35.IMAM PILIHAN APPA

3K 186 2
                                    

Mereka hadir di tengah tengah kita, saya senang karena kamu sudah memberikan kebahagiaan terindah dan berharga bagi saya

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.
Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

35.IMAM PILIHAN APPA

Aina mengerjapkan mata nya berkali kali, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam mata nya.

Umma Hani yang melihat anak nya sudah bangun pun merasa lega sekaligus bahagia.

"Sayang, kamu udah bangun"

Aina menoleh kesana kemari "Aina dimana Umma?" Tanya Aina

Umma Hani tersenyum "Kamu di rumah sakit sayang. Kamu makan udang kan? Udah berapa kali Umma bilang jangan makan udang, ini kamu malah tetep makan, jadinya gini" Omel Umma Hani

Aina tersenyum lemas "Iya Umma maaf ya, Aina keras kepala"

"Tidak apa sayang, yang penting kamu sekarang istirahat dan mulai sekarang jaga pola makan ya"

Aina hanya mengangguk. Setelah itu pintu kembali terbuka menampakkan Akhtar yang sudah berada di ambang pintu dengan senyum yang merekah.

Aina bingung dengan sikap suami nya.

"Kenapa senyum senyum si mas" Ucap Aina

Akhtar melangkah mendekati Aina, lalu duduk di kursi tepi ranjang. Di genggamnya tangan Aina, lalu dia mengecup nya beberapa kali.

"Kenapa si?" Tanya Aina lagi

"Makasih ya" Ucap Akhtar dengan senyum yang masih mengembang

Kening Aina berkerut "For what?"

"Untuk hadiah yang kamu berikan untuk Mas" Balas Akhtar

Aina semakin bingung "Hadiah apa sih? Perasaan aku baru aja bangun dari pingsan, mana sempet aku beli hadiah" Polos nya

Umma Hani hanya menggelengkan kepala nya. Putri nya itu memang tidak peka terhadap apapun. Umma Hani memilih untuk pergi lebih dulu, dan membiarkan pasutri itu berduaan.

"Nak Akhtar, Aina. Umma pergi dulu ya, kasihan Azhar di tinggal terlalu lama. Nanti malem Umma ke rumah kalian buat anterin Azhar, InsyaAllah bareng Abi dan Umi kalian juga nanti" Ucap Umma Hani pada putri dan menantunya

Akhtar menoleh kalau mengangguk "Iya Umma, mau Akhtar antar?" Tawar nya

Umma Hani menggeleng cepat "Tidak tidak, Umma sudah pesan gojek"

Akhtar mengangguk "Yasudah Ma, hati hati"

"Hati hati Umma " Sahut Aina

Imam Pilihan Appa Kde žijí příběhy. Začni objevovat