20-Batal

34.7K 3.2K 97
                                    

Bismillah tarik nafas dulu sebelum bacanya takut nyesek😌

"KETIKA KALIAN BERADA DIPOSISI KU SEKARANG MUNGKIN KALIAN JUGA AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA TAPI TENTU SAJA TIDAK MUDAH UNTUK MELAWAN EGO SENDIRI"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KETIKA KALIAN BERADA DIPOSISI KU SEKARANG MUNGKIN KALIAN JUGA AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA TAPI TENTU SAJA TIDAK MUDAH UNTUK MELAWAN EGO SENDIRI"

"TERKADANG KITA HARUS MENGALAH PADA SESUATU YANG TAK DAPAT KITA MILIKI BUKANNYA MERAMPAS KEBAHAGIAAN ORANG LAIN"

"AKU TAK SEJAHAT ITU HINGGA MEMISAHKAN DUA ORANG YANG SALING MENCINTAI"

-Hana Almaira-



Setelah beberapa hari mempersiapkan segalanya, hari ini adalah hari dimana ustadz Dafan dan Hana akan mengikat janji suci pernikahan bertepatan dengan hari lahir ustadz Dafan yang memang sudah direncanakan sebelumnya.

Di kamarnya Hana masih termenung bahkan belum memakai apapun padahal sebentar lagi ustadz Dafan dan keluarganya akan segera datang.

Wajahnya indah dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal namun dibalik itu semua ada sesak di dadanya yang begitu dalam.

"Assalamualaikum Hana" salam Halza dari luar.

"Waalaikkumsalam, masuk aja" sahut Hana mengizinkan.

Betapa terkejutnya Halza melihat sahabatnya sendiri belum mengenakan gaun pernikahan nya.

"Kamu kok belum pake gaunnya sebentar lagi rombongan ustadz Dafan akan datang "

"Sebentar lagi akan aku pakai kok" jawab Hana.

"Apa mau aku bantu?" tanya Halza melihat gaun yang akan dipakai Hana terlihat sulit jika dikenakan sendiri.

"Tidak perlu lebih baik kamu ke depan ikut menyambut rombongan ustadz Dafan" tolak Hana agar Halza segera keluar dari kamarnya.

"Baiklah, habis ini langsung dipakai" perintah Halza ada Hana.

"Iya" jawab Hana.

Jika kalian bertanya dimana MUA yang sering membantu pengantin bersiap-siap, mereka sudah di persilahkan pergi oleh Hana padahal tugas mereka belum selesai, namun ada alasan dibalik itu semua.

"Gaun ini bukan untukku Halza melainkan untukmu itu sebabnya aku tak akan bisa mengenakannya" batin Hana sambil menatap gaun pernikahan yang diberikan keluarga ustadz Dafan padanya.

***

Diluar rombongan ustadz Dafan telah tiba, keluarga Hana menyambut mereka dengan wajah bahagia mengingat hari ini putri mereka akan diserahkan pada laki-laki yang menurut mereka terbaik untuk menjadi suami serta imam bagi putri mereka kelak.

Namun berbeda dengan ustadz Dafan, sepertinya kebahagiaan yang ada di wajahnya sekarang hanyalah kebahagiaan palsu untuk menutupi sejuta luka yang ada dihatinya saat ini.

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang