.....SELAMAT MEMBACA.....
Xavier melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata setelah mendapatkan panggilan Telpon dari Bian, entah apa yang terjadi kepada saudara kembarnya itu. Namun, mendengar suara Bian yang tidak seperti biasanya serta perasaannya yang tidak enak. Xavier pun langsung bergegas pergi.
Sesekali pria itu melirik ponselnya, melihat lokasi dimana Bian berada.
Mobilnya mulai memasuki bangunan terbengkalai, aroma amis darah bisa pria itu cium. Xavier menutup mata dan kembali membuka mata, manik mata merah darahnya terlihat semakin jelas.
Xavier memasuki bangunan itu dan menyusuri tiap ruangan, tidak ada orang! Sampai pria itu mendengar suara jeritan di salah-satu rungan yang berada di paling ujung.
Xavier membuka pintu dengan santai, semua pistol terarah kepadanya. Xavier menyeringai. "Hal menyenangkan apa lagi ini?" Ucapnya bersuara.
Bisa Xavier lihat, Bian yang tengah berlumuran darah yang di ikat di sebuah kursi. Dengan beberapa orang yang juga mengarahkan pistol, hanya nenunggu aba-aba dari dalang di balik ini semua. Maka peluru itu siap menembus kepala kembarannya.
Bian yang melihat keberadaan kembarannya pun menyeringai. "Shhh... Lo hampir terlambat. Bisa-bisa adik lo ini udah jadi mayat." Xavier melangkahkan kakinya sampai di hadapan kembarannya, begitu juga dengan arah pistol yang mengikutinya.
"Kau mempermalukanku!" Ucapnya. Bian mendecih. "Selain curang, mereka juga keroyokan. Toh gue juga manusia biasa." Jawab Bian yang tidak mau di salahkan.
Xavier berbalik. Matanya menatap beberapa belas pria di sekitarnya. "Heh, pengecut. Aku tahu tidak ada dalang yang sebenarnya, di antara kalian."
"Hahaha.. ternyata kau tidak sebodoh itu. Bagaimana? Bukankah karyaku sangat indah di tubuhnya?"
"Ck, dengarlah. seorang pengecut sedang berbicara," Ejek nya
"Sialan, atas dasar apa kau berbicara seperti itu! Dasar perebut. SERANG PRIA ITU!!."
Xavier melirik Bian. "Kau masih bisa menahan rasa sakit, kan?" Tanya nya dan diangguki Bian.
Dor
Dor
Dor
"HaHa tontonan yang sangat menarik, habisi bajingan itu."
Xavier menghindari peluru yang sudah di lepaskan. Lalu pria itu mendorong Bian hingga tersungkur, ketika ada celah pria itu memberikan belatinya agar Bian memutuskan ikatannya.
Buk
Dor
Xavier memukul tangan salah-satu penjahat, ketika pistol itu terlempar dengan secepat kilat pria itu mengambilnya.
Dor
Dor
Kini posisi dua saudara itu di tengah dikelilingi beberapa musuh. Bian yang sudah terlepas dari ikatannya, ikut melawan dengan belati kesayangan kakaknya.
"Kau siap?" Tanya Xavier. Bian mengangguk "Mari kita bersenang-senang." Ucapnya seraya berlari menuju musuhnya dan menghajarnya dengan brutal.
Jlebb
Shhht..
Dor
Buk
Ctar
Arghh..
Manik matanya kian memerah. "HAHA Bukankah ini menyenangkan Bian?" racaunya. Tangannya sudah di lumuri darah, bahkan ruangan itu sudah penuh dengan genangan darah. Kemeja putihnya sudah berubah warna.
"Apa sudah berakhir? Secepat ini? Bian bodoh. Bagaimana bisa kau kalah melawan bajingan lemah ini."
Kini para mayat berserakan. nyatanya pria bernama Xavier itu masih belum puas, pria itu masih asik menancapkan dan memutar belati yang sudah ia ambil dari Bian keperut lawannya yang telah mati.
"Bian, kau mau mencobanya?" tawarnya, Bian melirik jijik. "Aku baru sadar bahwa kau adalah XAVIER DYNITH." ucap Bian yang baru sadar tatkala melihat manik mata kembarannya dan cara bicaranya yang tidak menggunakan lo-gue.
"Cih, dasar bodoh." Ucap seseorang di balik kejadian itu.
"Jangan terlalu berbangga diri. kejutan akan segera datang lagi!"
"Aku akan menunggu itu!" Ucap Xavier seraya tersenyum miring.
_B E R S A M B U N G_
I think you'd like this chapter!!
15-NOVEMBER-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ZORA
FantasySejak kecil, Zora tidak pernah percaya dengan sesuatu yang di sebut takdir. Hingga suatu hari, Gadis itu mengalami Suatu peristiwa yang sangat sulit di terima oleh akal sehatnya. Sejak itu pula, Zora percaya dengan sesuatu yang di sebut takdir itu...