaja digabungkan dengan wisuda stata satu dan dua. Tepat di musim semi, Universitas Konoha akan menjadi lautan manusia.

Yappari, Sasuke-kun sangat tampan dan gagah!

"Sudah puas?" Sasuke hendak melepas toga yang dipakai.

"K-kakkoii!" Sakura terkesima dengan suaminya yang menampakkan aura wibawa tinggi.

"Tentu saja" angkuh pria Uchiha menyembunyikan perasaan sebenarnya.

Sial! Saat Sakura bilang begitu kenapa perasaanku tidak karuan?

"Biar kugantung di tempat khusus. Oh, bukannya di rak jemuran belakang ada plastik untuk pelindung baju yang digantung?"

Saking semangatnya, Sakura menyimpan baju keagungan tersebut dengan baik. Tak akan ia biarkan setitik debu hinggap di sana. Pokoknya harus terlihat sempurna sampai hari H!

"Ngomong-ngomong, apa kau sibuk akhir pekan ini? Tadi aku menemukan brosur peralatan bayi sedang diskon besar-besaran di distrik selatan" ujar Sasuke menawarkan kesempatan belanja berdua, "kalau tak bisa, aku tidak memaksa"

"Bisa! Mari belanja untuk persiapan bayi kita di Jerman" tanggap Sakura berapi-api. Kapan lagi sang suami suka rela mengajak belanja.

Tiap pagi, Sakura selalu memeriksa kalender. Sekedar memastikan, apakah hari yang aman dilaluinya adalah hari Sabtu. Sasuke sampai keheranan dengan tingkah absurd istrinya.

"Doushita?" Sasuke menghentikan kunyahan sarapan saat mengamati Sakura terpaku di depan deret tanggal dalam satu bulan.

"Iie, hanya melihat tanggalan"

"Sabtu masih tiga hari lagi" tebak Sasuke lanjut mengunyah. Ia paham Sakura amat menantikan quality time berdua.

"Siapa yang bilang menunggu Sabtu?" bantah Sakura karena ketahuan.

***

Waktu yang dijanjikan tiba. Sasuke mewanti-wanti agar istrinya memakai baju tebal dari atas sampai bawah. Kabar di tv menyatakan musim salju akan berakhir cepat, tapi suhu mudah berubah secara signifikan.

"Kalau terlalu banyak lapisannya malah tidak nyaman bergerak, tau!" protes Sakura.

"Anakku tidak boleh kedinginan" argumen Sasuke mempersiapkan Sakura dari serangan cuaca ekstrem.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕDonde viven las historias. Descúbrelo ahora