BAB 59 : MINTA MAAF

1.5K 39 0
                                    

Dering ponsel menjadi alarm bagi Rachel pagi ini. Wanita berambut panjang itu tersentak kaget, melenguh malas sembari menggeliatkan tubuhnya ke segala sisi. Terpaksa, ia membuka matanya yang berat seperti dirundung bandul dengan perlahan. Gagal. Kelopaknya seolah ditempeli lem, begitu sulit dibuka walau dipaksa berulang kali.

Rachel mencebik kesal. Siapa gerangan yang meneleponnya subuh-subuh begini? Seluruh badannya letih. Wajahnya kuyu dan kepalanya pening. Ia butuh waktu istirahat tambahan.

Semalam, gara-gara Argan tak mau absen menyerangnya, mereka jadi bertarung tiada henti di ranjang sampai ketiduran.

Dan benar saja. Ujung-ujungnya juga tak jadi makan malam hingga kini tubuhnya tak mau diajak berkompromi karena lelah sekaligus lapar. Tanggung jawab, Argan!

Benda pipih itu terus berdering, namun Rachel masih berusaha mengumpulkan dirinya. Ketika hendak bangkit, ia merasa ada tangan yang melilit pinggangnya. Ah, ternyata suaminya tak terusik sama sekali dengan panggilan itu. Dasar tukang molor!

Berbekal kesadarannya yang masih lemah, Rachel lantas meraih ponselnya susah payah.

Ck, mengganggu sekali menelepon orang subuh-subuh.

"Halo?"

"Halo, Ra? Lo baru bangun?"

Sesaat, Rachel melirik layar ponselnya. Oh, bang Rio. "Iya, kenapa? Ganggu aja lo subuh-subuh."

"Subuh apanya? Setengah 8 lo bilang subuh?"

"HAH?!"

Bagai disambar geledek, mata Rachel terbelalak sempurna. Tenaganya auto full seiring tubuhnya yang mendadak bangkit dari tempat tidur.

Setengah 8?

Apanya yang masih subuh?! Mau zuhur kali, Ra!

"Kenapa, Ra?" tanya Argan yang ikut tersentak akibat jeritan Rachel. Suaranya serak, matanya belum terbuka dan alih-alih merasa terganggu, ia malah menarik Rachel agar berbaring kembali. Dasar!

"Bangun, Ar. Udah setengah 8. Kamu ga kerja?"

"Bentar---"

"Udah telat, Argan. Cepetan."

"Ra, please temuin gue di teras rumah lo sekarang. Gue udah nunggu dari jam 7 di sini."

"Ga sempet, Bang. Gue telat bangun, mau nyiapin makan Argan dulu."

"Bentar doang. Ga sampe 10 menit. Gue mau minta maaf sama lo dan Argan."

"Ck, nanti aja. Gue---"

"Siapa, Ra?" Argan terpaksa membuka netranya kala Rachel terus mengguncang-guncangkan tubuhnya. Dengan ogah-ogahan, ia duduk di depan Rachel dan mengamati wajahnya yang diliputi kepanikan.

"Bang Rio. Dia di depan tapi aku ga bisa nemuin karena mau nyiapin makan kamu."

"Please, Ra. Gue jauh-jauh ke sini dan lo ga mau nemuin gue? Tega lo."

"Tapi Argan udah telat, Bang. Nanti aja, deh."

"Aku ga apa-apa, Ra. Ayo temuin bang Rio."

Rachel bergeming di tempat saat Argan menarik tangannya berdiri. "Tapi kamu---"

"Aku ga apa-apa telat hari ini. Meeting-nya jam 10. Ayo."

Huft.

Runtuh sudah penolakan Rachel ketika Argan tiba-tiba menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi. Laki-laki itu mengambil alih ponsel dari tangan Rachel dan menempelkannya di telinga.

BETWEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang