EPILOG

170 20 4
                                    

Jaehyun terbangun dari tidurnya saat mendengar suara yang tak lain adalah milik Heejin sedang memanggilnya saat ini. Ia membuka matanya, dan mendapati sang putri yang sudah berada di depannya dengan penampilan rapi.

"Papa, bangun dong!"

Heejin nampak tidak sabar saat sang ayah sangat sulit dibangunkan, seakan Jaehyun masih menikmati mimpi panjangnya yang Heejin sendiri tidak tahu apa.

"Pa, jangan buat Heejin telat. Papa tau kalau hari ini wisuda Heejin, 'kan?" seru Heejin lagi saat Jaehyun telah bangkit dari tidurnya dan kini masih mengamati keadaan sekitar.

Benar. Ia sudah kembali ke dunia yang seharusnya ia pijaki. Jaehyun sudah berada di raga aslinya begitu pula kehidupannya.

Itu berarti ia pun sudah berpisah dengan Miyeon dan tidak akan bertemu dengan perempuan itu lagi.

"Papa."

Sekali lagi Heejin memanggil Jaehyun yang sama sekali belum menjawab rengekannya sejak tadi, dan kini Jaehyun pun menoleh ke arah gadis itu. Mendapati Heejin yang sedang berpenampilan berbeda dari biasanya, memakai kebaya juga jubah pertanda anak itu akan melangsungkan wisuda sebentar lagi.

"Pokoknya Papa jangan sampe telat, dan dandan yang rapi ya, pa. Teman-teman sekolah aku harus liat papa hari ini!" ujar Heejin lagi sebelum meninggalkan kamar Jaehyun. Nampaknya anak itu akan menunggu Jaehyun di luar.

Maka setelahnya Jaehyun kembali bergabung dengan pikirannya sendiri. Kali ini sangat memastikan jika dirinya memang benar-benar kembali.

"Miyeon..." laki-laki itu menyebutkan nama perempuan yang menjadi alasan ia kembali lagi. Begitu pula, ia menyadari keadaan kamar miliknya yang setidaknya terjadi sedikit perubahan dari sebelum ia melakukan perjalanan time travel.

Jaehyun menyipitkan matanya saat melihar figura besar yang terpajang di dinding kamarnya, memperlihatkan foto dirinya bersama Miyeon yang sedang melakuka pre-wedding. Jaehyun masih tidak menyangka, jika ia akan menemukan hal seperti itu. Di susul dengan figura selanjutnya yang mana memajang foto kedua ya lagi, namun ada ibu dari Jaehyun di sana.

Apakah ia mimpi? Melihat Mama yang ikut berfoto dengan Miyeon, adalah sebuah keajaiban yang tak terduga bagi Jaehyun. Bahkan bisa ia lihat senyum tulus Mama dari sini saat perempuan itu merangkul Miyeon yang juga tersenyum hangat di sana.

Bukan mimpi. Tetapi Jaehyun baru menyadari jika, ini adalah salah satu hasil dari apa yang ia lakukan selama ini. Saat ia terjun dalam fantasi lain, mencoba merubah keadaan, dan ini lah hasilnya.

Jaehyun tidak menyangka, jika kedatangannya di masa lalu akan membawa perubahan takdir seperti ini.

"Jaehyun, kamu sudah siap-siap?"

Dan kemuculan Mama dari balik pintu membuat Jaehyun menoleh.

"Mama?" ucap Jaehyun mendapati sang mama yang tenryata berada di rumah ini. Sangat jauh dari dugaan, karena biasanya Mama sangat jarang untuk datang ke mari.

"Cepat siap-siap ya. Heejin udah nunggu loh, jangan lupa juga habis wisuda Heejin kita langsung ke makam Miyeon. Mama udah pesan bunga juga, kamu jangan lama-lama, oke?"

Adalah suatu hal yang perlu Jaehyun syukuri karena setidaknya ia bisa merubah takdir walau tidak sepenuhnya. Pada intinya, semua keadaan berubah di mana Jaehyun tidak pernah bercerai sama sekali dengan Miyeon, dan hubungannya dengan sang mama pun berlangsung baik.

Bisa dipastikan hal itu berhubungan dengan apa yang dilakukan Jaehyun kemarin.

***

Jaehyun masih menatap Heejin yang berbicara mengenai prestasinya pada makan Miyeon di sana. Senyum kecil tercetak pada bibirnya saat melihat putrinya itu begitu bahagia menceritakan pengalamannya yang begitu antusias. Seakan Heejin begitu percaya jika Miyeon sangat bangga dengannya saat ini, walau keduanya tidak bisa bertatapan muka secara langsung.

"Sayang mama gak bisa liat Heejin tadi, tapi gak papa, Heejin yakin, mama pasti bangga, 'kan?"

Heejin mengusap batu nisa ukiran nama Miyeon di sana dengan lembut. "Aku kangen banget sama mama. Aku harap mama di sana bahagia, karena kita semua di sini selalu doain mama. Iya, 'kan, Nek?"

"Tentu." Mama Jaehyun menjawab dengan lirih seraya memeluk Heejin dari samping, ikut mengusap batu nisan milik Miyeon.

"Kamu harus percaya kalau mama bisa jaga Heejin dan Jaehyun, Yeon. Kamu gak usah cemas, mereka akan makan dengan baik, dan mama bakal marahin kalau mereka berantem." Mama ikut menyahuti di sana.

Kemudian tiba lah waktu Jaehyun untuk mengobrol dengan Miyeon, yang mana laki-laki itu meminta waktu berdua saja tanpa Heejin dan Mamanya. Usai kedua perempuan itu menyetujui dan beranjak untuk duluan pergi menunu parkiran, baru lah Jaehyun mendekat, menggantikan posisi duduk yang Heejin tempati barusan.

"Yeon." Jaehyun memanggil nama Miyeon dengan pelan di sana. "Rasanya baru aja tadi malam kita bersama, dan gak terasa aku sudah kembali ke tempat semula aku berada."

Jaehyun kemudian menatap lirih ukiran nama Miyeon sambil mengusapnya berkali-kali.

"Aku gak merasa menyesal karena harus berpisah dengan kamu tadi malam, Yeon. Justru, pertemuan kita sangat aku syukuri karena aku bisa bertemu dengan kamu lagi walau hanya sebentar."

"Memang aku gak bisa merubah takdir untuk membawa kamu kembali, Miyeon. Tapi seenggaknya, kita berdua bisa membuat Heejin bahagia sekarang." Jaehyun berkata lagi, kali ini dengan senyum tulus yang ia harap Miyeon bisa melihatnya saat ini.

Pertemuan keduanya berhasil membawa sebuah kebahagiaan bagi anak mereka. Pertemuan itu menghancurkan konflik yang dulu menjadi awal hancurnya hubungan mereka. Dan kini, Jaehyun akan tetap pada janjinya pada Miyeon untuk menjaga Heejin hingga akhir hayatnya.

"Hanya, tunggu aku menyelesaikan semua di dunia ini. Aku selalu mencintai kamu."

ENDING

My Love From 1999 ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora