26-Keputusan

36K 2.8K 36
                                    

Follow Instagram nya mereka yuk...

@m_dfnkhfi ➞ Ustadz Dafan
@zaa_qeela ➞ Halza
@mahenglng_ ➞ Gilang
@okeeee2598 ➞ Hana
@ice_creamyyy29 ➞ Author

@m_dfnkhfi ➞ Ustadz Dafan@zaa_qeela ➞ Halza @mahenglng_ ➞ Gilang @okeeee2598 ➞ Hana @ice_creamyyy29 ➞ Author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CINTA ITU MEMBUAT KU BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN SEBESAR INI"

-Gilang Mahendra-



Sebelum Gilang menuju ke apartemen ia menyempatkan diri untuk mampir ke gereja, mencurahkan isi hatinya pada sang pencipta.

"Tuhan, apa keputusan yang ku ambil ini sudah benar"

"Jika aku meninggalkan mu hari ini kau akan memaafkan ku bukan?"

Sebutir air mata keluar dari kelopak matanya tanda ia masih bimbang akan keputusan yang  dia ambil sekarang, namun tekadnya yang tulus membuatnya memang harus yakin.

"Tapi aku rasa ini memang sudah benar" ujarnya sambil menyeka kasar air mata yang sedari tadi tak bisa dibendung.

Ia keluar dari gereja dengan langkah tegar, menyeret koper besar yang sedari tadi ia bawa tanpa sadar menabrak seseorang.

Bruk...

"Maaf pak, saya tidak sengaja" ucapnya pada seorang pria paruh baya.

Sorban yang melilit di kepalanya membuat Gilang yakin bahwa dia seorang pemuka agama.

"Tidak apa-apa nak, kamu habis dari gereja itu"

"Iya pak benar"

"Tapi kenapa sepertinya kamu terlihat tidak senang?"

"Saya sudah memutuskan sesuatu tetapi masih tidak yakin"

"Maka kamu harus yakin pada keputusan itu agar tidak menyesal dikemudian hari" saran beliau.

"Maaf sebelumnya pak, boleh saya bertanya sesuatu?"

"Tentu saja"

"Bolehkah kita memutuskan untuk mualaf karena seorang yang kita cintai"

"Sebenarnya boleh, tetapi banyak kejadian yang saya ketahui jika seseorang memutuskan mualaf hanya demi pasangan dia cenderung tidak ikhlas dan masih fokus pada agama yang sebelumnya dia anut"

"Maka dari itu cintai lah Tuhannya terlebih dahulu baru hambanya" jelas beliau membuat Gilang mengangguk tanda mengerti.

"Terima kasih untuk penjelasannya pak, saya permisi dulu, sekali lagi mohon maaf untuk yang tadi" pamit Gilang.

"Sama-sama" jawab beliau dengan senyuman.

Lalu mereka berdua pergi berlainan arah tanpa sadar dari jauh ada seorang gadis yang memperlihatkan percakapan mereka.

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang