6 - Kesadaran

125 22 2
                                    

Miyeon masih bengong sambil menatap pemandangan depan yang mana sedang memperlihatkan anak-anak lanang bermain basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Miyeon masih bengong sambil menatap pemandangan depan yang mana sedang memperlihatkan anak-anak lanang bermain basket. Sebenarnya Miyeon sedang menemani Jaehyun, yang awalnya maksa dia minta ditemanin. Katanya, Jaehyun ingin memperlihatkan skill permainan basketnya, walau umur sudah tidak muda lagi.

Hm, padahal jika dilihat laki-laki itu mulai kewalahan, dan rupanya umur tidak bisa dibohongi ya. Walau dalam bentukan anak SMA, Jaehyun gampang capek. Beda dengan anak-anak lainnya yang begitu bergairah dalam merebut bola oranye itu.

"Capek?"

Jaehyun memutuskan untuk rehat sejenak pun, masih dalam nafas tidak beraturan menghampiri Miyeon yang sedang duduk di bangku panjang depan lapangan.

"Iya, capek banget!"

"Ya udah minum dulu," kata Miyeon sambil memberikan sebotola air mineral pada Jaehyun yang sudah duduk di sampingnya.

"Sulit sih, kamu mau banggain diri ngelawan anak kecil, mah. Tetap aja mereka lebih lincah dan gesit," ujar Miyeon membicarakan mengenai permainan Jaehyun yang lempeng banget.

"Iya, aku ngaku kalah lawan anak kecil. Ya maklum aja, mereka masih muda begitu, belum banyak pikiran kayak aku," jawab Jaehyun.

"Lah, banyak pikiran gimana, sih? Lagian kamu lagi dalam wujud anak remaja Jae, masa stamina masih jompo?" tukas Miyeon yang langsung membuat Jaehyun menoleh.

"Emang dulu pas kamu time travel ke sekolah Heejin, masih kuat olahraga?"

"Masih, dong. Aku bahkan bisa benerin genteng, terus aku jadi supporter paling kencang anak kelas Heejin. Oh ya, kamu inget pas kamu kejar aku sama Sana, 'kan? Tuh, lari aku juga cepat banget!" cerita Miyeon dengan antuasias hingga mengundang senyum lebar dari Jaehyun.

"Kamu menikmati waktu banget pas bareng Heejin kemarin ya?"

Miyeon mengangguk, tidak lupa dengan senyum harunya saat mengingat masa ia menjadi teman Heejin, membantu Heejin untuk tetap bertahan saat itu.

"Mungkin itu waktu yang paling berharga buat aku, Jae. Ketemu sama anak aku lagi, dan bisa jadi teman Heejin." Miyeon berkata dengan lirih, lalu kembali menghadap Jaehyun.

"Dia baik-baik aja, 'kan? Aku kangen banget sama Heejin."

Ingin sekali rasnaya Miyeon melihat Heejin saat ini. Ia ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh anaknya, apakah makan denhan baik, dan memiliki teman yang baik, atau apapun itu, Miyeon ingin tahu bagaimana keadaan Heejin yang ia harap baik-baik saja.

My Love From 1999 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang