JADI BEGINI YA RASANYA?

41 2 0
                                    

Sudah pukul tujuh malam.

Seharian ini, mataku hanya terpaku pada layar laptop yang penuh dengan tulisan. Ah, sejak kemarin sebetulnya. Dengan tubuh yang sesekali menempel pada sandaran kursi, sesekali menjauh untuk lebih dekat dengan layar, aku menahan dingin yang menusuk masuk ke dalam hidung. Tidak ada hujan seharian ini, hanya ada panas gersang yang kuumpat berkali-kali karena membuat panas laptop jadulku yang tidak memiliki pendingin ini. Juga membuat tubuhku yang sejak awal sudah panas menjadi semakin panas.

Tenggorokanku sakit sejak beberapa hari yang lalu. Sampai ada kalanya sepanjang perjalanan di busway menuju kantor aku terus-terusan meneguk ludah karena kering tenggorokan yang menyiksa.

Berbagai jenis obat sudah kukonsumsi demi kelancaran pekerjaanku selama dua minggu ke depan.

Jenuh dan muak dengan tampilan di layar, aku melirik ponsel yang tergeletak di atas meja di sebelahku.

Kuraih, lalu kutekan ikon aplikasi Whatsapp di sana. Kutekan lagi ikon pena di bagian bawah yang lalu menampilkan halaman kosong berwarna abu-abu. Tepat, sesuai warna yang kuinginkan.

Aku menulis, kembali secara terbuka membagikan ceritaku agar orang-orang yang berada dalam ruang lingkup pembaca statusku melihatnya.

Tak lama tertulis, "status sent."

Aku tak lantas beranjak dari aplikasi itu dan kembali berkutat pada layar laptop. Jari-jariku yang kugigit pelan sejak status itu lepas bebas, mengarah pada ikon lingkaran pada profilku, lalu dengan segera menekan hapus.

Setelah beberapa pesan yang sejak tadi pagi hanya sebatas kubaca dan kuanggurkan, aku kembali pada niatan untuk mengurung diri sementara.

Hatiku yang sejak kemarin-kemarin berbisik bahwa aku sedang jauh, memintaku untuk tidak mengais belas kasihan di ruang publik tempat aku mungkin akan kembali merasa fana. Yang bertanya, yang bereaksi, rasanya semua palsu.

Segelas minuman jahe kembali kuteguk.

Kamu sekarang ada di atas, mudah untuk melihat perubahan di sekitarmu.

Mudah untuk melihat semua yang palsu.

Mudah untuk menyimpan semuanya sendiri.

Aku tersenyum kecut.

Jadi begini ya rasanya jadi dewasa?

BERTAMU DI RUANG PILUWhere stories live. Discover now