5 - Sebuah Kebenaran

132 26 8
                                    

Miyeon tidak sadar jika dalam perjalanan ia terus memeluk Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Miyeon tidak sadar jika dalam perjalanan ia terus memeluk Jaehyun. Namanya juga sedang panik plus ketakutan, tentu saja sebagai perempuan akan berusaha berlindung pada seseorang yang jantan. Heh, walau dikatakan di sini Miyeon jauh lebih tua dari Jaehyun, entah lah mengapa sikap remajanya malah terbawa? Harusnya Miyeon stay cool saja dong. Ya tapi dikejar oleh preman mabuk masa harus stay cool?

"Miyeon, udah sampe."

Dan teguran dan Jaehyun langsung membuat Miyeon tersadar. Segera ia melepaskan pelukannya dan melihat keadaan sekitar yang mana sudah aman terkendali.

"Rumah gue?" guman Miyeon sendiri dan sejenak menatap Jaehyun dari kaca spion motor laki-laki itu.

"Lo kok tau rumah gue?" tanya Miyeon yang heran mengapa Jaehyun bisa mengantarnya sampai rumah.

"Turun dulu," kata laki-laki itu malah menyuruh Miyeon turun alih-alih menjawab pertanyaannya. Dan Miyeon anehnya malah menurut begitu saja dan segera turun dari boncengan Jaehyun.

"Gak mau ajak aku masuk dulu?"

"Hah?" Miyeon sempat heran dengan ucapan Jaehyun, yang mana berharap Miyeon mengajaknya masuk rumah. Dan satu lagi, kenapa laki-laki itu tidak berbicara formal seperti biasanya? Aneh.

"Lo mau masuk?" Miyeon bertanya lebih jelas.

Jaehyun yang sudah melepas helm itu mengangguk. Sedikit memberikan senyuman kecil pada Miyeon. "Sekalian silahturahmi sama ibu. Aku udah lama gak ketemu beliau, Yeon."

Kali ini Miyeon benar-benar dibuat bingung berat oleh Jaehyun. Entah mengapa sikap laki-laki itu menjadi aneh dan juga mencurigakan seperti ini. Apalagi ini? Kenapa tiba-tiba Jaehyun mengatakan ibunya seolah ia mengenal sekali ibu Miyeon. Dan silahturahmi? Memangnya mereka saling kenal?

Dan jika dihubungkan dalam time travel, harusnya Jaehyun di sini belum mengenal Miyeon dan keluarganya bukan? Tentu saja! Bahkan pertama kali mereka bertemu Jaehyun masih menjadi orang yang tidak mengenal Miyeon.

Eh? Atau hanya perasaan Miyeon saja ya?

"Yeon. Sudah lama banget, kita gak ketemu. Dan aku gak nyangka, kita bakal ketemu dalam wujud seperti ini."

Jujur Miyeon syok mendengarnya. Syok berat sampai tidak tahu lagi cara untuk berbicara.

Jadi, laki-laki di depannya adalah Jung Jaehyun? Jung Jaehyun yang berusia sama dengannya namun dalam bentuk remaja?

Are u serious?
***

Miyeon tidak banyak bicara selama Jaehyun mengajaknua duduk di bangku bawah pohon mangga. Ia masih dalam keadaan syok, belum bisa melakukan apapun. Bahkan saat ibunya menyuruh Miyeon mengobrol dengan Jaehyun pun tidak ia ladeni. Hampir saja kena omel, tetapi Jaehyun si anak baik hati itu malah menahan ibunya, mengatakan jika Miyeon akan berbicara jika semuanya sudah tenang.

Sudah tenang apanya, sih? Ini ada dua orang yang loncat ke masa lalu, bagaimana bisa tenang? Bahkan Miyeon tidak tahu apa alasan Jaehyun bisa datang ke mari, sama seperti dirinya.

"Yeon," panggil Jaehyun lagi saat keduanya agak lama berdiam diri.

Laki-laki itu masih menatap Miyeon dalam. Tidak melepaskan pandangannya walau Miyeon sudah berusaha membuang wajah.

"Yeon, aku tau kamu kaget, sama seperti aku yang juga kaget bisa datang ke masa ini." Jaehyun berkata.

