"ADAKALANYA TAKDIR
TAK SESUAI DENGAN
APA YANG KITA
HARAPKAN NAMUN ITU
DAPAT MELATIH DIRI KITA
UNTUK SELALU IKHLAS MENERIMANYA"-Muhammad Dafan Al-Kahfi-
•
•
•Akhirnya makan malam yang direncanakan ustadz Dafan pun tiba.
Ketika ia datang semua orang sudah lengkap termasuk Hana dan juga kedua orang tuanya.
Kedatangan ustadz Dafan membuat kedua orang tua Hana kagum akan parasnya yang begitu tampan, mereka selama ini hanya mendengar gambarannya dari Hana dan juga orang tuanya ustadz Dafan tapi sekarang mereka percaya bahwa gambaran yang diceritakan kepada mereka sama persis dengan yang mereka lihat saat ini.
"Masyaallah, ini anak kamu?" tanya ibunya Hana pada Umi ustadz Dafan.
"Iya, gimana sama kan seperti yang kami ceritakan"
"Sama persis, pantas saja Hana selalu memuji dia dihadapan kami berdua ternyata orang nya setampan ini" ujar ibu Hana membuat Umi ustadz Dafan terkekeh.
Lain halnya dengan Hana ia justru tak berani menatap wajah ustadz Dafan, pikirannya hanya tertuju pada perkataan ustadz Dafan yang ia dengar sebelumnya bahwa ia sama sekali tak mencintainya.
"Harusnya dulu aku tak menerima perjodohan ini, bagaimana sekarang aku tak tahu cara menghentikannya" batin Hana.
"Mari langsung saja apa yang ingin Dafan katakan kepada kami semua" tanya Abi ustadz Dafan karena sudah merasa penasaran.
"Sebelumnya saya minta maaf karena terlalu lama memikirkan jawaban saya untuk perjodohan ini"
"Jadi malam ini dengan mengucapkan Bismillah, jika memang perjodohannya ini adalah yang terbaik untuk kami berdua saya menerimanya" ucap ustadz Dafan membuat mereka semua tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah" sahut kedua orang tua Hana.
Umi ustadz Dafan heran dengan keputusan yang diambil oleh anaknya, bukankah ia bersikeras untuk membatalkan perjodohan ini namun mengapa sekarang tiba-tiba saja ia menyetujuinya.
"Ternyata ustadz Dafan benar-benar menepati janjinya pada Halza" batin Hana tak percaya akan keputusan yang diambil ustadz Dafan.
"Jika kedua pihak telah setuju kita langsung saja menentukan tanggal pernikahannya malam ini" usul ibu Hana terlihat sangat antusias.
"Tapi apakah tidak terlalu cepat" sahut Umi ustadz Dafan.
"Bukannya lebih cepat lebih baik" ujar Abi ustadz Dafan pada sang istri.
Sedangkan kedua orang yang dijodohkan hanya diam saja tanpa berniat mencampuri pembicaraan.
"Sekarang saya telah menepati janji saya pada anda Halza, apakah saat mendengar tentang ini kelak dia akan merasa bahagia?" pikir ustadz Dafan dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM
Teen FictionCinta yang ditemukan di rumahnya Allah? Cinta yang muncul bukan karena rupa namun karena lantunan ayat suci yang terdengar Halza Zafira Shaqeela seorang wanita yang berbeda karena ia jatuh cinta pada seorang laki-laki bukan karena rupa melainkan kar...