9 - Melawan Takdir

115 19 2
                                    

Miyeon masih berpikir mengenai tujuan Jaehyun yang sampai saat ini terasa abu-abu untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Miyeon masih berpikir mengenai tujuan Jaehyun yang sampai saat ini terasa abu-abu untuknya. Seakan Jaehyun sedang menyembunyikan sesuatu dari Miyeon mengenai kedatangannya di duani paralel ini, sebut saja begitu. Karena saat Miyeon bertanya pun, Jaehyun pun terkesan menghindar dan berlaki seolah-olah dunia yang sedang mereka tempati ini akan berlangsung selamanya, bahkan Jaehyun tidak pernah sama sekali membahas mengenai sampai kapan ia berada di sini. Well, hal itu perlu ditanyakan karena Miyeon masih merasa jika pertemuan mereka ini pun terasa salah. Ya, salah karena harusnya mereka sudah berbeda dunia.

Kini Miyeon sedang berbaring di ranjangnya dengan pikiran yang masih tertuju dengan hal yang sama. Hari ini adalah hari libur, di mana Miyeon pun tidak perlu untuk sekolah. Harusnya ia ada janji dengan Jaehyun untuk jalan-jalan sih, tapi karena Miyeon malas dan akan bertingkah seolah lupa atau ketiduran saja besok sebagai alasan. Semoga saja Jaehyun tidak nekat menjemputnya atau malah menyosor masuk ke rumahnya—

"ASTAGA!"

Jantung Miyeon hampir copot mendapati sosok manusia yang mendadak muncul dari jendela kamarnya. Sedang asyik-astik rebahan, tiba-tiba dikagetkan dengan datangnya orang yang menyelinap masuk ke dalam kamar melalui jendela. Gimana gak kaget? Miyeon sampi terloncat dari ranjangnya sendiri.

"Jaehyun! Kamu ngapain ke sini!" seru Miyeon tidak memerlukan waktu lama untuk mengenal laki-laki tersangka penyelinap kamarnya itu.

Jaehyun belum menjawab karena masih kesulitan untuk masuk jendela Miyeon yang terhalang oleh dua sekat besi. Mungkin jika Jaehyun tidak pandai memposisikan tubuhnya, ia tidak akan berhasil masuk. Namun, karena ia adalah laki-laki banyak akal dan modal nekat pada akhirnya Jaehyun berhasil masuk melewati jendela keramat milik Miyeon itu.

Miyeon masih memandang Jaehyun dengan tatapan kaget bercampur tidak menyangka akan kedatangan Jaehyun yang sangat nekat ini.

"Kamu, ngapain sih? Harus datang dengan cara kayak gini?" decak Miyeon tidak habis pikir.

Jaehyun mendengar decakan Miyeon sedikit meringis merasa bersalah. "Tadi aku sempat ketuk pintu rumah kamu, tapi karena gak ada yang buka jadi aku pilih opsi lain," jawabnya.

"Ya tapi gak gini juga, Jaehyun. Ya ampun!" Miyeon masih kesal tentu saja, anggap saja perbuatan Jaehyun ini terlalu kekanakan bagi usia yang harusnya sudah diinjaki oleh Jaehyun sendiri.

"Kamu marah, Yeon?" tanya Jaehyun melihat sikap Miyeon saat ini.

"Ya menurut kamu? Kamu itu kelewatan tau gak?" desis Miyeon malah semakin emosi saat Jaehyun mempertanyakan hal itu.

"Yeon, tapi aku cuma—"

"Gak cuma itu, Jaehyun. Perbuatan kamu juga kemarin harusnya gak terjadi. Harusnya kamu gak lakuin itu!" Entah mengapa Miyeon malah membawa perihal kemarin yang memang sudah menjadi pikirannya sejak kemarin. Miyeon merasa menyesal juga merasa bersalah karena harus menuruti ego Jaehyun di samping mementingkan keadaan mereka yang sebenarnya.

My Love From 1999 ✔️Where stories live. Discover now