Keluarga Sempurna.

698 82 2
                                    

"Jadi keluar atau tidak?" memasang ekspresi dongkol, kepala keluarga berkacak pinggang menghadap istri yang asyik rebahan di sofa.

"Entahlah. Aku merasa pegal-pegal" alibi Sakura malas gerak.

Bukan sembarang alasan. Nyatanya, semakin bertambah bobot badan, semakin enggan ibu hamil melakukan gerakan ringan. Maklum, kandungan tersebut sudah memasuki trimester tiga.

"Hn, kalau begitu kita gagalkan-"

"Aaah- tidak tidak! Akan kuralat! Iya iya aku bangun" terpaksa Sakura bangkit seraya menopang punggungnya yang lelah.

Dasar tidak pengertian.

"D-daijoubu ka?" pria Uchiha mendelik mendapati sang wanita kesulitan duduk, "maksudku bukan membatalkan, tapi menunda"

Mau bagaimana lagi. Nyonya Uchiha lekas bersiap. Dia tidak mau wacana foto maternity jauh-jauh hari terganggu. Menurut Tenten, usia kehamilan di akhir trimester adalah waktu tepat untuk pemotretan.

Kalau diundur lagi, bisa-bisa aku makin enggan ke mana-mana, pasrah Sakura.

Jangankan keluar rumah, beranjak dari tempat tidur saja kadang malas minta ampun! Sasuke terkadang kelimpungan dengan kemauan random Sakura muncul tak langsung bersamaan. Untung saja si koki tak buru-buru pensiun dari pekerjaan dapur, sebab kepala rumah tangga angkat tangan dalam urusan memasak.

Sayang rencana paling ditunggu tertahan sesuatu. Sebelum angkat kaki dari rumah, pasutri Uchiha dikejutkan tamu tak terduga. Sepasang kekasih datang membawa kabar gembira.

"Syukurlah, Usuratonkachi" dengus pria paling merasa keren. Akhirnya satu lagi sohib jomblo menyusul di belakang.

"Kalian akan menikah?" kejut Sakura mendengar informasi dari lisan laki-laki pirang, "yokatta ne!"

"Oh uhm ya.. itu ekspresi yang cukup menghebohkan" wanita bernuansa lavender menaikkan alis, "whoops, duduklah dengan tenang! Nanti anakmu terganggu di dalam situ"

Seperti biasa Sakura yang hiperaktif cuma bisa terkikik dinasehati. Sedang sang suami bermulut bebek, mengetahui polah istrinya tidak seaktif berapa menit lalu. Ia hanya berlapang dada menghadapi wanita labil.

"Tokorode, Nee-san menitipkan ini. Dia minta maaf belum sempat main kemari. Anaknya suka rewel" putri Hyuga menyerahkan kotak hadiah besar di atas meja. Kabar hamilnya Sakura rupanya telah sampai ke telinga Hyuga Tenten.

Tentu Sakura senang menerimanya. Membuka segera dan menampakkan ekspresi sumringah. Seperangkat keperluan bayi perempuan untuk menyambut kelahiran anaknya kelak.

"Bahkan kami belum sempat belanja keperluan new born" sanjung Sakura. Sekejap dia melirik sinis suami, "habisnya Sasuke-kun sibuk terus"

"Hn?" pria yang disindir menggerutu, "siapa yang tadi malas-malasan, huh?"

"Nee-san bilang, kau sudah lama sekali tidak bercerita ini-itu makanya jadi khawatir. Berharap kau kembali seperti dulu lagi"

Wanita musim semi tersenyum simpul. Bukannya pelit membagi kisah. Hanya saja, sosok sahabat sejati sudah berganti posisi. Kini Sasuke lah tempatnya berkeluh-kesah. Sosok suami, guru, sahabat, dan apapun peran yang ia butuhkan sudah ada dalam diri lelakinya.

Konflik demi konflik di awal rumah tangga memang memuakkan. Kadang perdebatan tak berujung memaksa keduanya saling membuang muka. Hingga bermuara pada satu titik, komunikasi agar dapat terbuka. Tanpa sadar, semakin lama bahtera mereka semakin kokoh berkat adanya konflik-konflik kecil yang selalu terselesaikan.

"Arigatou, Hinata. Nanti aku akan menelponnya"

Bincang seru antar dua pasangan tak lekas berakhir. Jika wanita bernama Hinata hanyut dalam obrolan bersama nyonya di mansion Uchiha, maka kekasihnya pun tak kalah asyik bicara dengan kawan lama. Dihitung-hitung ulang, berbulan-bulan lamanya mereka tidak memiliki waktu diskusi bersama seperti masa kuliah.

𝕆𝕏𝕐𝕋𝕆ℂ𝕀ℕDove le storie prendono vita. Scoprilo ora