Miyeon melirik Jaehyun sambil bertanya, "kenapa bisa, Jae? Kenapa bisa kamu datang ke masa ini? Kamu ketemu dokter aneh yang nyuruh kamu datang ke masa lalu gitu?"

"Gak, aku gak ketemu dokter."

"Terus?" Miyeon bertanya lagi. "Apa yang membuat kamu bisa datang ke sini? Kenapa bisa, kenapa kamu—"

"Karena kamu."

Miyeon terdiam saat Jaehyun memotong ucapannya dengan jawaban singkat. Gadis itu mengerjapkan mata beberapa saat guna menatap Jaehyun yang begitu dalam menatapnya.

"Ada banyak hal yang aku lewati di masa depan, Yeon. Dan itu sulit buat aku, karena aku masih memilki perasaan bersalah sama kamu," lanjut Jaehyun. "Dan entah kenapa aku bisa kembali ke masa ini, di mana saat itu aku bertemu denhan seseorang. Seseorang yang membantu aku saat aku merasa rindu kamu, merasa kehilangan kamu, di sana dia membantu aku untuk bertemu kamu." Jaehyun bersuara lirih, dengan mata berkaca-kaca menatap Miyeon.

"Aku ingin menebus semua rasa bersalah aku, Yeon dan aku merindukan kamu, sangat merindukan kamu."

Setelahnya yang di dapatkan Miyeon adalan pelukan hangat dari Jaehyun yang mana sudah menangis di balik tubuhnya. Jaehyun yang begitu memeluk Miyeon erat, seakan menyalurkan kerinduannya yang selama ini ia pendam.

***

Jika dipikir sangat aneh rasanya mengetahui Miyeon akan kembali ke masa ia remaja. Tetapi semakin aneh di saat tahu jika Jaehyun pun melakukan hal yang sama. Entah apa maksud takdir ini hingga membuat keduanya kembali bertemu dalam situasi berbeda.

Well, dua orang manusia berusia matang kini kembali dengan wujud anak remaja. Sangat aneh terdengar. Rasanya Miyeon sedang masuk dalam dunia fiksi bergenre fantasy saja ini.

"Besok aku jemput ya?" kata Jaehyun sebelum laki-laki itu pulang.

Miyeon menjawab dengan anggukan serta senyuman kecil. Melihatnya Jaehyun langsung memberikan raut wajah kesenangan.

"Tapi Jae, kenapa gak bilanh dari awal sih, kalau kamu itu dari masa depan?" tanya Miyeon seketika mengingat jika awal pertemuannya dengan Jaehyun malah berlangsung menyebalkan.

"Hm, aku juga bingung saat itu, Yeon. Bingung mau ngelakuin apa saat lihat kamu. Bahkan aku gak bisa ngomong panjang karena kaget bisa ketemu kamu lagi," jawabnya.

Miyeon yang mendengarnya hanya mengangguk, mengerti bagaimana kebingungan Jaehyun saat pertama kali masuk dalam dunia paralel. Sama seperti dirinya, hanya karena Miyeon sudah pernah memasuki dunia paralel versi Heejin, jadi ia masih bisa mengatasi kebingungannya dengan beradaptasi. Lah, Jaehyun sendiri? Entah bagaimana laki-laki itu beradaptasi dnegan lingkungan sekolahnya. Miyeon yakin seratus persen jika Jaehyun akan merasa risih dengan tingkah anak-anak di sekolah. Ya iya lah, Jaehyun itu bapak anak satu. Gak mungkin jiwanya masih remaja, beda sama Miyeon yang masih memiliki jiwa muda.

"Ya udah gih, pulang. Nanti dicariin sama mami kalau pulang telat!" usir Miyeon tahu jika anak tunggal kaya raya satu ini tidak boleh pulang malam, karena takut diculik gendoruwo. Maklum masih perawan eh perjaka.

"Ya udah kalau gitu aku pulang ya," kata Jaehyun.

"Hm."

Dan Jaehyun akhirnya pulang dengan motor jadulnya itu, meninggalkan Miyeon yang masih berdiri di tempatnya dengan pikiran yang masih berkecamuk.

Bersambung

My Love From 1999 ✔️Where stories live. Discover now